SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Jumat, 16 April 2010

L's Diary: Eps. 68- Fajar di Kota Fortree

wooper gifEpisode 68: Fajar di Kota Fortree


Fajar segera menyingsing di kota Fortree. Sebuah awal yang baru untuk kota yang baru saja sembuh dari sakitnya. Perlahan warga kota Fortree mulai kembali ke rumah masing-masing setelah mendengar kabar kekalahan ninja desa Rumput. Mereka datang dengan penuh sukacita.

”Terima kasih atas pertolonganmu, L,” ujar Fadli mengantarkan kepergian kami di depan rumah pohonnya. Pagi ini aku dan Flame memang akan meninggalkan kota Fortree. Flame sudah siuman dan sudah kembali sehat berkat perawatan Winona, dan itu berarti kami harus segera kembali ke markas untuk mengabarkan misi kami di gunung Kanon.

”Sama-sama, Fadli,” jawabku. ”Aku pun berterima kasih pada kalian karena kalian telah menolong Flame. Bisa dibilang kita impas.”

”Tapi yang kau lakukan lebih berarti, kau menyelamatkan kota ini,” sahut Fadli. Dia lalu merogoh saku celananya, mengeluarkan sebuah benda kecil dari dalamnya, dan mengulurkan benda tersebut kepadaku. ”Aku ingin kau memiliki lencana ini.”

”Lencana?” aku terkejut. ”Ini lencana apa?”



“Ini adalah lencana gym kota ini, lencana bulu,” terang Fadli.

“Lencana bulu?” aku mengamati lencana berbentuk bulu itu. “Tapi aku tak bisa menerimanya begitu saja. Lagipula aku kan belum bertarung dalam pertarungan gym di kota ini.”

”Bagi kami sudah,” tiba-tiba Winona muncul dengan mengendarai seekor Skarmory, Pokemon burung bertubuh besi yang sepertinya pernah aku lihat sebelumnya. ”Kau telah membuktikan kalau kau memang benar-benar pelatih Pokemon sejati. Pembelaanmu terhadap kota ini, yang bahkan bukan kota tempat tinggalmu, begitu besar. Aku dan Fadli mengangkatmu sebagai warga kehormatan kota ini. Kau akan selalu disambut hangat di kota ini. Karena itulah, kami mohon kau agar mau menerima kenang-kenangan dari kami ini.”

”Sebenarnya kalian ini siapa sih?” tanyaku heran. Tentu saja aku heran, bisa-bisanya mereka memberikan lencana bulu kota Fortree begitu saja.

Fadli dan Winona tersenyum. Fadli kemudian menjawab, ”Kami berdua adalah gym leader kota ini.Karena itulah kami berhak menentukan siapa yang pantas menerima lencana bulu.”

”Kalian berdua adalah gym leader? Bagaimana bisa?” tanyaku tak percaya.

”Tentu bisa,” jawab Fadli lagi. ”Sepeninggal gym leader sebelum kami, kami berdua mendaftar untuk menjadi gym leader kota ini. Namun kami sama-sama kuat sehingga dewan liga memutuskan untuk memilih kami berdua.”

”Kami saling berbagi tugas,” sambung Winona. ”Terkadang aku yang melayani pertarungan gym, terkadang juga Fadli. Namun karena Fadli sering berpetualang, maka gym ini lebih sering dipegang olehku.”

”Ya, dan aku kembali dari perjalananku begitu mendengar desa ini akan diserang. Kami berdua harus bahu-membahu bekerja sama melindungi kota ini bagaimanapun caranya,” lanjut Fadli. ”Meskipun begitu, aku berencana menyerahkan urusan gym kepada Winona sepenuhnya. Setelah ini aku akan berpetualang ke wilayah Kanto, dan itu akan memakan waktu lama sehingga tak mungkin bagiku untuk mengurus gym. Kudengar disana banyak Pokemon tipe terbang yang belum pernah aku lihat sebelumnya.”

”Kau benar, disana kau akan menemukan Pokemon tipe terbang yang tidak bisa ditemukan di Hoenn,” tiba-tiba terdengar suara wanita. Rupanya Flame keluar dari dalam rumah pohon.

”Flame, kau sudah siap untuk pergi?” tanyaku menyadari kehadirannya.

”Sudah cukup sehatkah?” tanya Fadli.

Flame mengangguk. ”Ya, nona Winona telah merawatku dengan baik.”

”L, kau harus menjaganya dengan baik. Jangan sampai pacarmu ini terluka akibat ulah Pokemon lagi,” goda Winona.



”Pacar?” Flame terkejut. ”L bukan pacarku, dan aku bukan pacarnya. Kami ini Cuma teman biasa. Bukan begitu L?”

Aku mengangguk. ”Ya, kita memang hanya teman,” jawabku. Aku kemudian menoleh ke arah Winona dan Fadli. ”Kami ini hanya teman biasa, tapi kalau kalian berdua... aku yakin kalian adalah pasangan yang sangat serasi.”

”Jangan bercanda L,” sahut Fadli cepat. ”Aku dan Winona hanya teman kerja saja, mungkin seperti kau dan Flame. Lagipula Winona sudah punya kekasih kok.”

”Oh, ya? Siapa?” tanya Flame ingin tahu.

”Hei, jangan ngarang kamu Fadli!” Winona tampak kesal. ”Aku ini jomblo lho..”

“Halah....jangan bohong deh,” tukas Fadli. “Lalu hubunganmu dengan si Wallace itu apa sebenarnya?”

Tiba-tiba pipi Winona merona merah mendengar nama yang disebutkan oleh Fadli. ”Uhm...uhm... dia itu, dia itu cuma teman sesama gym leader... tidak lebih,” sangkalnya. “Jangan ngawur ya! Jangan sembarangan bicara ya kamu...”

“Sudah, sudah...” ujarku mencoba melerai. “Tak perlu diributkan masalah seperti itu.”

”Ya, yang penting kota ini sudah kembali seperti sedia kala,” sahut Fadli sambil tersenyum. Senyumnya menyiratkan sebuah kebahagiaan. ”Oh, ya.... L dan Flame, sebenarnya kalian ini berasal darimana dan mau kemana sih?”

”Aku berasal dari kota Cinnabar di Kanto dan saat ini sedang berwisata mengunjungi Hoenn. L adalah temanku dan menjadi pemanduku untuk berkeliling ke kota-kota besar di Hoenn,” jawab Flame. Aku tahu kalau itu bohong, dan memang kami harus berbohong untuk menyembunyikan identitas kami yang sebenarnya. ”Setelah ini kami akan pergi ke zona safari di kota Lilycove.”

”Begitu ya... kalau begitu hati-hati di jalan ya?”

Aku dan Flame mengangguk dan kemudian mulai meninggalkan kota Fortree.

Setelah keluar dari kota Fortree, aku dan Flame menyusuri jalan kembali ke tempat helikopter menunggu. Padang ilalang yang menghalangi jalan kami waktu itu kini telah habis terbakar menyisakan abu yang menghitam. Ternyata padang ilalang ini memang tidak tertolong.

”Kemana saja kalian ini?” tanya Badut dengan wajah kesal saat kami tiba di helikopter. Tampak Sandslash duduk di sampingnya. ”Aku sudah menunggu cukup lama disini. Sekarang lebih baik kalian cepat naik dan kita segera pergi dari sini. Aku sudah capek dan ingin segera kembali ke kabinku.”

Aku dan Flame tersenyum. Kami kemudian menaiki helikopter dan terbang kembali menuju ke Continent Magmarine yang sudah menunggu kami di pantai utara kota Fallarbor.



Sementara itu tanpa sepengetahuan kami, di Kota Fortree


“Win, kamu kenapa?” tanya Fadli heran melihat Winona tengah melamun di depan gym.

”Ah, tidak. Hanya saja ada yang mengganggu pikiranku,” jawab Winona.

”Mengganggu pikiranmu? Apa itu?”

”Pakaian, pakaian yang dipakai oleh dua orang itu, L dan Flame,” jawab Winona lagi.

”Memangnya ada apa dengan pakaian mereka?” tanya Fadli makin penasaran.

”Sepertinya pakaian mereka tidak asing.... sepertinya pakaian mereka pernah kulihat...”

”Oh, ya? Dimana?”

Winona menggeleng. ”Entahlah, aku tak ingat.”



Bab X: Krisis Kota Fortree

Selesai....


Keterangan alih bahasa:

Potong - Cut

Sayatan - Slash

Serangan Sayap - Wing Attack

Tim Ganda - Double Team

Pukulan beruntun - Fury Swipes

Serangan pembuat lumpuh - Faint Attack

Bayangan penyelinap - Shadow Sneak

Cakar bayangan - Shadow Claw

Pembaca pikiran - Mind Reader

Gigitan serangga - Bug Bite

Bola bayangan - Shadow Ball

Tiruan pengganti - Substitute

Menghisap darah - Leech Life

Ketangkasan - Agility

Perubahan warna - Color Change

Peningkatan kecepatan - Speed Boost

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...