SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Kamis, 16 Desember 2010

L's Diary: Eps.174 - Hurr Disk

Episode 174. Hurr Disk

”Jadi aku jauh-jauh ke tempat ini hanya untuk mendengarkan cerita dari profesor?” tanyaku setelah kami semua kembali ke rumah kakek Briney. Profesor Hurr mengangguk. ”Kupikir kita akan segera pergi ke suatu tempat untuk menangkap Groudon.”
”Lunar, inilah yang bisa kita lakukan saat ini, kita belum tahu pasti dimana lokasi gua Terra tersebut. Aku akan terus melakukan penelitian untuk bisa menemukan Groudon dan tentunya dengan bantuanmu.”
”Kenapa kita tidak mencari Orb biru saja?” tanyaku mencoba memberikan alternatif.
”Orb biru tidak diketahui kabarnya setelah pertarungan besar di Sootopolis dan lagipula percuma saja kita memilikinya kalau kita tidak tahu dimana lokasi Groudon. Saat ini hanya gua Terra saja lokasi yang pasti dimana Groudon tertidur dan kita akan memecahkan misterinya bersama-sama.”
”Lalu kenapa profesor memintaku kesini? Bukankah profesor bisa mengatakannya di telepon?”
”Sebenarnya aku berharap banyak dari data-data yang dikirim pusat penelitian kota Metro kesini, sekaligus aku ingin mengunjungi adikku, sudah lama sekali. Lagipula aku ingin menunjukkan sesuatu padamu disini...”
”Sesuatu? Apa?” tanyaku penasaran.
”Bukit tadi, tempatku memancing, indah bukan?” jawab profesor dengan tampang polos.
GUBRAK!
Apa? Setelah semua perjuangan kerasku dari Verdanturf ke Petalburg, ternyata profesor hanya ingin menunjukkan tempat itu saja?
”Lunar,” panggil profesor sambil menatapku. ”Aku sangat yakin kita bisa menemukan dan mendapatkan Groudon. Aku ingin kamu menjadi tangan dan kakiku, sementara aku yang menjadi otaknya. Aku sudah terlalu tua untuk ini, berharap inilah penelitian terakhirku setelah proyek Nebula yang gagal.”
”Proyek Nebula?”
Profesor Hurr mengangguk. ”Ya, proyek ambisiusku yang padanya kuserahkan jiwa dan ragaku, walaupun akhirnya proyek ini gagal saat hampir mendekati hasil.”
”Proyek apa itu?” tanyaku penasaran.
”Aku tak mau membicarakannya sekarang, karena urusan kita hanya pada Groudon,” jawab Profesor Hurr datar. ”Baiklah, aku harus pergi ke institut cuaca sekarang, ada kuliah umum yang harus aku berikan disana. Aku akan menghubungimu secepatnya bila ada perkembangan dari penelitian ini.”
”Lalu sekarang apa yang harus aku lakukan? Aku sangat ingin membantumu,” ujarku bingung.
”Aku sudah mendatangi beberapa tempat yang diduga menjadi lokasi gua Terra, tapi aku belum mendatangi kota Fallarbor. Seseorang mengaku pernah melihat gua Terra di utara kota tersebut. Apa kau mau menyelidikinya?”
Aku mengangguk. ”Ya, tentu saja! Apapun yang membawaku pada Groudon, aku akan melakukannya!”
Profesor Hurr tersenyum. ”Itu baru semangat,” pujinya. ”Kalau begitu gunakan ini,” sambung profesor Hurr sambil mengeluarkan sebuah alat dari tas ranselnya. Aku menerima alat menyerupai cakram hitam dengan pengait di setiap sisinya.
”Apa ini?”

”Ini namanya Hurr Disk, sebuah tracking device hasil temuanku, alat pelacak temperatur serta perekam keadaan lingkungan, mirip dengan kotak hitam pesawat terbang. Tempelkan alat ini di lokasi yang kita inginkan dan kita bisa mengetahui keadaan sekitar tempat tersebut, perubahan-perubahan yang terjadi, dan itu akan sangat membantu penelitian kita. Beberapa misteri bisa dipecahkan bila kita mengetahui pola yang ada di dalamnya, kuharap kau memasang alat ini di lokasi tersebut.”
”Baik profesor, aku akan melakukannya!” jawabku mantap. ”Parmin, ayo kita pergi!”
”Kenapa terburu-buru?” potong profesor Hurr.
”Memangnya kenapa?” tanyaku tak mengerti
”Kau sudah datang sejauh ini, kenapa tidak mencoba gym di kota Petalburg terlebih dulu?” tawar profesor.
Gym Petalburg? Oh iya, itu ide yang bagus!

*

Aku dan Parmin sudah berada di dalam gym kota Petalburg. Sebentar lagi aku akan melawan ketua gym spesialis tipe normal ini, Pak Norman.
”Jadi kau adalah trainer dengan lima lencana?” tanya Pak Norman. Dia memakai pakaian keren berwarna merah. Oh, aku ingin punya pakaian seperti itu!
Aku mengangguk. ”Iya, namaku Lunar Servada dan aku akan mendapatkan lencana kota ini!”
”Kau begitu bersemangat, baiklah kita mulai saja... keluarlah Vigoroth!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...