
”Kak L cepat pergi!” teriak Parmin. Aku tak tega meninggalkannya sendiri melawan Sidney, tapi aku tak punya pilihan.
”Ayo Lunar, ayo kita pergi,” ajak Profesor. ”Parmin benar, waktu kita sedikit, tidak ada cara lain.”
”Ba... baiklah,” jawabku pelan. Aku dan Profesor kemudian berjalan ke perbukitan meninggalkan Parmin yang kini berhadapan dengan Sidney. Aku melihat ke arahnya sejenak, berharap dia baik-baik saja...
*
Pertarungan Parmin melawan Sidney
Parmin berhadapan dengan Sidney. Dia menatap mata Sidney tajam. Sidney membalas tatapannya dengan pandangan meremehkan.
”Yang terpenting sekarang kak L bisa meneruskan pencariannya,” ujar Parmin.
”Kamu lupa ya kalau Elite Four tidak terdiri dari seorang trainer saja?” sahut Sidney. ”Anak kecil seperti kamu bukan tandingan untukku.”
”Kita buktikan!” Parmin melempar PokeBall dan mengeluarkan Fearow. Sidney yang melihatnya tersenyum dan membalas melempar PokeBall, mengeluarkan seekor Mightyena. ”Fearow, paruh pengebor!” perintah Parmin.

Fearow bergerak cepat ke arah Mightyena. Dengan paruhnya yang panjang Pokemon burung itu menusuk Mightyena. Mightyena kesakitan, namun Pokemon serigala hitam itu membalas dengan menggigit sayap lebar Fearow. Gigitannya begitu kuat, seakan Mightyena hendak memakan Fearow. Fearow kesakitan dan tergelepar di tanah. Pokemon itu bangkit dan berusaha terbang, namun kemudian terjatuh lagi, pingsan.
”Kamu lihat sendiri kan?” ledek Sidney. ”Hanya satu serangan dan Pokemonmu bukan apa-apa.”
”Ini belum selesai,” jawab Parmin. Dia mengembalikan Fearow ke dalam PokeBall dan mengeluarkan PokeBall lainnya. ”Aku memilihmu, Nidorino!” Pokemon berbentuk badak bercula dan berkulit duri bertelinga lebar itu pun muncul. ”Nidorino, serangan cepat!” Nidorino berlari cepat dan menabrak Mightyena. Mightyena terjatuh namun langsung bangkit lagi. Meski begitu tubuhnya terlihat keunguan.
”Titik berduri!” seru Sidney. ”Kamu melakukan kontak fisik untuk meracuni Mightyena dengan titik berduri yang dimiliki Nidorino, kupikir kamu idiot.”
”Aku menyadari kemampuan ini dan aku sudah terbiasa melakukannya, aku sendiri pernah keracunan karenanya,” jawab Parmin polos.
”Hahahaha... hanya orang tolol yang keracunan karena Pokemonnya sendiri, dasar tolol!”
”Diam dan lihatlah ini! Nidorino, tendangan berganda!”
Nidorino melesat menerjang Mightyena yang kesakitan karena racun dan langsung melayangkan tendangannya. Nidorino menendang dua kali beruntun dan Mightyena langsung jatuh tersungkur.
”Kembalilah Mightyena,” ujar Sidney memasukkan kembali Mightyena ke dalam PokeBall. ”Kamu beruntung karena Pokemonmu bisa mempelajari tendangan berganda, kelemahan dari Mightyena. Tapi setelah ini tidak akan ada lagi keberuntungan, aku akan menjatuhkanmu cepat! Keluarlah Shiftry!” Sidney melemparkan PokeBall dan keluarlah Shiftry, Pokemon berambut putih panjang dan bertangan daun. “Shiftry, pukulan penghisap!” Shiftry bergerak sangat cepat dan melayangkan pukulan ke arah Nidorino. Pukulan itu bertahan di tubuh Nidorino dan kemudian menghempaskan Nidorino jauh.

Namun belum sempat Nidorino melayangkan tendangan berganda, Shiftry terlebih dulu menyerang dengan sinar menyala terang yang melesat cepat ke arah Nidorino, namun tampaknya serangan itu tidak efektif karena kemudian Nidorino masih bisa bergerak dan membalas melayangkan dua tendangan beruntun pada Shiftry. Shiftry menjerit kesakitan namun Pokemon itu tampak bertahan dan kembali menembakkan sinar surya yang langsung menghantam Nidorino. Serangan itu memang tidak efektif, namun kali ini Nidorino langsung terkapar dan pingsan.
”Tembakan surya mungkin tidak efektif, tapi dua serangan beruntun seperti itu tentu bisa menjatuhkan Nidorinomu yang lebih lemah dari Pokemonku. Terlebih lagi sinar matahari ini sangat membantu pergerakan Shiftry dan juga menjadikan tembakan surya lebih cepat dari yang seharusnya,” terang Sidney sombong. ”Sekarang tunjukkan apalagi yang kamu punya.”
Parmin memasukkan Nidorino ke dalam PokeBall. Dia tahu peluangnya untuk menang dari seorang anggota Elite Four memang kecil, tapi dia tidak mau menyerah begitu saja. Dia harus membuat Sidney sibuk sehingga Lunar dan Profesor Hurr bisa pergi ke gua Terra. Dia pun mengeluarkan Pokemon terakhir yang dimilikinya.
”Aku memilihmu... Poliwhirl!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda sopan, Sandslash pun segan...