Episode
431: Disaksikan Erou
Di
suatu tempat tanpa kutahu...
Seorang perempuan berambut cyan, biru
kehijauan panjang melintasi kerumunan orang di suatu pinggiran jalan. Mereka
tengah mengerumuni sebuah televisi yang tengah menyiarkan final Frontier
Festival.
“Hei lihat, pertarungan final sudah
dimulai,” ujar salah seorang di antara mereka.
“Wah, ini bakal seru sekali,” sahut yang
lain.
“Siapa yang bakal kamu jagokan? Si
Pincang atau Si Badut?” sebuah pertanyaan terlontar dari kerumunan itu, yang
didengar perempuan berambut biru kehijauan itu.
“Si Pincang ya...” kata perempuan itu
lirih. Dia lantas kembali melangkahkan kakinya, melewati kerumunan itu. “Semoga
kemenangan menyertainya...”
*
Kembali
ke Battle Dome, arena final...
“Wow,
seperti yang kita lihat, Si Pincang menggunakan Cradily sebagai Pokemon
perdananya. Sementara Si Badut memilih Machamp,” seru Flame bersemangat.
Tampaknya dia sudah melupakan emosinya dan kembali menjadi Miss Festival. “Dilihat dari tipe elemennya, tampaknya Badut
unggul pada pertemuan pertama ini,” sambungnya. “Apa serangan pertama mereka?”
“Huh, kamu lihat sendiri kan Lunar.
Flame saja lebih mengunggulkan Pokemonku daripada Pokemonmu. Hasil pertarungan
ini sudah ditentukan bahkan sebelum pertarungan ini dimulai,” ujar Volta penuh
percaya diri.
“Oh ya?” sahutku. “Kamu ini seperti weruh sakdurunge winarah saja. Masa
depan belum terjadi. Sekarang kita sedang merencanakannya.”
“Dan rencanakulah yang akan menjadi masa
depan! Machamp, langsung saja habisi bunga jelek itu. Pukulan karate!” teriak
Volta memberikan perintah pertamanya. Machamp pun melompat tinggi dengan
telapak tangannya yang telah diluruskan, mengarah pada Treasure, Cradily
milikku.
Ini berbahaya! “Treas, mengutuklah!”
seruku balas memberi perintah. Sejurus kemudian pukulan karate Machamp mendarat
tepat di kepala Treas, membuatnya jatuh bergelimpang. Meski begitu, Treas
langsung bangkit dan mengeluarkan sumpah serapahnya.
--Lunar OOO VS
OOO Badut--
OOOO 40%
Cradily
100% OOOOOOOOOO
Machamp
“Itu
super efektif!” seru Flame mengomentari serangan pertama Volta. “Hit Point Cradily berkurang sampai 50 persen
lebih. Ini tanda bahaya bagi Pincang.”
-----------
“Wah-wah, ternyata dia menggunakan
strategi yang sama saat melawanku dulu. Dengan lawan seperti Machamp, strategi
itu takkan berguna dan akan mati di sini,” komentar seorang penonton berjubah
biru lebar di tribun depan.
“Melawanmu dulu? Memangnya siapa kamu?”
tanya penonton di sampingnya. Penonton itu menoleh dan terkejut saat mendapati
siapa yang berdiri di depannya. “Wah... Erou, si Angkuh Tangguh ternyata
menonton pertarungan ini!”
------------
“Eh, Erou?” aku terkejut saat menyadari
ribut-ribut di tribun depan. Sekilas aku mendengar seseorang mengatakan ‘Erou’,
lawanku di Ever Grande dulu. Aku pun menoleh ke asal suara, dan benar saja, di
sana tampak berdiri Erou dengan angkuhnya. Dia melihat ke arahku, dengan
tatapan khawatir. Eh, khawatir? Kenapa?
“Ada apa Lunar?” tanya Volta. “Apa kamu
menyadari bahwa kamu tidak punya peluang untuk mengalahkanku? Memang seharusnya
kamu menyadarinya dari tadi. Tinggal satu serangan saja yang akan menghabisi
bunga tak bergunamu itu!”
“Jaga bicaramu Volta!” teriakku marah
demi mendengar hinaannya atas Cradily pemberian Steven itu. “Memangnya apa yang
kamu punya? Pokemon dengan empat tangan yang merasa dirinya seperti Ade Rai?”
balasku.
“Huh, paling tidak Machamp-ku bisa
melakukan karate,” dengus Volta. “Dan itu akan menambah kesia-siaan bungamu
itu! Tipe batumu itu akan jadi alat praktik karate yang sangat pas untuk
Machampku!”
“Dia benar Lunar,” kata seseorang di
kepalaku. Eh, seseorang di kepalaku? Ini... ini suara Erou! Tapi dia kan...
Aku kembali menoleh ke arah Erou di
tribun penonton. Si Angkuh itu tengah berdiri dengan bersedekap, dengan terus
memandang ke arahku. “E... Erou?”
“Aku berbicara melalui telepati,” kata
suara Erou di kepalaku. “Badut benar, Cradily-mu bukan tandingan Machamp.
Kenapa kamu gunakan lagi strategi yang sudah kupatahkan dua kali itu?”
Aku tersenyum. Rupanya Erou
memperhatikanku. Dia menyadari strategi yang akan kugunakan, yang selalu gagal
kugunakan saat melawannya.
“Tidak Erou, kamu salah,” kataku menjawab ucapan Erou.
“Kali ini akan kupastikan Treasure menjadi bintang arena ini!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda sopan, Sandslash pun segan...