SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Rabu, 08 Januari 2020

Eps. 505: Menuju Battle Tower


Episode 505: Menuju Battle Tower

“Sudah cepatlah pergi!” sentak Melona melihatku masih termangu. 
Aku terkejut, baru kali ini dia menyentakku seperti itu. Entah kenapa kulihat air muka Melona berubah. Wajahnya terlihat sangat serius, tidak seperti biasanya yang selalu melankolis. Apakah ini pertanda… ah tidak…. aku tidak boleh…
“Cepat pergi!” sentaknya lagi.
“I… iya….” jawabku berlari menuju Battle Tower di belakang Yajyu dan Majyu. Namun saat aku melewati mereka berdua, Majyu menoleh dan tiba-tiba menghilang. Tidak, dia bukan menghilang… dia berlari sangat cepat!
Mau ke mana kamu? Tidak ada yang bisa lari dari Way End’em.” Tiba-tiba Majyu sudah berdiri tepat di depanku, menghalangi langkahku. Aku melihat wajahnya yang begitu pucat dengan matanya yang terlihat sangat kosong, seketika membuatku bergidik.

“Hei, lawanmu di sini!” teriak Melona dari kejauhan. Bersamaan dengan itu guyuran air yang begitu besar jatuh menimpa Majyu, membuatnya terjatuh ke tanah. Kulihat dari kejauhan, rupanya Wailord menggunakan jurus semburan air, salah satu jurus air terkuat.
Melihat Majyu terjatuh, aku langsung melanjutkan langkahku. Namun kali ini ganti Yajyu yang menghalangiku. Sama seperti Majyu, laki-laki itu muncul begitu saja di depanku. “Maaf, tetapi takdirmu mati di tanganku...”
“Oh ya?” BRAKKKK!! Tiba-tiba Merlin menerjang Yajyu dengan kerasnya, membuatnya terlempar menyusul Majyu. “Aku pikir malah sebaliknya, ini adalah takdirmu untuk mati di tanganku…. walaupun aku tidak pernah berniat membunuh orang… tetapi kamu kan juga bukan orang. Ah sudahlah…. kalimatku tadi hanya permainan kata.”
“Terima kasih Paman,” kataku seraya melanjutkan perjalanan. Kali ini aku berlari dengan mantap menyongsong menara tinggi di seberangku… Battle Tower. Kali ini aku tidak pincang, kali ini aku berlari dengan kencang!
Flame, tunggulah… aku akan menyelamatkanmu. Volta, hari ini adalah perhitunganku, atas semua perbuatanmu kepadaku!

*

Di Battle Tower, tanpa sepengetahuanku.

“Huh, sudah datang rupanya,” kata Nanta melihat keluar dari dalam Battle Tower. “Kupikir Si Pincang itu sudah mampus. Ternyata dia masih hidup, hebat.”
“Kau tak tahu siapa dia, Nanta,” dengus Volta di belakangnya. “Dia takkan menyerah, sebelum apa yang diupayakannya berhasil.”
“Oh ya? Kalau begitu sekarang giliranmu untuk membuatnya menyerah, bukankah begitu?” Nanta menolehkan wajahnya ke belakang.
Volta mengangguk. Dia memegang dadanya, memunculkan cahaya hijau dari dalamnya. “Dengan senang hati Nanta. Kali ini adalah penghabisan, dan kupastikan dia akan menyerah, sekali untuk selamanya.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...