SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Rabu, 08 Januari 2020

Eps. 504: Orang-Orang Air


Episode 504: Orang-Orang Air


“Mereka bukan manusia biasa, mereka Sintesa!” kata Sammon.
“Sintesa? Apa itu?” tanyaku tak tahu.
“Sintesa adalah makhluk legendaris menyerupai manusia, yang memiliki kekuatan Pokemon,” jelas Paman Merlin tiba-tiba. “Orang-orang di masa lalu mengenal mereka hanya sebagai dongeng belaka. Tak kusangka hari ini bisa melihatnya,” lanjutnya.
“Ya, sejauh yang kulihat dari pertarunganku hari ini, mereka bertarung dengan diri mereka sendiri, dengan kekuatan mereka sendiri. Mereka sama sekali tidak menggunakan Pokemon. Selama karierku sebagai peneliti, baru kali ini kutemui yang semacam ini,” sahut Sammon. “Aku hampir saja mati kalau tidak ditolong ranger itu.”


“Hmm… jadi begitukah,” aku mencoba memahami dengan cepat. “Maksud kalian mereka ini seperti PokeHuman… tetapi lebih kuat, begitu?”
“Kurang lebih seperti itu… atau lebih tepatnya, mereka adalah evolusi dari PokeHuman,” jawab Paman Merlin.
“E… evolusi?” aku semakin tercengang. “Maksud Paman evolusi seperti Pokemon?”
“Sulit untuk dijelaskan yang pasti…”
Banyak bicara rupanya,” mendadak Yajyu menyela. Meski matanya tertutup rambut poni, namun aku tahu pasti arah pandangannya melihat ke Paman Merlin. “Siapa kau orang tua? Kenapa kau bisa tahu banyak tentang kami?
Paman Merlin menyeringai, mengingatkanku pada senyuman jahatnya di film Pokemon Ranger and The Temple of the Sea. “Aku, dan juga keponakanku, kami adalah orang-orang air… People of the Water. Kira-kira sama legendarisnya dengan kalian,” katanya menjawab Yajyu.
“Wait! Anda Phantom si Bajak Laut kan?” Sammon terkejut begitu menyadari siapa Paman Merlin. “KENAPA BISA ADA DI SINI?!” serunya lantas melihat ke arah Guy. “WOI RANGER! KENAPA PENJAHAT INI BISA BEBAS?!”
“Pamanku bukan penjahat, dia bajak laut!” sergah Melona tak terima mendengar ucapan Sammon. “Dan kalau kamu mau tahu, akulah yang membebaskannya! Para ranger itu memang tidak bisa diandalkan!”
Sammon tersentak dengan mulut menganga seakan tak percaya dengan yang didengarnya, “Lunar… kenapa kamu bisa berteman dengan…”
“Panjang ceritanya, jangan dibahas sekarang,” sahutku cepat. “Seperti katamu tadi, nanti saja basa-basinya,” sambungku. “Tutup sudah mulutmu itu, nanti ngeces lho…”
“Oh iya-iya….” Sammon langsung mingkem. “Baiklah.”
Sudah selesai reuninya?” tanya Yajyu kembali membuat suasana senyap.
“Kami pikir kami butuh waktu lagi…” jawabku ragu. Aku lalu melihat Paman Merlin. “Paman, apa yang harus kita lakukan? Aku tidak pernah melawan orang seperti mereka… aku cuma bisa pertarungan Pokemon…”
Merlin mengangguk, memejamkan mata. Lantas dia mendongak mantap dan melihat ke arah Yajyu-Majyu. “Serahkan kepada kami, Lunar,” ujarnya kemudian. “Aku pikir mungkin inilah alasan kenapa kami, orang-orang air melibatkan diri dalam konflik Battle Frontier ini.”
“Eh? Apa maksudmu?”
“Paman benar Lunar,” sahut Melona. “Jangan risaukan kami, kami berdua… dan mungkin dengan sedikit bantuan (sambil melirik Sammon), bisa mengatasi mereka berdua. Kami adalah orang-orang air. Kamilah lawan yang sepadan untuk Sintesa.”
“Tapi Mel…”
“Sudah jangan khawatirkan kami. Apa kau tak dengar kata Paman, kalau kami sama legendarisnya dengan Sintesa? Sekarang lebih baik selesaikan urusanmu yang belum selesai.”
Urusan yang belum selesai? Ya, Melona benar. Aku ke sini untuk menyelamatkan Flame, untuk mengalahkan Volta!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...