SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Sabtu, 01 Januari 2011

L's Diary: Eps.193 - Seratus untuk Satu

PERINGATAN!!!
EPISODE INI MENGANDUNG MATERI KEKERASAN YANG TIDAK BAIK UNTUK ANAK DI BAWAH 13 TAHUN!!!

wooper gifEpisode 193: Seratus untuk Satu --Not in my diary--

Sableye-Sableye yang jumlahnya mencapai seratus itu lalu bergerak mengelilingi sosok misterius dan juga Biru Maut. Mereka tampak siap melancarkan serangan, hanya tinggal menunggu perintah saja.
Apa kau pikir dengan mengepungku kau bisa mengalahkanku?” ejek sosok misterius. ”Coba saja kalau kau bisa.
”Kau yang memaksaku.... Sableye, cakar bayangan!”

Setelah mendengar perintah dari Spectra, ratusan Sableye langsung bergerak melompat ke arah sosok misterius dan juga Biru Maut, bersiap melayangkan cakaran bayangannya. Biru Maut langsung bergerak melindungi tuannya dan kemudian menciptakan perisai pelindung, membuat serangan para Sableye menjadi sia-sia.
”Kurang ajar, beraninya menggunakan perisai pelindung,” umpat Spectra yang masih terduduk di tanah. Sepertinya dia sudah kehabisan tenaga saat memanggil para Sableye sehingga tidak kuat lagi untuk berdiri. ”Kupikir kau bisa bertarung secara jantan.”
Seharusnya kau berterima kasih padaku karena aku memperpanjang waktumu untuk bernafas, sebelum kau tidak bisa melakukannya lagi,” sahut sosok misterius dingin. ”Tapi kalau itu yang kau minta, kalau kau ingin segera ke neraka, aku akan meladeninya. Lakukan yang terbaik yang bisa kau lakukan, karena kau tidak akan bisa melakukannya lagi!”
Spectra tampak berpikir. Dia tahu ini adalah kesempatan terakhirnya untuk melakukan serangan. Kemampuan memanggil ratusan Pokemon tidak bertahan dalam waktu lama, dia harus bisa memanfaatkannya sebisa mungkin sebelum para Sableye itu menghilang. Tenaganya sudah terkuras karena pemanggilan tersebut, kini dia hanya bisa bergantung pada satu perintah saja.
”Sableye, bola bayangan!” Spectra memberikan perintah, kali ini perintah yang berbeda. Langsung saja para Sableye menciptakan bola hitam dan langsung melemparkannya ke arah Biru Maut.

Aku takkan diam saja, karena itu adalah hal yang bodoh. Jadi.... Biru Maut, gempa bumi!
Bola-bola hitam meluncur dari segala arah ke arah sosok misterius dengan Pokemon birunya, dan bersamaan dengan itu tanah di bawah mereka semua bergetar keras. Sableye-Sableye itu lalu terhempas jauh karena gempa bumi tersebut sementara Biru Maut terjatuh ke tanah karena bola-bola bayangan yang mengenainya. Sejurus kemudian para Sableye yang terbaring di tanah langsung lenyap, diikuti dengan lenyapnya Biru Maut.
Bagaimana? Seperti yang kau minta bukan?” tanya sosok misterius dengan santai. ”Aku tak menyangka kalau kau membutuhkan seratus Sableye untuk bisa menjatuhkan satu Pokemonku, itu membuktikan seberapa kuat diriku sebagai spesialis Pokemon hantu.
Spectra benci mengakuinya, tapi sosok misterius itu benar. Sosok itu begitu kuat, memaksanya menggunakan kemampuan yang dianggap terlarang untuk bisa menjatuhkan satu Pokemonnya saja.
Kupikir kau sudah kehabisan Pokemon sekarang, dan tentu saja kau juga sudah kehabisan tenagamu. Saat ini mengalahkanmu akan sangat mudah, semudah membalik telapak tangan bayi saja.
Sosok misterius berhenti bicara. Dia melangkah pelan mendekati Spectra yang terkulai lemah. Spectra tak tahu harus berbuat apa lagi. Dia telah mengerahkan seluruh tenaganya, namun masih belum berhasil mengalahkan sosok misterius itu. Kini benar seperti yang dikatakan sosok misterius, dia sudah kehabisan seluruh tenaganya dan mengalahkannya akan menjadi sangat mudah. Perasaan takut kembali meliputi dirinya karena dia tak tahu apa yang akan dilakukan sosok keji tak berperasaan itu padanya yang saat ini sudah tak berdaya.
Sosok misterius sekarang berada tepat di depan Spectra. Dia menunduk dan menatap ke arah Spectra. Spectra memalingkan wajahnya, tak mau balas menatap. Tiba-tiba dirasakannya aura gelap yang mengerikan saat sosok misterius itu berada di depannya. Dia tak pernah merasakan kegelapan seperti itu sebelumnya. Kegelapan yang tampak begitu gelap, membuatnya sangat ketakutan. Kini tubuhnya bergetar dan Spectra tak dapat menyembunyikannya dari sosok misterius.
Kau takut? Setelah kesombonganmu menolak tawaranku yang menarik itu, sekarang kau takut?” tanya sosok misterius membaca bahasa tubuh Spectra. ”Seperti yang sudah aku katakan tadi, aku akan melenyapkan siapapun yang menentangku, bahkan hingga tak tersisa sekalipun. Kau beruntung, aku tak pernah turun langsung untuk menghadapi musuhku seperti ini, kecuali dengan nenek Agatha. Biasanya aku menyuruh para klonku untuk menyingkirkan setiap penghalang, jadi berterima kasihlah padaku karena aku sendiri yang turun untuk membunuhmu, nona Spectra yang manis...”
Membunuh? Apa sosok itu benar-benar akan membunuhnya? Batin Spectra mulai kacau. Dia benar-benar tak habis pikir dengan sosok penjahat bukan manusia yang kini ada tepat di depannya. Benar yang dikatakan oleh Steven, penjahat ini benar-benar tidak bisa ditebak.
Aku bisa saja kembali menawarkan tawaran menggiurkan untuk bergabung denganku, tapi aku takkan melakukannya karena itu tidak ada gunanya. Bilapun kau menerima tawaranku, kau menerimanya karena keterpaksaan dan juga ketakutan, karena itu aku memutuskan untuk langsung melenyapkanmu. Kalau kau ingin menangis dan memohon, lakukanlah sekarang...
”Tidak!” jawab Spectra mantap. ”Aku tidak akan memohon atau menangis di depanmu, karena seorang Elite Four pantang melakukannya!”

2 komentar:

  1. bukankah gempa bumi ada dua di pokemon yaitu earthquake dan magnitude?

    BalasHapus
  2. Ya, memang ada dua... dan Earthquake diterjemahkan menjadi gempa bumi... :)

    BalasHapus

Anda sopan, Sandslash pun segan...