SERVADA CHRONICLES: BATTLE SEASON
BAB LXII FINAL FRONTIER (part.1)
Episode
430: Hitungan Mundur
Arena ini... arena final. Hari ini, aku
kembali mengulangnya setelah kegagalanku di Liga Ever Grande. Tapi kali ini,
kupastikan aku yang akan memenangkannya. Karena ini bukan saja pertarungan
untuk merebut gelar juara. Ini adalah pertarungan pertaruhan, untuk membuktikan
siapa yang lebih pantas disebut pecundang!
“Ayo Pincang! Maju dan kalahkan si mulut
besar itu!” teriak salah seorang penonton.
“Iya Pincang, kamu pasti bisa
melakukannya! Kamu memang hebat...” sahut penonton lain yang juga mendukungku.
Teriakan ‘PINCANG! PINCANG! PINCANG!’
pun terdengar menggema serentak, memberikan dukungan padaku. Teriakan yang sama,
yang kudengar saat akan melawan Erou dulu di Ever Grande. Tapi kali ini lawanku
bukan si Angkuh Tangguh itu. Melainkan dia, dia yang telah mengkhianati
persahabatan regu elit Tim Magma, dia adalah...
“BADUT! BADUT! BADUT!” mendadak seruan
lain muncul bertubrukan dengan seruan dukungan untukku. Ya, pengkhianat yang
menyebut dirinya Badut, yang telah membuat persahabatan kami hancur.... Volta!
“Bagaimana
Lunar, Badut. Apa kalian mau melanjutkan debat kusir kalian, atau mau
melanjutkan duel Pokemon kalian,” kata Flame yang bertindak sebagai MC. “Selesaikan masalah kalian nanti, sekarang
penuhi apa yang diinginkan penonton,” lanjutnya.
“Ini bukan hanya masalah kami Flame, ini
adalah masalah kita!” seruku menyahut. “Tapi aku tak mau mengecewakan pendukungku.
Karenanya, akan kita bicarakan lagi masalah kita, setelah aku mengalahkan
bajingan ini!” teriakku bersemangat.
Mendengar itu, Volta mendengus dan
tersenyum sinis. “Maaf Lunar, tapi akan kupermalukan kamu sekali lagi di laga
pemungkas ini. Akan kubuktikan bahwa kamu tak layak menjadi seorang juara.”
“Baiklah,
sepertinya kalian sudah sepakat,” ujar Flame tampak kehabisan kesabaran.
Wajar saja, sedari tadi pertarungan final ini belum juga dimulai. Alih-alih
mengeluarkan Pokemon, aku dan Volta justru mengeluarkan sumpah serapah
mengungkit masa lalu. “Kalau begitu,
dalam hitunganku...”
Suasana arena mendadak lengang. Riuh
penonton pun meredup. Pun denganku dan Volta, kami kini diam, namun tetap
saling menatap mata masing-masing. Saat ini mata kami yang berbicara, untuk
berikutnya...
“TIGA!”
Flame mulai melakukan hitungan
mundurnya. Semua orang di arena terdiam. Pun dengan Guy, Scott, Lavender, dan
Flint. Semuanya menahan napas, seakan tak sabar mengetahui Pokemon pertama yang
akan kami adu di arena.
“DUA!”
Tanganku semakin erat menggenggam sebuah
Pokeball yang masih kusembunyikan di belakang tubuhku. Sementara kulihat, kini
hanya ada satu Pokeball yang terselip di jemari Volta. Tampaknya dia juga sudah
memutuskan Pokemon apa yang akan dipilihnya. Kalau begitu, tinggal menunggu
hitungan terakhir, untuk kami saling melempar Pokeball masing-masing.
‘Tuhan, tolong menangkan aku,’ batinku
mulai gugup. Laga final selalu membuatku gugup. Aku takut aku melakukan langkah
yang salah, yang bisa menghancurkan segala daya dan upayaku selama ini. Aku tak
ingin kerja kerasku jadi sia-sia. Pertarungan ini pun menjadi ajang pembuktian
untuk...
“SATU!”
Flame telah menghitung angka
terakhirnya. Dan demi mendengar hitungan itu, secara bersamaan dua buah
Pokeball melayang di arena pertarungan. Semua mata yang ada di tribun penonton
pun tertuju pada dua Pokeball itu, hingga kemudian...
“Aku memilihmu... CRADILY! Majulah
TREASURE!”
“Jangan kecewakan aku... MACHAMP!”
Seekor Pokemon hijau berkepala kelopak
bunga muncul di arena. Di hadapannya, tampak Pokemon berwarna biru menyerupai
manusia, dengan empat lengan teracung ke atas.
“Pertarungan
final Frontier Festival... Pincang melawan Badut... DIMULAI!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda sopan, Sandslash pun segan...