SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Selasa, 01 Maret 2011

L's Diary: Eps.223 - Sinyal gua Terra

SERVADA CHRONICLES: HUNTER SEASON
BAB XXXIII MEMBURU GUA TERRA

wooper gifEpisode 223: Sinyal Gua Terra

Di rumah Tuan Briney, tanpa sepengetahuanku…

Pagi itu Parmin bermain dengan Poliwhirl di dalam rumah sementara Profesor Hurr tampak beristirahat di sofa sambil menonton televisi. Tuan Briney sendiri sedang pergi berjalan-jalan dengan Peeko, Wingull miliknya.
Parmin dan Poliwhirl bermain lempar tangkap bola yang seharusnya dilakukan di luar rumah. Tetapi karena Parmin itu bodoh, maka dia melakukannya di dalam rumah. Profesor sendiri tampak tidak terganggu walaupun Parmin dan Poliwhirl berlarian mengitarinya. Profesor kelihatannya terbawa pada acara ”Apa Kabar Hoenn” yang sedang ditontonnya sehingga tidak memedulikan keributan yang terjadi di sekitarnya.
Saat Parmin sedang bermain itu tanpa sengaja bola yang dilemparkannya ke arah Poliwhirl jatuh ke ruang bawah tanah yang pintunya lupa ditutup. Parmin langsung saja turun ke ruang bawah tanah karena ingin melanjutkan permainannya dengan Poliwhirl. Bukannya melatih Poliwhirl menjadi kuat, Parmin justru mengajaknya memainkan permainan tidak penting.
Parmin turun ke bawah tanah dan mengambil bolanya dengan cepat. Namun saat akan naik ke atas, dia melihat cahaya merah dari Terra Search. Di dekatinya mesin pencari panas buatan Profesor itu dan dia melihat sebuah titik merah menyala-nyala pada peta Hoenn yang ada di mesin Terra Search. Seketika itu juga Parmin berteriak keras....
”Professor! Ada merah-merah di mesin ini!”



*

Kembali ke kamarku di Kota Verdanturf...

Aku berbaring santai di kamar. Rasa sakit akibat serangan Sandslash sudah benar-benar hilang sekarang, terima kasih pada Celly yang menyembuhkanku dengan aneh. Celly, si ranger yang mengaku datang dari masa depan itu muncul tiba-tiba di kamarku dan menyampaikan berita kalau Volta telah melakukan hal yang diramalkan terjadi. Dia marah padaku karena aku tidak menepati janjiku untuk menangkap Volta, akibatnya Volta pun berbuat kerusakan dengan menyerang kota Pastoria di Sinnoh. Ini memang salahku, andai saja waktu itu aku berhasil menangkap Volta, mungkin dia tidak akan menyerang kota Pastoria.
Setelah itu Celly menyentuh bahuku dan seketika tubuhku kembali terasa sehat. Aneh memang, tapi itulah yang terjadi. Setelah itu aku tidak ingat apa-apa. Yang kuingat aku berada di kamarku dan Celly sudah pergi begitu saja. Meski begitu aku merasa ada sesuatu yang terjadi, sesuatu yang sangat melelahkan karena aku berkeringat kelelahan, seolah aku baru saja bergerak terus-menerus. Aku juga merasakan sesuatu yang hangat di pipi kananku (baca kisahnya disini). Aku tak tahu apa yang terjadi, tapi aku bersyukur sekarang aku sudah kembali sehat dan dengan begini aku bisa melanjutkan pencarianku pada Groudon. Mendadak aku jadi rindu pada Profesor Hurr dan juga Parmin.
KRING! KRING!
PokeNavku berbunyi keras sekali karena aku memang sengaja mengaturnya agar berbunyi keras. Kuambil PokeNav itu dan langsung menjawab panggilan yang masuk. Rupanya dari Profesor Hurr, panjang umur beliau.
”Ya Profesor, ada apa?”
”Kak L! Kita menemukan gua Terra!” jawab suara anak laki-laki yang ternyata Parmin itu dengan sangat bersemangat. Kupikir tadi aku akan berbicara dengan Profesor.
”Yang benar saja?” tanyaku tak percaya. ”Mana Profesor?”
”Oh, ini,” jawab Parmin. Sepertinya dia memberikan PokeNav pada Profesor Hurr karena suara yang kudengar kemudian adalah suara Profesor.
”Halo Lunar,” sapa Profesor. ”Parmin benar, Terra Search menunjukkan tanda-tanda kemunculan gua Terra.”
”Benarkah?” seruku tak percaya. ”Di...dimana Profesor?”
”Tak jauh dari kota Verdanturf... Well, agak jauh sih... Mungkin lumayan jauh... ah, sepertinya memang jauh...” jawab Profesor mulai meracau.
”DIMANA?” tanyaku tak sabar.
”Di timur kota Mauville, di seberang selat.... mungkin rute 118,” jawab Profesor. ”Aku dan Parmin akan segera kesana, kamu juga segera pergi kesana. Akan kukirimkan koordinatnya melalui SMS, cocokkan di peta Hoenn, kami menunggumu disana.”
”Baik! Aku akan segera pergi!”
Aku langsung memutus panggilan dan segera mengenakan baju merah hadiah ulang tahun dari orang yang misterius. Kuambil semua peralatan serta PokeBallku dan langsung bergegas keluar rumah. Kak Lydia yang baru pulang membeli Rare Candy di pasar gelap tampak terkejut melihatku terburu-buru saat berpapasan denganku di ruang tamu.
”Kamu mau kemana?” tanyanya heran.
”Aku akan... menangkap Groudon!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...