SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Senin, 01 Agustus 2011

L's Diary: Eps. 258 - Si Pincang dari Verdanturf


BAB XXXVIII: FINAL LIGA EVER GRANDE (PART.1)

PhotobucketEpisode 258: Si Pincang dari Verdanturf

Suasana stadion begitu riuh dan ramai. Tribun sudah penuh sesak dengan para penonton yang tidak ingin melewatkan turnamen paling bergengsi tahun ini… kompetisi antar para trainer terbaik Hoenn… Liga Pokemon Ever Grande!!!
Selamat datang di stadion utama kota Ever Grande!” seru MC pembawa acara yang berdiri di tengah arena disambut riuh suara penonton. “Hari ini hari yang kalian nantikan, kita akan melihat pertarungan Pokemon kelas tinggi antara trainer terbaik Hoenn! Dan untuk hari ini, turnamen yang sudah memasuki babak semi final ini mempertemukan… si pincang dari kota Verdanturf!”
Penonton semakin berteriak histeris, namun kali ini teriakan dan sorakan mereka seperti terpusat pada satu titik, di depan gerbang arena, dimana sesaat lagi aku keluar dari dalamnya dan memasuki arena stadion.
Aku berdiri mencoba tenang di pintu gerbang arena. Aku sulit untuk tenang dalam situasi seperti ini, berbeda dengan tiga pertandingan sebelumnya yang membawaku pada hari ini… di arena yang sama. Bagaimanapun aku memang harus segera keluar. Aku yakin para penonton sudah tidak sabar melihat kemunculan si pincang dari kota Verdanturf. Ya, itulah julukan yang mereka berikan padaku… si pincang dari kota Verdanturf. Aku tak perlu mengatakan alasannya karena kalian pasti sudah tahu bila medengar julukan itu.
Ragu-ragu aku melangkahkan kakiku terpincang keluar dari ruangan tunggu peserta, dan kini aku telah memasuki arena utama. Tempat para trainer terhebat Hoenn saling bersaing demi mendapatkan gelar juara. Kalau aku bisa berdiri di tengah arena hari ini, itu berarti aku juga salah satu trainer terbaik, tepatnya empat terbaik yang tersisa. Seperti yang dikatakan oleh pembawa acara, hari ini adalah semi final!
“Pemirsa semuanya, sambutlah… si pincang dari kota Verdanturf… Lunar Servada!!!”


L. Maulana and Sandslash Center present….
SERVADA CHRONICLES 3:
BATTLE SEASON


Pertarungan semifinal berjalan alot, di luar dugaan lawanku tangguh juga. Tentu saja tangguh, dia mencapai semifinal bukan tanpa alasan. Aku tidak tahu namanya, karena saat perkenalan tadi suara MC tenggelam kalah dari sorakan penonton. Well, aku tak butuh nama karena yang kubutuhkan adalah kemenangan untuk bisa melaju ke partai puncak, final liga Ever Grande!
“Guardian, sayatan!” perintahku cepat. Sandslash bernama Guardian milikku langsung menyerang ke arah Hariyama milik lawanku. Hariyama terdesak dan sepertinya aku unggul karena pada giliran berikutnya…
“Guardian, sayatan!”
“Guardian, pukulan penghancur batu!”
“Guardian, menggali!”
Hariyama, Nosepass, Swellow, dan kawan-kawan Pokemonnya langsung terhempas tampa sempat memberikan perlawanan yang berarti. Lawanku yang akhirnya kuketahui bernama Tomi sudah kehabisan Pokemon, itu artinya…
“Lunar Servada melaju ke babak final liga Pokemon Ever Grande!” seru MC yang suaranya membahana di segala penjuru stadion. “Congratulation!!! On your success!!!”
Seperti yang sudah kuperkirakan sebelumnya, teriakan penonton kembali pecah dengan sangat keras, suaranya hingga memekakkan telinga. Samar-samar kudengar mereka meneriakkan julukanku berkali-kali.
“Si Pincang! Si Pincang! Si Pincang!”
Jujur saja aku tidak suka dengan julukan itu, tapi mau bagaimana lagi? Mereka semua mengenal diriku dari cara berjalanku yang pincang. Ya, kaki kiriku terluka parah beberapa waktu lalu saat… sudahlah, aku tak mau mengingatnya. Yang pasti, saat ini aku berhasil melaju ke babak final!

*

Sementara itu, di tribun penonton…

“Wah, si pincang itu hebat ya? Tak disangka dia bisa sampai ke final,” komentar seorang penonton wanita.
“Iya, awalnya tak ada yang menjagokannya lho, pacarku lebih menjagokan si Tomi J. Pisa itu, benar-benar di luar dugaan,” sahut temannya.
Seseorang berambut acak-acakan dengan jubah biru yang duduk tak jauh dari sana tampak tersenyum sinis mendengar ucapan dua orang itu. Dia mendongakkan kepalanya melihat ke arena dan kemudian bergumam pelan, “Ckckck, Lunar Servada ya… ini akan menarik… ckckck…”

1 komentar:

Anda sopan, Sandslash pun segan...