SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Rabu, 01 Desember 2010

L's Diary: Eps.166 - Lencana Kota Rustboro

wooper gifEpisode 166: Lencana Kota Rustboro

Aku berjalan keluar gym kota Rustboro dengan lesu. Aku tak menyangka Pokemonku yang memiliki keuntungan tipe elemen bisa kalah dengan begitu mudah melawan Pokemon batu yang harusnya bisa kujatuhkan dalam sekali serang. Aku benar-benar payah!
”Sudahlah kak L, jangan dipikirkan,” hibur Parmin. Sedari tadi bocah keriting ini mengikuti kemana saja aku melangkah, bahkan dia mencoba mengikuti saat aku mau buang air besar, benar-benar bocah yang aneh!
”Kau lihat sendiri kan? Aku ini trainer yang payah, kau tak perlu mengikutiku lagi...” sahutku malas.
”Tidak, kak L trainer yang hebat,” sanggah Parmin. ”Aku tadi melihat kak L tampak tidak berkonsentrasi, pastinya ada sesuatu yang mengganggu pikiran kak L.”
”Ya, kau benar Parmin... pikiranku lagi kacau tadi,” jawabku mengiyakan.
”Memangnya kenapa Kak?”
”Ini gara-gara....” perkataanku terputus saat terdengar seorang wanita memanggilku. Aku menoleh dan mendapati Roxanne berlari mengejarku.

”Hei Lunar, tunggu dulu!” panggil Roxanne. Akhirnya dia berdiri tepat di depanku.
”Ada apa Roxanne?” tanyaku heran.
”Ini untukmu,” jawab Roxanne sambil mengulurkan sebuah lencana padaku. Itu lencana gym kota Rustboro, lencana batu.
”Tapi aku kan kalah dalam pertarungan tadi, kenapa aku harus menerimanya? Lencana itu hanya untuk trainer yang berhasil mengalahkanmu bukan?” tanyaku lagi.
”Iya, lencana ini memang diperuntukkan bagi trainer yang berhasil mengalahkan ketua gym kota Rustboro, tapi untukmu ini pengecualian.”
”Pengecualian? Kenapa bisa?” tanyaku semakin heran.
”Kau sudah membantu kami mengusir para ninja dan menyelamatkan data Devon Corporation, kami semua warga Rustboro harus membalas budi. Dan kupikir lencana ini adalah sesuatu yang setimpal dengan apa yang telah kau lakukan untuk kota kami,” urai Roxanne panjang lebar. ”Lagipula kau tampak kacau dalam pertarungan tadi, seharusnya kau bisa mengalahkanku dengan mudah. Pasti ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu. Kalau kau dalam kondisi semangat penuh, pasti kau sudah menang. Jadi kumohon, atas nama semua warga kota Rustboro, kuharap kau kamu menerima lencana kota kami ini, lencana batu.”
Aku tersenyum. Roxanne memintaku untuk menerima lencana itu, dan itu artinya aku tak perlu bertarung lagi dengannya. Lagipula mungkin aku akan menyinggung perasaannya bila lencana itu tidak kuterima.
”Baiklah, aku menerimanya... terima kasih banyak Roxanne.” Aku mengambil lencana yang diulurkannya dan memandangnya sekilas. Lencana itu berbentuk seperti dua segitiga yang disatukan, dan warnanya kemilau seperti emas. Ini lencana kelimaku dan itu artinya... aku semakin dekat dengan liga Pokemon!

”Terima kasih Lunar... karena telah menyelamatkan kami semua...” tiba-tiba Roxanne mendekatkan wajahnya pada wajahku dan... hei, dia... dia mencium pipiku!
”OH!” Parmin tampak shock melihat Roxanne menciumku, aku yakin tiga detik lagi dia akan jatuh pingsan. Aku sendiri sangat terkejut dengan yang dilakukan Roxanne.
”Terima kasih banyak Lunar,” ujar Roxanne setelah menciumku. ”Sampai jumpa lagi!” dia lalu berbalik dan berlari menuju ke gym.
”Kak L! Kau sungguh beruntung!” seru Parmin. ”AKU IRI!”
”Ehem...ehem...” mendadak kulihat nona Ester sudah berdiri di sampingku. Aku terkejut. Apa dia melihat Roxanne menciumku tadi? ”Bagaimana rasanya dicium wanita lain... Lunarku sayang?” Oh tidak, dia melihatnya.
”Ah, rasanya... rasanya gimana ya...” jawabku salah tingkah. ”Dia tiba-tiba menciumku, ini bukan salahku,” aku berusaha membela diri.
Nona Ester tertawa geli melihat tingkahku. Dia lalu memandang wajahku dengan senyumnya yang menawan. ”Lunar, aku tahu kok... kau kan laki-laki setia... Roxanne melakukannya sebagai ucapan terima kasih karena kau telah menyelamatkan kotanya dari bahaya.”
”Oh, syukurlah... kupikir kau akan marah tadi...” jawabku lega.
”Sebenarnya Lunar sayang... aku sedikit cemburu tadi...” kata nona Ester dengan nada bicara yang berubah drastis menjadi sinis sambil terkekeh mengerikan. ”Karena itu... kupikir sedikit hukuman akan membuatmu jera...”
”Oh tidak... jangan bilang kalau kau mau...”
”Keluarlah Banette!” aku terlambat mencegah karena nona Ester terlebih dulu mengeluarkan Banette yang langsung muncul di depanku.
”TIDAK! Singkirkan Pokemon jelek itu dari mukaku!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...