SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Sabtu, 01 Januari 2011

L's Diary: Eps.190 - Tanah Lapang yang Gelap

SERVADA CHRONICLES: HUNTER SEASON
BAB XXVIII PERTARUNGAN POKEMON HANTU

PERINGATAN!!!
BAB INI MENGANDUNG MATERI KEKERASAN YANG TIDAK BAIK UNTUK ANAK DI BAWAH 13 TAHUN!!!

wooper gifEpisode 190: Tanah Lapang yang Gelap

--Not in my diary—


Suatu malam di sebuah tanah lapang yang luas. Entah mengapa angin tak berhembus malam itu, hanya sesekali muncul lalu lenyap lagi. Di tanah itu tampak berdiri sesosok tubuh wanita dengan kelopak bunga merah muda di telinganya, tampak samar-samar diterpa sinar rembulan yang purnama. Wanita itu adalah Spectra.
Entah apa yang ditunggu oleh Spectra, dia tetap berdiri disitu. Tak lama berselang, di seberang tempatnya berdiri, tampak sosok gelap, sepertinya berjubah tengah melangkah pelan. Langkahnya diseret kasar dan suara seretannya terdengar jelas berkat angin yang tidak berhembus. Sosok itu lalu berhenti dan sepertinya melihat ke arah Spectra yang ada di seberangnya.
Selamat malam, nona Spectra,” ujar sosok itu tiba-tiba. Suaranya bergetar dan terdengar di seluruh tanah lapang itu, membuat beberapa ekor Murkrow, Pokemon menyerupai burung gagak terbang dari pepohonan. ”Akhirnya kita bertemu juga.”
”Ya, akhirnya kita bertemu, Tuan....”
Jangan panggil namaku,” ujar sosok berjubah memotong ucapan Spectra.
”Baik, kalau itu yang Anda mau.”
Terima kasih kau mau mengerti keinginanku, sekarang bagaimana kalau kita langsung ke pokok masalah, karena aku tidak suka berlama-lama disini,” ujar sosok misterius itu. ”Kau sudah menemukanku dan kini apa kau inginkan? Katakan saja selagi aku bisa melakukannya.
”Aku hanya ingin satu hal, yaitu menghentikan ulahmu, bersama dengan kelompok yang kau bentuk, yang terus-menerus merusak lingkungan,” jawab Spectra tenang.
Kau benar-benar menarik, langsung ke pokok permasalahan, aku suka wanita sepertimu,” sahut sosok misterius. ”Tapi sayangnya, aku tak bisa mengabulkannya. Mungkin kau bisa memintanya pada Jirachi.
”Kalau begitu aku tak punya pilihan selain melumpuhkanmu,” geram Spectra. ”Sudah cukup semua kerusakan yang kau dan kelompokmu timbulkan di Hoenn, harus ada yang menghentikanmu. Sebagai seorang anggota Elite Four Hoenn, salah satu tugasku adalah menghentikanmu.”
Aha! Elite Four... menarik sekali,” sahut sosok misterius. ”Mendengar dua kata itu mengingatkanku pada masa laluku dulu, tapi sudahlah... kita disini tidak untuk membicarakan hal itu. Begini saja, lupakan tentang Elite Four, aku akan mengatakan sesuatu yang lebih menarik dari itu.
”Apa?”
Nona Spectra, atau Ester Spectra, berasal dari keluarga terhormat yang memiliki kaitan dengan riwayat Hoenn. Yang lebih menarik adalah kau seorang Elite Four, kelompok pelatih Pokemon terhebat, terlebih kau adalah spesialis Pokemon tipe hantu, salah satu tipe terkuat dan tentu saja... favoritku.
Asal kau tahu,” lanjut sosok misterius, ”Aku juga spesialis Pokemon hantu, sama denganmu. Bayangkan kalau dua spesialis Pokemon hantu bergabung, apa yang akan terjadi pada dunia?”
”Apa yang kau inginkan?” tanya Spectra dengan nada bergetar. Entah mengapa kini dia merasakan aura hitam yang mengerikan berputar di sekeliling tubuhnya.
Nah, sekarang kau yang mengatakan hal itu, ternyata kau memang pintar, nona Spectra, atau boleh kupanggil dengan sebutan nona Elite Four.... bila hal itu bisa membuatmu merasa bangga.

Aku ingin kau bergabung denganku, dan bersama kita berdua bisa menguasai dunia, bukankah hal itu menarik? Asal tahu saja, pelatih spesialis Pokemon hantu adalah pelatih yang kuat dan sulit dikalahkan. Bagaimana? Apa kau tertarik bergabung denganku? Dengan begitu kau tidak perlu lagi memikirkan tugasmu sebagai Elite Four yang membosankan itu, tak ada yang kau dapatkan selain keringat yang terbuang sia-sia.
”Aku tidak mau, karena bukan itu tujuanku disini. Aku disini sebagai seorang anggota Elite Four, dan sudah tugasku untuk melenyapkan penjahat sepertimu, apapun resikonya!” jawab Spectra ketus.
Oh, jadi kau menantangku? Berani sekali kau menantangku... apa kau tidak tahu siapa aku?” sahut sosok misterius.
”Kau adalah pemimpin kelompok Shadow Renegade, kau adalah orang yang paling kami cari, kau adalah otak dari segala kerusakan lingkungan yang terjadi di Hoenn!” Spectra tak gentar. Dia menyiapkan sebuah PokeBall berisi Banette miliknya untuk berjaga-jaga seandainya sosok itu mulai melakukan serangan.
Apa kau yakin bisa mengalahkanku?
”Percuma saja aku menjadi anggota Elite Four dan spesialis Pokemon hantu terkuat bila aku tidak bisa menangkapmu.”
Baiklah, kita buktikan saja... siapa di antara kita yang pantas menyandang gelar spesialis Pokemon hantu terkuat disini... kulihat kau sudah sangat siap untuk itu, sebuah PokeBall di tanganmu, menarik sekali,” sahut sosok misterius. ”Tapi... sebelum kita bertarung untuk membuktikan hal tersebut, ada sesuatu yang perlu kutanyakan padamu. Kuharap kau mau mendengarnya.
”Katakan saja, jangan bertele-tele, kuanggap itu sebagai pertanyaan terakhirmu.”
Baiklah, kau sangat bersemangat sekali nona Spectra, aku suka wanita sepertimu... sayang kau menolak tawaranku. Begini, apa kau tahu apa yang terjadi pada si tua Agatha, seorang Elite Four sepertimu yang juga spesialis tipe hantu?”
”Ne...nenek Agatha?” Spectra terdiam. Dia langsung teringat pada nenek tua di provinsi Kanto, seorang spesialis Pokemon hantu yang hebat. ”Ap... apa yang terjadi? Apa maksudmu?”
Sosok misterius terkekeh. Dia lalu berkata, ”Orang-orang bilang dia menghilang, tapi sebenarnya dia sudah tewas bukan? Tewas secara mengenaskan bukan?
Spectra terdiam. Dia langsung teringat pada berita yang didapatkannya dari forum Elite Four internasional. Elite Four Agatha dikabarkan ditemukan telah meninggal di kepulauan Cerise. Bagaimana sosok misterius itu bisa tahu? Bukankah berita ini dirahasiakan dari umum?
Aku tahu apa yang ada di pikiranmu sekarang... kau pasti berpikir bagaimana mungkin aku bisa tahu hal ini... ” ujar sosok misterius seolah membaca pikiran Spectra. ”Tentu saja aku tahu, karena yang membunuhnya adalah..... AKU!

3 komentar:

Anda sopan, Sandslash pun segan...