SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Jumat, 12 Desember 2014

Lunar's Diary: Eps.431 - Disaksikan Erou

Episode 431: Disaksikan Erou

Di suatu tempat tanpa kutahu...

Seorang perempuan berambut cyan, biru kehijauan panjang melintasi kerumunan orang di suatu pinggiran jalan. Mereka tengah mengerumuni sebuah televisi yang tengah menyiarkan final Frontier Festival.
“Hei lihat, pertarungan final sudah dimulai,” ujar salah seorang di antara mereka.
“Wah, ini bakal seru sekali,” sahut yang lain.
“Siapa yang bakal kamu jagokan? Si Pincang atau Si Badut?” sebuah pertanyaan terlontar dari kerumunan itu, yang didengar perempuan berambut biru kehijauan itu.
“Si Pincang ya...” kata perempuan itu lirih. Dia lantas kembali melangkahkan kakinya, melewati kerumunan itu. “Semoga kemenangan menyertainya...”

*

Kembali ke Battle Dome, arena final...

Wow, seperti yang kita lihat, Si Pincang menggunakan Cradily sebagai Pokemon perdananya. Sementara Si Badut memilih Machamp,” seru Flame bersemangat. Tampaknya dia sudah melupakan emosinya dan kembali menjadi Miss Festival. “Dilihat dari tipe elemennya, tampaknya Badut unggul pada pertemuan pertama ini,” sambungnya. “Apa serangan pertama mereka?
“Huh, kamu lihat sendiri kan Lunar. Flame saja lebih mengunggulkan Pokemonku daripada Pokemonmu. Hasil pertarungan ini sudah ditentukan bahkan sebelum pertarungan ini dimulai,” ujar Volta penuh percaya diri.
“Oh ya?” sahutku. “Kamu ini seperti weruh sakdurunge winarah saja. Masa depan belum terjadi. Sekarang kita sedang merencanakannya.”
“Dan rencanakulah yang akan menjadi masa depan! Machamp, langsung saja habisi bunga jelek itu. Pukulan karate!” teriak Volta memberikan perintah pertamanya. Machamp pun melompat tinggi dengan telapak tangannya yang telah diluruskan, mengarah pada Treasure, Cradily milikku.
Ini berbahaya! “Treas, mengutuklah!” seruku balas memberi perintah. Sejurus kemudian pukulan karate Machamp mendarat tepat di kepala Treas, membuatnya jatuh bergelimpang. Meski begitu, Treas langsung bangkit dan mengeluarkan sumpah serapahnya.


--Lunar OOO VS OOO Badut--

OOOO 40%
Cradily
100% OOOOOOOOOO
Machamp

Itu super efektif!” seru Flame mengomentari serangan pertama Volta. “Hit Point Cradily berkurang sampai 50 persen lebih. Ini tanda bahaya bagi Pincang.”
-----------
“Wah-wah, ternyata dia menggunakan strategi yang sama saat melawanku dulu. Dengan lawan seperti Machamp, strategi itu takkan berguna dan akan mati di sini,” komentar seorang penonton berjubah biru lebar di tribun depan.
“Melawanmu dulu? Memangnya siapa kamu?” tanya penonton di sampingnya. Penonton itu menoleh dan terkejut saat mendapati siapa yang berdiri di depannya. “Wah... Erou, si Angkuh Tangguh ternyata menonton pertarungan ini!”
------------
“Eh, Erou?” aku terkejut saat menyadari ribut-ribut di tribun depan. Sekilas aku mendengar seseorang mengatakan ‘Erou’, lawanku di Ever Grande dulu. Aku pun menoleh ke asal suara, dan benar saja, di sana tampak berdiri Erou dengan angkuhnya. Dia melihat ke arahku, dengan tatapan khawatir. Eh, khawatir? Kenapa?
“Ada apa Lunar?” tanya Volta. “Apa kamu menyadari bahwa kamu tidak punya peluang untuk mengalahkanku? Memang seharusnya kamu menyadarinya dari tadi. Tinggal satu serangan saja yang akan menghabisi bunga tak bergunamu itu!”
“Jaga bicaramu Volta!” teriakku marah demi mendengar hinaannya atas Cradily pemberian Steven itu. “Memangnya apa yang kamu punya? Pokemon dengan empat tangan yang merasa dirinya seperti Ade Rai?” balasku.
“Huh, paling tidak Machamp-ku bisa melakukan karate,” dengus Volta. “Dan itu akan menambah kesia-siaan bungamu itu! Tipe batumu itu akan jadi alat praktik karate yang sangat pas untuk Machampku!”
“Dia benar Lunar,” kata seseorang di kepalaku. Eh, seseorang di kepalaku? Ini... ini suara Erou! Tapi dia kan...
Aku kembali menoleh ke arah Erou di tribun penonton. Si Angkuh itu tengah berdiri dengan bersedekap, dengan terus memandang ke arahku. “E... Erou?”
“Aku berbicara melalui telepati,” kata suara Erou di kepalaku. “Badut benar, Cradily-mu bukan tandingan Machamp. Kenapa kamu gunakan lagi strategi yang sudah kupatahkan dua kali itu?”
Aku tersenyum. Rupanya Erou memperhatikanku. Dia menyadari strategi yang akan kugunakan, yang selalu gagal kugunakan saat melawannya.
“Tidak Erou, kamu salah,” kataku menjawab ucapan Erou. “Kali ini akan kupastikan Treasure menjadi bintang arena ini!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...