SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Rabu, 18 November 2009

L's Diary: Eps. 7 - Runtuhnya Menara Ilusi


wooper gifEpisode 7: Runtuhnya Menara Ilusi



Kupandangi dua batu itu. Aku masih tak percaya dua batu yang tampak tak berguna ini adalah fosil.

“Jadi dua batu ini adalah Pokemon fosil?” tanyaku masih tak percaya. Steven mengangguk.

”Baiklah L – nama yang aneh sebenarnya, tapi tak apalah – satu fosil untukmu dan satunya lagi untukku. Pilihlah mana yang menarik hatimu,” ujar Steven.

Pokemon fosil? Bukankah ini hanya benda mati? Apa yang bisa kulakukan dengan batu-batu tak bernyawa ini? Benarkah batu-batu ini bisa dibangkitkan kembali seperti kata orang di Pokemon Center?

”Kenapa? Kau ragu?” tanya Steven melihat gelagatku. ”Kalau kau memang seorang maniak fosil, harusnya kau senang dan antusias melihat penemuan ini. Kau beruntung karena tak semua orang bisa menemukan menara ilusi, tempat Pokemon fosil berada.”

”Menara ilusi? Jadi benar ini menara ilusi?” tanyaku terperangah.

”Kau pikir apa? Menara kembar WTC?”

”Kalau benar menara ini adalah menara ilusi dan dua batu ini adalah Pokemon fosil, kenapa kau mau membaginya padaku?”

Steven tersenyum lagi. Entah mengapa setiap senyumnya sangat menyenangkan hati. ”Aku bisa saja mengambilnya semua, tapi aku tak mau serakah. Kulihat ada orang lain yang menemukan menara ini dan fosil itu ada dua. Apa salahnya berbagi?” jawab Steven sangat mempesona. Oh, kalau aku wanita mungkin aku langsung jatuh hati padanya. ”Tapi kuingatkan kau kalau kau tak bisa membangkitkan kedua fosil ini tanpa bantuan teknologi. Jadi percuma saja kalau memiliki fosil itu tanpa bisa memanfaatkannya.”

Steven benar. Untuk apa aku menyimpan batu seperti ini? Kenapa hal ini tak terpikirkan sebelumnya olehku? Kalau saja hal ini terpikirkan, mungkin aku takkan nyaris mati dibelit oleh Seviper. Tapi kalau hal ini terpikirkan, aku pasti takkan bertemu dengan Sandshrew Pokemon pertamaku.

”Tenang saja,” ujar Steven melihat kegundahanku. ”Perusahaan ayahku tengah mengembangkan sebuah mesin berteknologi canggih yang bisa membangkitkan Pokemon fosil. Kau pilih saja mana yang kau suka dari kedua fosil itu, nanti biar aku yang membawanya pulang. Akan kubangkitkan Pokemon fosil pilihanmu dan akan kukirimkan Pokemon fosil itu kepadamu. Bagaimana?”



”Hei,” selaku. ”Bagaimana kamu bisa sebaik itu?” tanyaku tak habis pikir kenapa dia bisa sebaik itu padaku. Apakah aku bisa mempercayai perkataan lelaki ini. ”Darimana aku bisa percaya kalau kau punya teknologi seperti itu?”

”Kau punya Pokenav?” tanya Steven. Aku mengangguk. ”Bagus, kalau begitu kita tinggal bertukar nomor. Nanti kau akan kuhubungi atau kau bisa menghubungiku. Bagaimana?”

”Ide bagus,” sahutku. ”Dengan begitu aku bisa melihat siapa yang menipuku.” Steven tersenyum mendengar perkataanku. Dia lalu mengulurkan tangan berniat menjabat tanganku. Aku membalas mengulurkan tangan. Kami berjabat tangan, tanda kami sama-sama setuju.

”Kalau begitu aku pilih yang.....ini!” kuangkat sebuah fosil bercorak akar.



”Maka yang ini milikku,” Steven mengikuti langkahku dengan mengambil fosil bercorak cakar.

”Baiklah, fosil ini kau bawa dan jangan lupa kau berikan padaku dalam bentuk hidup,” pintaku sembari menyerahkan fosil yang aku pilih pada Steven.

”Tentu. Tenang saja, lebih baik begini sehingga kau tak perlu dikejar-kejar oleh maniak fosil.”

Tiba-tiba saja terasa getaran yang sangat hebat yang mengguncangkan menara. Sepertinya terjadi gempa dan langit-langit menara tampak seperti mau runtuh.

”L, kita harus bergegas pergi dari sini, sepertinya menara ini akan runtuh,” ujar Steven. Aku mengangguk mengiyakan.

Aku dan Steven berlari menuju ke arah tangga sementara bebatuan yang sebenarnya tanah-tanah keras mulai berjatuhan ke arah kami. Kami berusaha menghindar sebisa mungkin. Kami berhasil mendekati tangga, namun saat aku menginjakkan kaki pada anak tangga pertama, tangga itu runtuh dan jatuh ke bawah.

”Sial!” umpatku. ”Kita tidak mungkin melompat ke bawah, terlalu jauh!”

”Serahkan padaku saja padaku!” Steven mengeluarkan pokeball dan melemparkannya. ”Keluarlah Skarmory!” Seekor Pokemon burung bertubuh besi keluar dari pokeball. ”Skarmory, sayap besi!” Skarmory menggerakkan kedua sayapnya dan dari kedua sayapnya keluar besi-besi tajam yang langsung menghancurkan dinding menara yang terbuat dari tanah itu. Dinding menara pun langsung berlubang.



Steven naik ke atas Skarmory dan memberikan isyarat padaku untuk ikut naik. Aku mengangguk dan naik ke atas Skarmory setelah sebelumnya memasukkan Sandshrew ke dalam pokeball.

”Skarmory, terbang!” perintah Steven. Skarmory pun melesat terbang melewati celah berlubang pada dinding menara. Langsung saja badai pasir menyambut kami berdua. Buru-buru kukenakan kacamata hitam Pak Donald dan kulihat Steven pun mengenakan kacamata yang sama. Sementara itu menara ilusi perlahan-lahan mulai runtuh hingga akhirnya rata dengan tanah, tak berbekas karena menara itu memang terbuat dari tanah.

Kami mendarat dengan selamat di atas padang pasir. Setelah menurunkanku, Steven berpamitan kepadaku.

”L, akan kukirimkan Pokemon fosil kepadamu secepat mungkin yang kubisa. Aku takkan ingkar janji,” katanya.

”Baiklah, aku tunggu. Sebelumnya aku mengucapkan terima kasih banyak karena telah berbagi Pokemon fosil denganku,” sahutku. Steven mengangguk dan kemudian dia melesat terbang meninggalkanku. Aku tersenyum melihat kepergiannya. Steven terlalu baik padaku sehingga aku patut curiga padanya. Kalaupun dia akhirnya menipuku, aku takkan kecewa. Bagiku yang terpenting sekarang adalah perjalananku sebagai pelatih Pokemon yang baru saja dimulai. Bagiku yang terpenting adalah berhasil mendapatkan Sandshrew sebagai Pokemon pertamaku tanpa perlu menyakitinya. Itulah yang terpenting sekarang.....

”Hei, L!” terdengar sebuah suara memanggilku. Aku menoleh, rupanya Pak Donald tengah berjalan ke arahku. ”Kemana saja kau ini? Kenapa kau tak menyusulku?” tanyanya sambil terengah-engah.

”Maaf Pak Donald, aku tadi tersesat,” jawabku polos.

”Untunglah aku berhasil menemukanmu. Bagaimana? Apakah kau berhasil menemukan Pokemon fosil?” tanyanya lagi. Aku menggeleng berbohong. Aku memang tadi telah mendapatkan Pokemon fosil, tapi kalaupun aku katakan yang sejujurnya, mana mungkin dia percaya karena Pokemon fosil itu sekarang tak ada padaku.

”Bapak sendiri bagaimana? Apakah sudah menemukan Pokemon fosil?” aku balik bertanya. Pak Donald menggeleng.

”Entahlah, tadi sepertinya aku melihat menara ilusi di dekat sini, karena itulah aku berjalan kesini. Eh, tak tahunya aku hanya menemukanmu disini,” jawab Pak Donald.

Aku tersenyum mendengar jawaban Pak Donald. Memang tadi ada menara ilusi disini, tapi biarlah hal itu hanya menjadi rahasia.....rahasiaku dengan lelaki bernama Steven....


Bab I - Pencarian Pokemon Fosil --- selesai.....


Keterangan Alih Bahasa:

Tembakan Air - Water Gun

Gigitan - Bite

Pukulan Batu - Rock Smash

Belitan - Constrict

Tembakan Lumpur - Mud Shot

Sayap Besi - Steel Wing

Terbang - Fly

Selubung Pasir - Sand Veil

Fosil Cakar - Claw Fossil

Fosil Akar - Root Fossil

Peternak Pokemon - Pokemon Breeder

Maniak Fosil - Ruin Maniac

Juara - Champion

Pelatih Pokemon - Pokemon Trainer

Menara Ilusi - Mirage Tower

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...