SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Jumat, 01 Oktober 2010

L's Diary: Eps.145 - Keributan di Depan Terowongan

wooper gifEpisode 145: Keributan di Depan Terowongan

Aku keluar dari dalam rumahku dengan mengenakan pakaian kiriman orang misterius berinisial L.S. Setelah aku mencoba pakaian tersebut, ternyata pakaian tersebut sangat pas di badanku. Kainnya terasa nyaman dan terlihat keren saat aku bercermin. Akhirnya kutetapkan bahwa pakaian ini yang akan aku pakai dalam perjalanan mencari Groudon.
”Baiklah Sandslash, mulai hari ini kita akan kembali berpetualang untuk mencari Groudon,” kataku pada Sandslash yang berdiri di sampingku. Sandslash yang mendengarnya hanya mengangguk-angguk. Sepertinya dia suka berada di alam luar yang bebas.
Hari ini aku akan pergi ke rumah pelaut Briney di selatan hutan Petalburg sebagaimana pesan yang dikirimkan profesor Hurr. Jalan yang cepat untuk bisa pergi kesana adalah melalui kota Rustboro. Tapi sejak aku punya Tropius dan lencana gym Fortree bersamaku, aku bisa terbang kesana kapan saja aku mau. Baiklah, aku akan mengeluarkan Tropius sekarang.
Aku baru saja mengeluarkan Nest Ball Tropius saat tiba-tiba kusadari ada keributan di utara kota. Beberapa orang tampak berjalan ke arah tersebut. Karena penasaran dengan apa yang terjadi, aku pun mendatangi tempat tersebut. Rupanya keributan tersebut terjadi di depan terowongan Rusturf. Terowongan Rusturf adalah terowongan yang menghubungkan kota Verdanturf dengan kota Rustboro di sebelah barat.
Banyak orang berkumpul di depan terowongan Rusturf, beberapa dari mereka kukenali sebagai petugas penyelamat. Kulihat ekspresi warga yang berkumpul menunjukkan kepanikan. Aku memperhatikan kerumunan dengan seksama dan kulihat seorang wanita cantik berambut hijau tampak sedang berdebat dengan salah satu petugas penyelamat.


”Tenanglah Nona, kami akan berusaha keras untuk mengeluarkannya,” ujar petugas penyelamat pada wanita berambut hijau itu.
”Kalian tidak melakukan apa-apa dari tadi, kekasihku bisa kehabisan nafas dan meninggal di dalam sana!” ujar wanita berambut hijau dengan suara yang keras. Tampaknya dia sangat panik. Perlahan aku mendekatinya.
”Wanda, ada apa? Apa yang terjadi? Kenapa kau marah-marah pada petugas ini?” tanyaku pada wanita berambut hijau yang kupanggil Wanda. Wanita itu adalah Wanda, teman bermainku saat masih kecil. Dia lebih tua dua tahun dariku dan kami cukup akrab saat kecil dulu. Wanda adalah teman yang baik dan dia sering membelaku saat anak-anak nakal menggangguku dulu.
”Oh, Lunar,” kata Wanda menyadari kehadiranku, ”kau disini?”
Aku mengangguk. ”Apa yang terjadi Wanda? Kau tampak sangat panik.”
”Bagaimana aku tidak panik, Rusty terjebak di dalam terowongan dan para petugas ini tidak mau menolongnya. Rusty bisa mati disana,” jawab Wanda kesal.
Aku ingat, Rusty adalah kekasih Wanda yang tinggal di kota Rustboro. Pria bertubuh besar dan gempal sseperti tentara itu membuatku sangat cemburu. Kuakui aku menyukai Wanda dan begitu kusadari Wanda memiliki seorang kekasih bernama Rusty, aku merasa patah hati. Kenapa Wanda lebih memilih lelaki yang wajahnya tidak lebih tampan dari wajahku? Apa karena Rusty memiliki badan yang kekar mirip tentara?
”Lunar, kamu kenapa?” tanya Wanda membuyarkan lamunanku.
”Ah, tidak, tidak apa-apa,” jawabku berbohong. ”Sebenarnya apa yang terjadi Wanda?” tanyaku mencoba kembali pada permasalahan awal.
”Rusty sedang dalam perjalanan untuk mengunjungiku saat kudengar suara keras dari terowongan. Pokemon suara kembali berbuat ulah dan sekarang Rustyku tersayang terjebak di dalam sana. Seseorang harus segera mengeluarkannya atau aku tidak akan bisa bertemu dengannya lagi,” jelas Wanda panjang lebar. Wajahnya kini berubah sedih. ”Petugas penyelamat tidak berani masuk untuk menolong karena suara-suara keras dari Pokemon suara masih terus terdengar. Mereka takut suara-suara itu menjatuhkan langit-langit terowongan dan ikut mengubur mereka. Petugas macam apa itu? Oh, andai ada yang bisa kulakukan, aku pasti sudah...” tiba-tiba perkataan Wanda terhenti. Pandangannya terarah kepadaku... tidak, tapi terarah pada Sandslash! Tiba-tiba senyum terlukis di bibirnya.
”Hei, ada apa?” tanyaku tak mengerti dengan sikapnya yang mendadak berubah.
”Kau punya Sandslash ya?” tanyanya kemudian. Aku mengangguk polos karena aku memang punya Sandslash dan Sandslash ada di sampingku saat ini.
”Namanya Guardian, aku memanggilnya Dian,” tambahku. Sebelum berangkat tadi kak Lydia menyarankanku untuk memberikan nama panggilan pada setiap Pokemonku. Kata kakakku, nama panggilan yang diberikan oleh sang pelatih bisa membuat Pokemon bahagia. Aku pun kemudian memberi nama Guardian pada Sandslash karena selama ini Sandslash yang menemaniku sejak pertama kali aku memulai perjalanan. Dia seperti penjaga bagiku.
(Komentar Sandslash, ”Dan kau memanggilku Dian? Itu sama sekali tidak terdengar keren!”)
”Guardian? Wah, itu nama yang indah!” seru Wanda terlihat ceria. Aku heran, kenapa dia bisa berubah dari panik menjadi ceria secepat ini? ”Tapi akan lebih indah lagi kalau...” Wanda melanjutkan ucapannya.
”Kalau apa?” tanyaku penasaran. Sudah kuduga, pasti ada sesuatu dibalik perubahan sikapnya yang drastis.
”Kalau kalian mau membantu menyelamatkan kekasihku!” jawab Wanda keras dengan mata melotot ke arahku. Tuh, kan... sudah kuduga...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...