SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Jumat, 06 Mei 2011

L's Diary: Eps.257 - Legenda yang Menjadi Hidup

PhotobucketEpisode 257: Legenda yang Menjadi Hidup

--Not in my Diary--


Pulau Cinnabar, Provinsi Kanto

Siang hari begitu terik di pulau yang terletak di selatan Kanto. Pulau Cinnabar, menjadi seperti pulau hantu yang tak berpenghuni setelah ledakan dahsyat gunung Cinnabar. Banyak penduduk yang mengungsi dan tinggal di kota-kota lain, namun masih ada penduduk yang memilih untuk tetap tinggal di pulau vulkanis itu. Meski begitu suasananya begitu sepi mencekam bahkan di siang hari sekalipun. Tinggal sedikit rumah yang masih berdiri di pulau itu, dan satu-satunya tempat yang menjadi pusat kehidupan di kota itu adalah sebuah Pokemon Center yang menjadi persinggahan para petualang dan para trainer. Pokemon Center itu dikelola oleh seorang gadis berambut merah yang keberadaannya tidak diterima oleh penduduk Cinnabar, namun menjadi pahlawan saat gunung Cinnabar meletus. Dia adalah Flame Evers.
”Entah kenapa siang ini terasa begitu panas, tidak seperti biasanya,” keluhnya sambil menyeka keringat. Seekor Flareon tampak berbaring di pangkuannya.
”Mungkin ini dampak pemanasan global,” sahut suster Joy yang menemaninya di Pokemon Center. ”Hari ini tidak ada satu orang pun yang mampir kesini, sepertinya pulau ini benar-benar sudah mati.”
”Iya, sejak letusan itu,” jawab Flame sedih. ”Kakek Blaine sendiri sudah memindahkan gymnya ke kepulauan Seafoam karena permukaan tanah yang hancur dan meninggalkan tumpukan lahar yang bisa disebut sebagai anak gunung Cinnabar.”
”Ah iya, meski begitu keberadaan Pokemon Center haruslah dipertahankan karena...”
Ucapan suster Joy terputus saat tiba-tiba terjadi getaran yang menggetarkan dinding-dinding Pokemon Center. Flame dan Joy langsung bergerak berlindung hingga getaran itu hilang. Getaran itu berhenti, namun kemudian terdengar suara raungan yang sangat keras. Flame berpikir gunung Cinnabar akan kembali meletus dan dia langsung mengajak Joy keluar dari Pokemon Center.
”Apa gunung Cinnabar akan kembali meletus?” tanya Joy setibanya di luar.
”Entahlah, tapi saat ini lebih baik untuk...”
Flame berhenti bicara saat melihat sosok raksasa berwarna kemerahan berdiri di tepi pulau. Sosok itu tampak meraung-raung, mengeluarkan suara raungan yang keras yang membelah siang. Para penduduk yang masih bertahan di pulau Cinnabar langsung keluar dari rumah mereka masing-masing untuk mengetahui apa yang terjadi.
”Nona Flame, itu apa? Apa itu Pokemon?” tanya Joy terkejut melihat sosok besar itu.
”Itu... itu Groudon!”

Flame langsung berlari ke arah Groudon meski Joy berteriak mencegahnya. Dia berlari begitu cepat diikuti Flareon miliknya. Saat hampir sampai di tempat Groudon berdiri, tanah di bawahnya bergetar dan membuatnya langsung terjatuh. Yang terjadi selanjutnya sungguh tak bisa dipercaya. Matahari bersinar dengan teriknya, begitu terik hingga air laut di sekitar pulau Cinnabar terlihat menguap cepat. Flame benar-benar tak percaya dengan yang dilihatnya. Uap air yang begitu banyak kini mengelilingi pulau Cinnabar, menciptakan kabut panas yang menjadikan cuaca menjadi semakin panas.
Flame baru saja bangkit berdiri saat tanah yang diinjaknya kembali bergetar. Getaran kali ini sangatlah kuat hingga membuat para penduduk panik. Bersamaan dengan getaran yang terus terjadi, sebuah daratan muncul perlahan naik di sekitar pulau dan mengelilinginya. Daratan itu cukup luas dan menggantikan wilayah lautan yang sebelumnya ada disana. Flame terpukau melihatnya. Groudon... Groudon telah menciptakan daratan baru! Legenda itu benar-benar terbukti!
Flame mendongak melihat ke arah Groudon. Dilihatnya seseorang berdiri di bahu kanan Pokemon benua itu. Flame berusaha melihat sosok itu dengan lebih jelas, namun sinar matahari yang begitu terik membuat pandangannya terhalang sehingga yang terlihat hanyalah siluet. Sebuah sinar berkilauan tampak keluar dari lengan kiri sosok tersebut.
”Janji sudah ditepati, sekarang saatnya pergi...” ujar sosok misterius itu pelan.
Groudon kemudian membalik tubuhnya bersamaan dengan suara raungan yang sangat keras. Pokemon merah besar itu berjalan pelan meninggalkan pulau Cinnabar dan daratan baru yang telah diciptakannya. Flame yang menyadari hal tersebut langsung bangkit berdiri berusaha untuk mengejar. Namun sebuah sinar panas temaram muncul dari punggung Groudon yang langsung menyilaukannya. Saat sinar itu perlahan menghilang, Groudon sudah tidak terlihat lagi...

*

Jauh di kedalaman Meteor Falls, Hoenn...

Seorang lelaki berambut putih keperakan berdiri mengamati dinding gua yang berwarna ungu dan terbuat dari batu. Lelaki itu tampaknya sangat tertarik dan antusias dengan bebatuan yang ada di dalam gua.
”Kau ingat pertama kali kita bertemu?” terdengar sebuah suara di belakangnya. Lelaki berambut putih berbalik dan mendapati seorang lelaki berambut hitam dan bermata cokelat berdiri di depannya sekarang. Seekor Pokemon dengan punggung berduri berdiri di samping lelaki tersebut.
”Aku ingat, saat itu aku juga sedang mengamati bebatuan...” jawab lelaki berambut putih. ”Tapi ada yang berbeda dengan saat ini...”
”Ya, tentu saja ada yang berbeda,” jawab lelaki berambut hitam. ”Saat ini aku sudah mendapatkan delapan lencana... dan aku kesini untuk menepati janjiku.”
”Sudah kuduga kau pasti datang,” sahut lelaki berambut putih tersenyum sinis. ”Kalau begitu bagaimana kalau kita buka pertemuan ini dengan menggunakan Pokemon yang kita dapatkan di pertemuan pertama kita. Apa kau keberatan?”
Lelaki berambut hitam menggeleng. ”Tidak, aku tidak keberatan. Sebaliknya, aku sangat setuju.”
”Kalau begitu mari kita mulai...”
”Kapanpun kau siap...”
Lelaki berambut putih dan lelaki berambut hitam kini saling berhadapan. Di tangan mereka telah tergenggam bola berwarna merah putih. Bola itu lalu terlempar bersamaan ke udara, memunculkan dua monster ... dua Pokemon yang mereka dapatkan di menara ilusi... pada pertemuan pertama mereka....


SERVADA CHRONICLES: HUNTER SEASON
~~SELESAI~~

Keterangan alih bahasa:
Gue Terra – Terra Cave
Gua Asal Mula – Cave of Origin
Lencana Hujan – Rain Badge

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...