SERVADA CHRONICLES: HUNTER SEASON
BAB XXXII PERTARUNGAN RAWA BESAR PASTORIA

--Not in my Diary— Di dalam sebuah pesawat jet...
Volta terduduk di sofa putih yang lebar. Dia tampak memegangi selembar kertas sambil tersenyum misterius. Senyumnya terhenti saat tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu.
“Masuklah,” jawab Volta tanpa mengalihkan pandangan dari kertas yang dipegangnya.
Pintu terbuka dan muncul dua orang kepercayaan volta, anak buahnya di Tim Voltase, Curie dan Bochel. “Laporkan posisi kita sekarang.”
“Kita mendekati kota Pastoria, Tuan Volta,” jawab Curie, perempuan berambut cokelat. “Tak lama lagi kita akan tiba di Rawa Besar.”
”Bagus! Bagus sekali! Sebentar lagi tujuan kita akan tercapai,” sahut Volta antusias.
”Tuan Volta, bolehkah saya mengajukan sebuah pertanyaan?” tanya Bochel yang berambut kribo.
”Silakan saja, kenapa tidak boleh?”
”Kenapa kita pergi ke Sinnoh? Bukankah yang kita cari jelas-jelas berada di Hoenn?” tanya Bochel.
Volta tersenyum. Dia lalu menunjukkan kertas yang sedari tadi dipegangnya pada dua anak buahnya tersebut. ”Kalian tahu kenapa? Karena kita mencari orang ini...” jawab Volta menunjuk pada gambar seorang lelaki berpakaian ranger yang ada pada kertas itu.
*
Rawa Besar, Safari Zone Kota Pastoria, Sinnoh...

”Hal seperti ini harus terjadi di seluruh dunia,” gumam ranger tersebut. Kini dia melihat beberapa ekor Bidoof, Pokemon bertubuh cokelat bergigi besar tampak bermain bersama. ”Aku sangat menikmati suasana ini...”
”Memang harus seperti inilah yang terjadi di dunia kita,” jawab sebuah suara misterius yang bergetar. ”Kedamaian kehidupan Pokemon tanpa campur tangan manusia.”
”Ya, manusia memang perlu menciptakan kawasan perlindungan bagi para Pokemon, Rawa Besar yang alami ini contohnya,” jawab ranger.
”Andai semua manusia seperti dirimu Max, pasti takkan ada kekacauan dan keresahan di dunia,” ujar suara bergetar.
Sang ranger tersenyum mendengarnya. Namanya Max, dia adalah ranger penjaga Rawa Besar kota Pastoria. Rawa Besar adalah sebuah wilayah rawa-rawa yang luas di utara pusat kota Pastoria. Tempat ini dijadikan tempat penangkaran alami dan perlindungan Pokemon liar. Selain berfungsi sebagai balai konservasi, Rawa Besar juga dimanfaatkan sebagai taman safari atau Safari Zone yang diberi nama Taman Safari Rawa Besar Pastoria. Keberadaan Safari Zone dirasakan sangat membantu masyarakat kota karena banyak wisatawan yang berkunjung ke Pastoria untuk melihat-lihat Pokemon-Pokemon langka yang hanya bisa ditemukan di Rawa Besar sehingga menciptakan pemasukan positif bagi kota ini.
Sebelumnya wilayah Rawa Besar yang luas hanya dijaga oleh petugas biasa, namun setelah peristiwa ledakan bom Tim Galactic, pihak pengelola Taman Safari Rawa Besar Pastoria memutuskan untuk menyewa ranger guna mengawasi dan melindungi Rawa Besar dari ancaman pihak-pihak tidak bertanggung jawab. Karena keterbatasan sumber daya ranger yang ada, maka hanya ada seorang ranger saja yang menjaga Rawa Besar dan orang itu adalah Max. Meski begitu pusat komando Ranger Union selalu memantau keadaan Rawa Besar melalui satelit. Bagaimanapun keberadaan Rawa Besar sangatlah penting dalam dunia ilmu pengetahuan, begitu yang dikatakan oleh Profesor Rowan, seorang peneliti Pokemon terkenal di provinsi Sinnoh.
”Sebenarnya manusia dan Pokemon saling melengkapi,” ujar Max tanpa mengalihkan pandangannya dari kawanan Bidoof yang asyik bermain. ”Manusia bisa memahami perasaan Pokemon, dan Pokemon pun demikian sebaliknya. Karena itulah kita mengenal pelatih Pokemon dan juga Pokemon Ranger. Aku salah satunya. Aku beruntung menjadi seorang ranger, aku mencintai pekerjaan ini dan karena menjadi ranger pula aku bisa mengenal dan bersahabat denganmu.”
”Selama ini aku tinggal di langit. Keberadaanku adalah misteri bagi manusia. Tapi sejak kamu menyelamatkanku, kupikir tak ada salahnya mengunjungi daratan sesekali, asalkan keberadaanku tidak diketahui....”
Max mengangguk. Dia lalu memandang jauh ke depan. ”Aku heran, kenapa manusia suka mengincar Pokemon legenda? Apa kamu punya jawabannya?” tanyanya.
”Kami berbeda Max, kami para legenda memiliki hal yang tidak dimiliki Pokemon lainnya... Kami memiliki....”
Ucapan suara misterius yang bergetar itu terputus saat tiba-tiba arloji yang dikenakan Max berbunyi. Max langsung menekan salah satu tombol pada arloji yang terlihat canggih tersebut dan kemudian muncul sebuah suara.
”Max, maaf mengganggu acaramu berpatroli,” ujar suara perempuan dari arloji tersebut. “Ada yang harus kami sampaikan.”
“Apa itu Rythm?” tanya Max penasaran.
”Sebuah objek besar bergerak mendekati Rawa Besar. Objek yang kami duga pesawat terbang itu kini telah melewati kota Pastoria. Beberapa penduduk panik dengan kemunculan pesawat tersebut.”
”Pesawat apa?” tanya Max lagi. Namun belum sempat Max mendengar jawabannya, tiba-tiba langit Rawa Besar berubah gelap. Max mendongak keluar jendela trem dan mendapati sebuah pesawat besar berbentuk aneh melayang di atas Rawa Besar...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda sopan, Sandslash pun segan...