BAB LV. PEREMPATFINAL YANG PERTAMA

“Solar! Hentikan!” teriakku keras saat Solar, Tropius andalanku itu mengamuk tidak jelas di ruang latihan. Pokemon yang kutangkap dengan Nest Ball kota Verdanturf itu bergerak kesana-kemari tidak karuan menghantam apapun yang ada di depannya. Aku tidak tahu apa yang terjadi padanya yang tiba-tiba tidak menuruti perintahku saat kami sedang berlatih untuk babak perempat final. “Solar! Ada apa denganmu?” teriakku lagi berusaha menghentikan Pokemon buah-buahan itu.
WUSSS!
Solar melayang kencang ke arahku, membuatku harus menunduk menghindarinya bila tidak ingin terhempas karena tubrukan tubuhnya yang besar itu. Solar kemudian mengeluarkan daun-daun tajam tak beraturan ke berbagai arah, membuatku berlarian mencari tempat yang aman bila tidak mau tubuhku terluka.
“SOLAR! Kumohon hentikan!” teriakku mulai kehabisan kesabaran. Melihat kegilaan Solar itu membuatku terpaksa mengeluarkan Guardian, Sandslash andalanku untuk menghentikannya. “Dian, tolong bantuannya!” kataku pada Guardian yang ternyata langsung ikut berlari bersamaku ketika menyadari daun-daun pemotong berterbangan dimana-mana. “Kenapa kamu malah ikutan berlari!” protesku kesal. Well, bukan sepenuhnya salah Guardian sih, dia itukah bertipe tanah yang artinya lemah terhadap serangan bertipe rumput.
(Komentar Dian kesal, “Aduh boss… kira-kira dong kalau ngeluarin aku…”)
“Guardian… Galian!” perintahku cepat melihat Solar semakin menggila. Guardian langsung saja menghancurkan lantai menggali tanah dan masuk ke dalamnya. Solar tampak bingung melihat Dian tiba-tiba lenyap dari sana lalu mendarat pelan di lantai. Berikutnya dia langsung kembali bergerak melayang ke atas saat menyadari Sandslash muncul keluar dari lantai di bawahnya, membuat serangan Dian meleset. Melihat itu Solar menjadi semakin murka. Dia kini mengumpulkan sinar matahari yang masuk dari jendela ventilasi ke punggungnya, lalu membentuk bola sinar yang semakin membesar di mulutnya. Oh tidak… itu sinar surya… SolarBeam!
“Guardian menyingkir!” teriakku memperingatkan Guardian cepat. Tapi terlambat, sinar putih kekuningan telah melesat cepat menghantam Sandslash yang telah menemaniku sejak awal petualanganku itu. Dian pun langsung jatuh terkapar. Sinar surya adalah serangan bertipe rumput, yang efektif terhadap Pokemon tipe tanah seperti Sandslash.
Kini aku terdesak di sudut ruangan. Solar tampak melayang mengambang di udara menatapku tajam dengan sinar matanya yang merah. Aku heran melihat sinar mata itu, pasti ada sesuatu yang aneh… dia tidak pernah seperti ini sebelumnya, mata merah itu juga…
“Solar, ada apa denganmu?!” tanyaku marah. “Kenapa kamu mengamuk seperti ini? Apa yang sebenarnya terjadi?”
Solar tak menjawab. Dia terus memandangiku lalu kembali mengumpulkan sinar matahari di punggungnya, berniat melakukan serangan sinar surya untuk kali kedua. Melihat hal itu membuatku harus bergerak cepat. Langsung saja kurogoh sakuku, berniat mengeluarkan PokeBall. Aku tidak mungkin mengeluarkan Mangrove si Wooper karena pasti akan langsung bernasib sama seperti Dian, tapi aku juga ragu untuk mengeluarkan Treas si Cradily. Baiklah, aku tidak punya waktu banyak… aku harus melakukannya sekarang!
“Treas! Aku memi…”
“Capture ON!” tiba-tiba terdengar sebuah suara laki-laki yang langsung menghentikan gerakanku untuk melemparkan PokeBall. Sebuah sinar panjang seperti cambuk lantas muncul dan melilit Solar dengan cepat. Solar tampak bingung melihat lilitan garis bersinar itu. Tropius itu berusaha berontak saat sinar bersinar yang ternyata terbentuk dari gerakan sebuah gasing itu mencoba menahannya. I… Itukan…
“Yeah, berhasil,” kata seorang lelaki dengan sweater putih dan syal hijau yang ada di pintu ruangan. “Capture complete,” sambungnya saat gasing yang tadi diluncurkannya kembali ke tangannya. Solar sendiri kini telah mendarat perlahan dan terlihat tenang.
“G… Guy?”
Lelaki bersyal yang tak lain adalah Misteri Guy itu mengangguk. “Syukurlah aku datang tepat waktu,” katanya mendekati Tropius dan membelainya perlahan. “Aku tidak mengerti Lunar, kenapa Tropius ini bisa mengamuk seperti tadi?” tanyanya kemudian.
Aku menggeleng. “Entahlah Guy, ini tidak seperti biasanya,” jawabku lemah. “Sepertinya ada sesuatu yang merasuki Solar hingga dia mengamuk seperti tadi…”
“Merasuk?”
Aku mengangguk. “Ya, merasuk… kulihat tatapan matanya tadi itu… merah.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda sopan, Sandslash pun segan...