SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Minggu, 27 Oktober 2019

Eps. 486: Tauros dan Bouffalant

Episode 486: Tauros dan Bouffalant


“Karena kami masih punya… kejutan pesta lainnya!” Bochel terkekeh. Dia dan Curie mengeluarkan masing-masing sebuah Pokeball dan melemparkannya ke udara. Dua ekor Pokemon berkaki empat muncul seiring hilangnya kilatan sinar Pokeball yang membuka.
“Inilah kejutan kami, Tauros dan Bouffalant,” sebut Curie memperkenalkan kedua Pokemon mereka. “Kami tak sempat mengeluarkannya di Pastoria karena Tuan Volta datang. Jadi sekaranglah saatnya bagi kedua Pokemon ini untuk bersinar.”
“Tauros dan Bouffalant ya...” sahut Max terdengar datar. “Yang Bouffalant itu mirip banget sama kamu, Bochel,” sindirnya.
“Ya benar sekali. Karena itulah aku menjadikannya andalan,” jawab Bochel. Kepala Bouffalant memang terlihat memiliki kepala dengan rambut kribo lebat, sebagaimana rambut Bochel yang hitam kribo.

Sebenarnya Max tak berniat menyindir. Itu dilakukannya untuk mendapatkan waktu berpikir. Karena dia tak menyangka kedua orang di depannya itu masih memiliki Pokemon. Kedua orang ini benar-benar keras kepala, batinnya.
“Seekor Bouffalant saja sudah cukup menyusahkan... bagaimana kalau kita menjadikannya seratus?” kata Bochel kemudian.
Apa? Max tersentak. Kalau strategi yang sama digunakan pada kedua Pokemon ini, maka hasilnya akan...
“Sekarang, Tauros dan Bouffalant... Perjanjian Leluhur!”
Terlambat bagi Max, Bochel dan Curie kembali melakukan strategi yang sama. Seketika muncul sinar putih yang sangat menyilaukan seperti sebelumnya. Dan ketika sinar tersebut hilang, seratusan Tauros dan Bouffalant sudah muncul di hadapannya.


“Kak Max, ini gawat!” seru Arbud.
“Iya, aku tahu,” jawab Max. Dalam pengalamannya sebagai ranger, Pokemon berkaki empat menyerupai banteng seperti Bouffalant dan Tauros merupakan jenis Pokemon yang paling sulit dijinakkan. Satu Pokemon saja sudah membuatnya dahulu susah payah dalam menghentikannya, apalagi seratus.
Max mengeluarkan Pokeball terakhirnya, Pokemon andalannya. Namun begitu dia tak yakin Pokemonnya ini bisa mengatasi kedua ratus Bouffalant dan Tauros. Dia harus memikirkan cara lain...
“Serahkan padaku,” tiba-tiba terdengar suara perempuan. Max menoleh dan mendapati Luna sudah sadar. Ranger perempuan itu tampak mencoba bangkit berdiri. “Bouffalant dan Tauros memang menyusahkan, tapi aku yakin kalau kita bertiga bekerja sama, kita bisa melumpuhkan mereka,” sambung Luna.
“Luna, kamu baik-baik saja?” tanya Max khawatir.
“Tak pernah sebaik ini,” jawab Luna mantap. “Kilatan tadi memang sudah menjatuhkannya... tapi aku takkan berdiam diri saat kemampuanku dibutuhkan. Karena aku adalah Pokemon Ranger, aku akan berdiri kokoh seperti Mudkip!”
“So, I herd u liek Mudkipz?!” sahut Arbud ikut berdiri. “Kalau begitu aku akan membantu. Dengan Capture Styler, aku akan membantu menjinakkan Pokemon-Pokemon itu!”
Max tersenyum. Dia lantas mengacungkan Pokeballnya ke arah duo Tim Voltase di depannya. “Baiklah Pokemon Ranger.... beraksi!” serunya dengan pose yang dibuat sekeren mungkin seperti Kapten Amerika dalam film Avengers: Endgame.
Bochel dan Curie tersenyum sinis melihat kekompakan para ranger. Mereka secara serentak menudingkan telunjuk tangan kanannya masing-masing ke depan dan ....
“Terimalah kekalahan kalian... Ranger!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...