SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Senin, 01 Maret 2010

L's Diary: Eps. 45 - Pertarungan Pukulan Elemen

wooper gifEpisode 45: Pertarungan Pukulan Elemen


”Magmar, semburan api!” Nanta langsung memberikan perintah. Magmar menyemburkan api yang kuat ke arah Electabuzz. Electabuzz tampak kepanasan. Ternyata Nanta juga penuh semangat layaknya Badut. Mungkin sekarang hal ini wajar mengingat mereka memiliki hubungan darah.

”Electabuzz, pukulan petir!” ganti Badut yang memberi perintah. Electabuzz yang tadi menahan lontaran api dengan kedua tangannya kemudian membuka pertahanannya dan menerjang ke arah Magmar sebuah pukulan telak didaratkannya pada tubuh Magmar. Magmar terjatuh, dan kini lumpuh. Statik bekerja dengan baik.

”Ho, serangan andalanmu ya?”

”Sekarang kau tak bisa berkutik lagi, Nanta,” ledek Badut.

”Jangan senang dulu Badut. Lihat itu!” Nanta menunjuk ke arah Magmar. Tiba tiba Magmar mengeluarkan buah kecil berwarna merah. Dia kemudian memakan buah tersebut dan dapat bangkit berdiri kembali.

”Itu kan...”

”Cherri Berry, buah kesukaan Pokemon yang bisa mengobati status lumpuh. Sekarang Magmarku bisa kembali bertarung,” jelas Nanta. Dia terlihat senang.

”Cherri berry, Blackberry, atau apalah nama buah itu, aku masih bisa melumpuhkannya kembali dengan pukulan petir. Electabuzz, pukulan petir!” Electabuzz kembali menerjang ke arah Magmar dengan membawa serta pukulan petirnya.

”Takkan kubiarkan, Magmar gunakan pukulan api!” Nanta balik memberi perintah.



Pukulan api melawan pukulan petir? Tampaknya ini menarik. Aku penasaran siapa yang akan memenangkan pertarungan pukulan elemen ini.

Pukulan petir Electabuzz dan pukulan api Magmar bertemu. Kedua tangan kanan kedua Pokemon itu bertemu dan bertubrukan. Masing-masing tangan itu mengeluarkan energi dahsyat yang nampaknya saling tertahan. Kedua Pokemon itu kini beradu kekuatan pukulan elemen.

”Pukulan api ya? Kita lihat siapa yang akan jatuh...kurasa pukulan petir Electabuzz lebih unggul.”

”Oh, ya? Kupikir pukulan api Magmar yang akan menang.”

Kedua Pokemon masih bertahan sengit sembari terus mengerahkan kekuatan pukulan elemen yang tertumpu pada kedua tangan Pokemon tersebut. Keduanya berusaha menjatuhkan lawannya masing-masing.

Mungkin karena sama-sama kuat, kedua Pokemon itu kemudian sama-sama terjatuh ke tanah. Tak ada yang memenangkan pertarungan pukulan elemen tersebut, tetapi pertarungan yang sesungguhnya masih belum selesai.

”Kita seri tampaknya,” ujar Nanta melihat Magmar miliknya terjatuh.

”Kita sama kuat rupanya,” balas Badut. ”Tapi bagaimanapun pertarungan belum selesai. Electabuzz, pukulan penghancur batu bata!” Electabuzz melompat dan siap melakukan pukulannya. Magmar yang masih terjatuh tak bisa menghindar dan menjadi sasaran empuk serangan tersebut. Namun Magmar masih bertahan.

”Magmar, semburan api!” Magmar kembali mengeluarkan semburan api dari mulutnya yang mengenai Electabuzz dengan tepat. Electabuzz tampak kepanasan dan ternyata Pokemon andalan Badut itu terbakar!

”Apa?” Badut terkejut melihat Pokemonnya.

”Haha, tampaknya Pokemonmu butuh air tuh...” ledek Nanta. ”Tapi selagi kau mencarikan dia air, aku akan membuatnya pingsan terlebih dahulu. Magmar, pukulan api sekali lagi! Tuntaskan ini!”

Magmar berlari ke arah Electabuzz bersiap melayangkan pukulan apinya. Pukulan api telah dilayangkan dan nyaris saja mengenai tubuh Electabuzz kalau saja Electabuzz tak buru-buru menahan pukulan tersebut. Meskipun sedang terbakar, rupanya Electabuzz masih memperhatikan gerakan Magmar.

”Electabuzz, tahan dengan pukulan petir!” perintah Badut cepat tanggap. Electabuzz kemudian merubah pertahanannya dengan menggerakkan tangannya sekuat tenaga untuk melakukan pukulan petir. Namun tenaga yang dikeluarkannya tidak terlalu kuat untuk menghempaskan pukulan api milik Magmar. Kini pertarungan pukulan elemen kembali terjadi. Siapapun yang sanggup bertahan, dialah yang akan memenangkan pertarungan ini.



”Hoho, terjadi lagi. Tapi kali ini pukulan api milik Magmar yang akan menang. Kau lihat sendiri kan, Pokemonmu tengah kesakitan akibat terbakar?” Nanta tampak percaya diri dengan pertarungan pukulan elemen itu sekali lagi.

”Sial!” kulihat Badut tampak kehabisan akal. Benar kata Nanta, saat ini Magmarlah yang tengah memimpin dalam pertarungan pukulan elemen ini. Bila kebakaran yang menimpa Electabuzz tak segera diobati, maka Magmar bisa dengan mudah menghempaskan Electabuzz. Tapi kalaupun diobati dengan obat kebakaran, itu sudah terlambat. Kulihat Electabuzz telah memasuki batas kritis. Hanya ada satu cara untuk menang, kuharap Badut memikirkannya sekarang.

”Tinggal menunggu waktu saja dan akuilah kekalahanmu, Volta!”

”Tidak secepat itu, akulah yang lebih unggul!”

”Oh, ya? Kalau begitu apa yang akan kau lakukan?” Nanta tersenyum mengejek mendengar perkataan Badut itu.

”Inilah yang akan aku lakukan! Electabuzz, isi ulang tenaga, Charge!” Mendengar perintah Badut, Electabuzz kemudian mengeluarkan kilatan listrik yang besar dari tubuhnya. Sepertinya kekuatan serangannya akan meningkat.

”Apa?” Nanta terkejut.

”Electabuzz, sekarang! Pukulan petir!” Electabuzz yang baru saja mendapat tambahan tenaga langsung menggerakkan tangannya yang bertubrukan dengan tangan Magmar cepat. Magmar kemudian terhempas dan terjatuh dengan sangat keras. Magmar pingsan.

Nanta terdiam melihat Magmar jatuh. Namun dia kemudian tersenyum. ”Kau hebat Volta, kau memang hebat. Aku mengaku kalah.” Nanta kemudian mengembalikan Magmar ke dalam pokeball.

”Badut, kau berhasil! Kau menang!” sorakku senang. Ternyata Badut memikirkan cara itu juga. Tapi Badut tak menghiraukan kegembiraanku dan melangkah pelan mendekati Nanta.

”Kalau begitu tepati janjimu, jangan bocorkan markas Tim Magma pada ranger. Tentu kau harus melupakan impianmu membangun kereta gantung itu,” ujar Badut pada Nanta.

”Itu bukan kereta gantung...itu cable car...” ralat Nanta.

”Terserah...”

Nanta tersenyum. Dia lalu mengulurkan tangan kanannya yang berisi pokeball. ”Baiklah, akan aku lakukan. Tapi kau mau menerima Pokemon ini.”

”Maksudmu Magmar ini untukku?” tanya Badut memastikan.

”Ya, dia memang milikmu...”

”Jangan-jangan Magmar ini...” Badut tampak menerka-nerka.

”Ya, dia adalah Magby milikmu yang kau titipkan pada tempat perawatan Pokemon. Kini dia sudah berevolusi menjadi Magmar,” urai Nanta. ”Kukembalikan Pokemon ini padamu...”

”Terima kasih...” ujar Badut seraya menerima pokeball tersebut.

Nanta tersenyum dan kini melihat ke Flame. ”Nona manis, mungkin setelah ini kita bisa makan malam bersama untuk saling mendekatkan diri....” godanya.

”Ogah...” jawab Flame ketus. Nanta hanya tersenyum kecil mendengarnya.

”L, Flame...” panggil Badut. ”Kita kembali ke markas sekarang. Misi sudah selesai.....”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...