SERVADA CHRONICLES BATTLE SEASON
BAB LXIII FINAL FRONTIER PART 2
Episode
436: Flygon Vs Magmortar
“Symphony.... Aku memilihmu!”
Seekor Pokemon hijau besar melesat cepat
ke atas. Pokemon itu seperti capung, namun sayapnya berbentuk belah ketupat.
Sepasang antena panjang nan tajam mencuat dari dahi hingga ke atas kepalanya.
Pokemon itu adalah....

“Flygon! Lunar menggunakan Flygon! Pokemon yang belum pernah digunakannya sebelumnya. Ini benar-benar kejutan!” seru Flame begitu melihat Pokemon keduaku.
“Wah, benar... itu Flygon!” tunjuk salah
seorang penonton.
“Aku tak menyangka Si Pincang punya
Pokemon lain selain yang pernah digunakannya sebelumnya,” celetuk penonton yang
lain.
“Hmm.... Flygon ya... Ini bakal semakin
menarik,” komentar Erou.
“Ini
benar-benar di luar dugaan. Lunar membuat kejutan,” seru Flame kemudian. “Bila dilihat dari tipe elemennya, Flygon
Lunar lebih unggul dibandingkan Magmortar Badut. Tapi, apapun bisa terjadi
dalam pertarungan Pokemon!”
Ya, Flame benar. Flygon lebih unggul
dibandingkan Magmortar. Dengan keunggulan elemen tanah yang efektif menghadapi
tipe api, serta tipe naga yang resistant terhadap serangan tipe api, aku bakal
memenangkan duel ini. Tapi seperti kata Flame, apapun masih bisa terjadi dalam
pertarungan ini. Aku harus waspada.
“Huh, jadi di luar perkiraanku ya,”
dengus Volta tampak kecewa. “Ini mungkin berat, tapi kamu jangan senang dulu.
Magmortarku bukan Magmortar biasa!”
“Oh ya? Kenapa dia jadi seperti judul
lagunya Afgan? Menyedihkan!” sahutku mengejek.
“Kamulah yang menyedihkan Lunar.... Kamu
dengan Pokemon capungmu itu! Magmortar, ledakan api!” teriak Volta berapi-api.
Magmortar langsung mengarahkan meriam di
tangannya ke arah Flygon, menembakkan bola api besar yang langsung melesat ke
arah Symphony, Flygon milikku itu. Api segera saja menyelimutinya, tapi dengan
cepat pula api lenyap, menampakkan Flygon yang tak terluka sedikit pun.
--Lunar XOO VS
OOX Badut--
90%
Flygon
100%
Magmortar
“Kamu butuh lebih dari sekadar ledakan
api untuk menjatuhkan Pokemonku, Volta,” kataku percaya diri. “Pokemon tipe
naga seperti Flygon resistant terhadap serangan tipe api. Sepertinya
pertarungan ini akan kembali menjadi milikku.”
“Jangan senang dulu Lunar, karena aku bukan
tanpa strategi. Magmortar, sinar membingungkan!” perintah Volta.
Magmortar lantas mengeluarkan sinar
menyilaukan, yang membuat kepala Symphony berputar-putar. Sial, Symphony
pusing! Dia bisa mencelakai dirinya bila menyerang!
“Haha! Takkan kubiarkan kamu sempat
mengeluarkan seluruh kemampuan Flygon! Magmortar, sekarang! Putaran api!”
Belum sempat aku memerintah Symphony,
Volta kembali memberikan perintahnya. Kali ini Magmortar mengeluarkan kobaran
api yang mengitari tubuhnya, lantas menyentakkan kobaran api itu yang langsung
bergerak mengelilingi Symphony. Symphony terjebak!
“Wow!
Serangan brutal dari Badut. Setelah melemparkan ledakan api dan sinar
membingungkan, kini Magmortar menjebak Flygon dalam putaran api!” komentar
Flame melaporkan kondisi di arena.
“Tampaknya Volta tak mau ambil risiko.
Dia berupaya membuat Flygon tak bisa berbuat banyak,” kata Guy mengomentari
pertarungan yang sedang berlangsung.
“Ya, menghadapi Flygon yang resistant
atas serangan api, serta Flygon yang memiliki serangan tanah, Volta tak punya
pilihan lain kecuali membatasi ruang gerak Flygon. Benar-benar matang,” ujar
Flint ikut mengomentari.
“Tapi yang aku heran, dari mana Lunar
mendapatkan Flygon itu. Selama ini aku tak pernah melihatnya menggunakan
Flygon. Aneh saja ketika tiba-tiba dia muncul dengan Flygon, di pertarungan
terakhir,” lanjut Flint.
“Seperti senjata rahasia bukan?” sahut
Guy.
Flint mengangguk. “Bisa dibilang
begitu.”
“Dengan kondisi Tropius yang tidak
stabil, adalah pilihan tepat bagi Lunar menggunakan alternatif lain untuk menjaga
kemenangan tetap di pihaknya,” sambung Guy menoleh ke arah Flint. “Lunar memang
belum pernah menggunakan Flygon selama laga Frontier Festival sebelumnya, tapi
dia pernah berhadapan dengan Vibrava.”
“Melawan Vibrava?” Flint terlihat bingung.
“Apa maksudmu dengan...” ucapannya terhenti, Flint tampak berpikir, lalu sebuah
tanya muncul di benaknya. “Hei Guy, jangan bilang kalau kamu...”
Guy mengangguk. “Ya, Flygon yang
digunakan Lunar itu... tadinya adalah milikku.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda sopan, Sandslash pun segan...