Episode
446: Harapan Sahabat
“Tapi ini bukan waktuku untuk menyerah.
Aku akan berjuang sampai akhir. Dan kamu mesti tahu, namanya bukan Kardigan...
namanya adalah Guardian!”
“Mau Kardigan kek, mau Gorden kek...
masa bodoh! Yang pasti, semuanya tak akan bisa menghentikanku menjadi juara!
VIRE!”
“GUARDIAN!”
Aku dan Volta kembali saling perang urat
syaraf. Tanpa kami tahu, seorang perempuan tengah menyaksikan kami dengan
cemas. Siapa lagi kalau bukan Flame, sahabat kami berdua.
‘Lunar... Volta...’ batinnya tanpa
seorang pun tahu. ‘Saat pertama kali bertemu kalian, membuat persahabatan dengan
kalian di dalam Tim Magma... Aku tak pernah menyangka akan menyaksikan hal
ini....’
‘Semua kenangan ini... semua yang
terjadi di antara kita...’ Flame terus membatin. ‘Apa kalian ingat liburan kita
yang begitu berkesan di Lilycove? Apa kalian masih ingat betapa kita
bersama-sama menghadapi Monsta? Apa kalian ingat betapa kita saling membantu di
Gunung Kanon?’
Flame bergantian menatap wajah kedua
sahabatnya itu. Wajah bermata cokelat dan wajah bercarut di depannya.
Wajah-wajah yang pernah menemaninya, menciptakan kenangan-kenangan indah.
Membuatnya merasa tak sendiri. Tapi sekarang...
‘Aku sudah memutuskan,’ batinnya lagi.
‘Aku tak bisa memihak satu di antara kalian untuk menang. Lunar, sikap diammu
yang membuatku menunggu sekian lama dan mesti melupakanmu... dan Volta,
pengkhianatanmu yang telah melukai hatiku... apapun yang terjadi itu, kalian
masih akan selalu menjadi sahabatku. Karena itu kumohon...
‘Kumohon segera akhiri pertarungan ini!’
*
Di
tribun VIP...
Flint berjalan penuh tanda tanya menuju
tribun VIP. Dia heran kenapa Scott memanggilnya di saat-saat yang genting, saat
pertarungan final akan segera berakhir dan pemenang turnamen ini akan segera
ditentukan.
“Padahal lagi seru-serunya...” kata
Flint sambil terus berjalan.
Tak butuh waktu lama untuknya tiba di
tribun VIP. Segera saja ditemuiya lelaki gemuk keriting yang memanggilnya.
“Ada apa Tuan Scott? Kenapa
tiba-tiba...”
“Maaf mengganggu kenikmatanmu
menyaksikan pertarungan ini Flint,” sela Scott. “Tetapi aku perlu bantuanmu
saat ini. Apa kamu bisa melakukannya?”
Flint tersentak kaget. “Apa? Maksud Anda
itu...”
Scott mengangguk. “Mestinya aku meminta
ini jauh sebelumnya. Tapi situasi di area benar-benar memberikanku pilihan
sulit. Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.”
“Jadi mereka sudah ada di sini?” tanya
Flint seraya melihat sekelilingnya.
“Ya,” angguk Scott. “Tepat setelah
pertarungan ini selesai, kupikir.”
Flint terdiam. Dia melihat ke arena,
melihat Lunar dan Volta, lalu melihat ke arah kekasihnya. “Baiklah Scott,”
katanya kemudian. “Aku akan melakukannya... karena itulah alasanku ada di
sini...”
*
Kembali
ke pertarungan final...
Volta menatap ke arahku dengan penuh
kemenangan. Dia tersenyum, lantas berseru keras. “Terimalah kekalahanmu Lunar!
Memang sudah selayaknya kamu kalah dariku. Pertanyaan kita selama ini telah
terjawab... Akulah yang lebih unggul darimu!”
“VIRE.... Tuntaskan ini... Hantaman
Giga!” perintahnya kemudian.
Aku menatap Electivire dan Volta dengan putus
asa. Pokemon kuning besar itu tengah berkonsentrasi, memunculkan bola sinar di kedua
tangannya ala kamehameha Songoku. Semakin lama bola itu menjadi semakin besar
hingga tak muat lagi dalam cakupan kedua tangannya. Aku tahu itu adalah saat
untuk melepaskannya, mengakhiri pertarungan ini. Sementara aku hanya bisa menatapnya
dengan putus asa, seolah telah siap menerima kekalahanku...
“Habisi dia!”
Electivire sudah merenggangkan kedua
tanganku hendak meluncurkan bola sinar di tangannya. Namun tiba-tiba kedua
tangannya berhenti bergerak, dan bola sinar itu menghilang. Yang terdengar
berikutnya adalah suara jeritan... tapi bukan dari Sandslash.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda sopan, Sandslash pun segan...