Episode 486: Tauros dan
Bouffalant
“Karena kami masih punya… kejutan
pesta lainnya!” Bochel terkekeh. Dia dan Curie mengeluarkan masing-masing
sebuah Pokeball dan melemparkannya ke udara. Dua ekor Pokemon berkaki empat
muncul seiring hilangnya kilatan sinar Pokeball yang membuka.
“Inilah kejutan kami, Tauros dan
Bouffalant,” sebut Curie memperkenalkan kedua Pokemon mereka. “Kami tak sempat
mengeluarkannya di Pastoria karena Tuan Volta datang. Jadi sekaranglah saatnya
bagi kedua Pokemon ini untuk bersinar.”
“Tauros dan Bouffalant ya...”
sahut Max terdengar datar. “Yang Bouffalant itu mirip banget sama kamu, Bochel,”
sindirnya.
“Ya benar sekali. Karena itulah
aku menjadikannya andalan,” jawab Bochel. Kepala Bouffalant memang terlihat
memiliki kepala dengan rambut kribo lebat, sebagaimana rambut Bochel yang hitam
kribo.
Sebenarnya Max tak berniat menyindir.
Itu dilakukannya untuk mendapatkan waktu berpikir. Karena dia tak menyangka
kedua orang di depannya itu masih memiliki Pokemon. Kedua orang ini benar-benar
keras kepala, batinnya.
“Seekor Bouffalant saja sudah
cukup menyusahkan... bagaimana kalau kita menjadikannya seratus?” kata Bochel
kemudian.
Apa? Max tersentak. Kalau
strategi yang sama digunakan pada kedua Pokemon ini, maka hasilnya akan...
“Sekarang, Tauros dan
Bouffalant... Perjanjian Leluhur!”
Terlambat bagi Max, Bochel dan
Curie kembali melakukan strategi yang sama. Seketika muncul sinar putih yang
sangat menyilaukan seperti sebelumnya. Dan ketika sinar tersebut hilang,
seratusan Tauros dan Bouffalant sudah muncul di hadapannya.
“Kak Max, ini gawat!” seru Arbud.
“Iya, aku tahu,” jawab Max. Dalam
pengalamannya sebagai ranger, Pokemon berkaki empat menyerupai banteng seperti
Bouffalant dan Tauros merupakan jenis Pokemon yang paling sulit dijinakkan.
Satu Pokemon saja sudah membuatnya dahulu susah payah dalam menghentikannya,
apalagi seratus.
Max mengeluarkan Pokeball terakhirnya,
Pokemon andalannya. Namun begitu dia tak yakin Pokemonnya ini bisa mengatasi
kedua ratus Bouffalant dan Tauros. Dia harus memikirkan cara lain...
“Serahkan padaku,” tiba-tiba
terdengar suara perempuan. Max menoleh dan mendapati Luna sudah sadar. Ranger
perempuan itu tampak mencoba bangkit berdiri. “Bouffalant dan Tauros memang
menyusahkan, tapi aku yakin kalau kita bertiga bekerja sama, kita bisa
melumpuhkan mereka,” sambung Luna.
“Luna, kamu baik-baik saja?”
tanya Max khawatir.
“Tak pernah sebaik ini,” jawab
Luna mantap. “Kilatan tadi memang sudah menjatuhkannya... tapi aku takkan
berdiam diri saat kemampuanku dibutuhkan. Karena aku adalah Pokemon Ranger, aku
akan berdiri kokoh seperti Mudkip!”
“So, I herd u liek Mudkipz?!”
sahut Arbud ikut berdiri. “Kalau begitu aku akan membantu. Dengan Capture
Styler, aku akan membantu menjinakkan Pokemon-Pokemon itu!”
Max tersenyum. Dia lantas
mengacungkan Pokeballnya ke arah duo Tim Voltase di depannya. “Baiklah Pokemon
Ranger.... beraksi!” serunya dengan pose yang dibuat sekeren mungkin seperti
Kapten Amerika dalam film Avengers: Endgame.
Bochel dan Curie tersenyum sinis
melihat kekompakan para ranger. Mereka secara serentak menudingkan telunjuk
tangan kanannya masing-masing ke depan dan ....
“Terimalah kekalahan kalian...
Ranger!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda sopan, Sandslash pun segan...