Episode 51: Selamat Tinggal Gunung Chimney
”L, maaf telah merepotkanmu. Sekarang kau bisa bergabung dengan kedua temanmu tadi. Aku akan segera pergi dari sini,” ujar Guy kemudian.
”Apa kau bercanda? Kau tidak mau menangkapku?” tanyaku heran. Guy menggeleng. ”Apa kau tak mau membantu rekan-rekanmu di ranger untuk menangkap kami?” tanyaku lagi. Lagi-lagi Guy menggeleng.
”L, seperti yang aku katakan tadi, aku sedang menjalani detensi. Saat ini aku tidak sedang menjalankan tugasku sebagai ranger, lagipula ini bukan wilayah kekuasaanku. Jadi walaupun ranger sedang berusaha menangkap kalian, aku akan pura-pura tidak tahu,” jawab Guy.
”Kalau begitu aku patut berterima kasih padamu, Guy. Mungkin kita bisa berteman...”
Guy tersenyum. ”Ya, mungkin. Aku juga harus berterima kasih padamu. Aku senang bisa bertemu denganmu, paling tidak yang kutemui adalah seseorang yang bisa diajak bicara baik-baik.” Guy berbalik, melihat ke jam tangannya kemudian menoleh ke arahku. ”L, aku harus pergi. Senang bisa berkenalan denganmu. Semoga kau berhasil menciptakan perdamaian sebagaimana yang kau cita-citakan. Semoga cara yang kau gunakan adalah cara yang benar dan tidak merugikan orang lain.”
”Ya, kau juga. Semoga kau berhasil menangkap kelompok perusak lingkungan itu.... dan semoga kau tak terkena detensi lagi,” balasku.
Guy tersenyum. Dia lalu melihat ke arah Houndoom. ”Dar, ayo kita pergi, kau tak mau menyakiti lelaki itu bukan?” Houndoom mengangguk. Pokemon memiliki ekor menyerupai anak panah itu kemudian berlari ke dalam hutan. ”Hei, tunggu aku!” teriak Guy. Guy pun berlari mengejar Houndoom. Namun sebelum dia hilang di antara semak-semak hutan, dia menoleh padaku dan tersenyum. Aku pun tersenyum membalasnya.
Ada-ada saja, batinku. Sekarang masalah sudah terselesaikan dan saatnya aku kembali pada regu G. Aku pun segera masuk ke gunung Chimney.
Suasana aula Magstadium begitu riuh. Semua grunt telah berkumpul di tengah lapangan dan sepertinya akan segera pergi keluar gunung. Maxie tampak berdiri di depan mereka semua sementara Tabitha dan Courtney di belakangnya. Aku pun langsung berbaur dengan ketumunan grunt dan mencari-cari Badut dan Flame. Tak butuh waktu lama untuk bisa menemukan mereka berdua.
”L, kau baik-baik saja?” tanya Flame melihat kedatanganku.
”Aku baik, ranger itu sudah kubereskan,” jawabku.
”Baguslah,” sahut Badut.
”Apa yang terjadi disini Flame?”
”Paman Maxie mengumpulkan semua anggota Tim Magma di Magstadium untuk mempersiapkan kepergian dari gunung ini,” jawab Flame. ”Lebih baik kau diam dan dengarkan apa yang dikatakan Paman.”
Aku pun diam dan mulai menyimak ucapan Maxie.
”Saudara-saudaraku semua, kita akan segera pergi meninggalkan markas kita tercinta ini. Tapi jangan khawatir, kita akan kembali lagi ke markas ini untuk membangunkan Groudon apabila keadaan telah aman,” Maxie memberikan instruksi. ”Kita terpaksa meninggalkan markas yang telah kita bangun susah payah ini karena keadaan bahaya dan hanya itulah satu-satunya cara untuk bisa tetap memenuhi misi kita.” Maxie terlihat sangat tenang. Dia benar-benar penuh kharisma. ”Untuk itu, kita akan menggunakan enam buah helikopter untuk pergi dari sini. Helikopter-helikopter tersebut sudah siap sekarang. Aku ingin kalian semua mengikutiku ke hanggar dengan tenang. Dengan ini evakuasi dimulai!”
Segera setelah mengatakan hal itu Maxie berbalik membelakangi kerumuman diikuti oleh Tabitha dan Courtney. Ketiganya lantas mulai berjalan. Kerumunan grunt pun mulai mengikuti Maxie berjalan menuju hanggar yang ada di dekat kawah gunung Chimney.
Kami tiba di hanggar yang dimaksud dan kulihat ada enam helikopter pengangkut berukuran besar yang telah bersiap untuk terbang. Ukuran helikopter itu cukup besar sehingga mampu menampung sepuluh lima belas orang tiap helikopter. Helikopter pengangkut ini seperti helikopter yang biasa dipakai tentara untuk membawa pasukan tempur. Bagian dalamnya cukup luas yang memungkinkan kami untuk bisa berdiri di dalamnya. Masing-masing helikopter itu telah diisi oleh pilot, menandakan keberangkatan telah dipersiapkan.
Setelah Maxie memasuki helikopter utama. kami semua pun memasuki masing-masing helikopter satu-persatu. Butuh waktu agak lama bagi kami untuk mempersiapkan evakuasi ini dikarenakan banyak data-data penelitian an bukti-bukti yang harus dibawa serta.
Perlahan tapi pasti, enam helikopter terbang melayang ke angkasa. Tim Magma pun akhirnya pergi dari gunung Chimney....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda sopan, Sandslash pun segan...