SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Senin, 01 Maret 2010

L's Diary: Eps. 46 - Rahasia Badut

wooper gifEpisode 46: Rahasia Badut


Setelah kemenangan Badut tersebut, kami bertiga memutuskan untuk kembali ke gunung Chimney dengan helikopter yang kami gunakan untuk pergi ke kota Lilycove. Kota ini terlihat begitu indah dilihat dari atas helikopter. Sayang aku belum sempat berkeliling kota ini.

”Badut, ada hal yang ingin aku tanyakan,” kataku membuka pembicaraan sementara Badut menyetir helikopter di sebelahku.

”Tanyakan saja.”

”Apa kau yakin Nanta takkan mengatakan markas kita pada ranger?” tanyaku.

”Aku yakin. Kami ini keluarga, kami menghormati janji yang sudah kami buat. Aku yakin Nanta takkan mengingkari janjinya.”

”Berarti itu masih belum pasti...”

”Apa maksudmu?” kini ganti Badut balik bertanya.

”Mungkin saja Nanta tak mengatakan markas kita, tapi bagaimana dengan ketiga anak buahnya?” aku mulai menjelaskan dugaanku. ”Bisa saja mereka panik saat kita menculik Nanta dan kemudian menghubungi ranger serta mengatakan markas kita pada ranger. Bagaimana kalau begitu?”

”Kenapa kau berpikiran buruk seperti itu L? Kalau aku bilang misi selesai, ya berarti memang sudah selesai,” sahut Badut mengernyitkan dahi. ”Lagipula Nanta adalah pemimpin dari kelompok Paci, hanya dia yang berhak memutuskan langkah yang harus diambil. Ketiga anak buahnya hanya mengikuti instruksi saja, tidak lebih.”

”Baiklah, kalau kau bisa percaya diri seperti itu... aku ikut denganmu,” sahutku mengalah. ”Kalau begitu aku...eh, tidak... kami berdua, aku dan Flame berhutang sebuah cerita padamu.”

”Cerita? Cerita apa?” tanya Badut tak mengerti.

”Kau pewaris keluarga Voltalesque bukan?” tanyaku langsung ke inti masalah.

Badut tersenyum mendengar pertanyaanku dan tampaknya dia sudah mengerti. ”Jadi itu cerita yang ingin kalian berdua dengar?”

”Ya, aku sangat ingin,” Flame ikut bersuara. ”Bagaimana keluarga mafia dari Johto bisa bergabung dengan Tim Magma dan meninggalkan warisannya.”

”Baiklah, itu cerita yang panjang sekali. Aku memang berasal dari keluarga Voltalesque, keluarga mafia terkenal dari Johto. Namaku Allejandro Volta....”

“Huff, akhirnya kami tahu juga nama aslimu. Dengan begini kami bisa memanggilmu dengan leluasa tanpa makna ganda dari kata Badut,” sela Flame.

”Ya, dan andai di tanganmu ada Death Note kamu bisa menuliskan namaku di atasnya dan aku mati, begitu?” sahut Badut tampak kesal. ”Takkan kubiarkan kalian memanggil nama asliku di dalam Tim Magma. Kalian hanya boleh memanggil nama asliku bila kalian tidak sedang bersama anggota Tim Magma lainnya. Saat ini hanya kalian berdua sajalah yang mengetahui nama asliku, kuharap kalian tak mengatakannya pada siapapun.”

”Memangnya kenapa?” tanyaku heran.

”Kalian pasti sudah tahu alasannya.”

”Oke, kami akan tetap memanggilmu Badut, karena hanya panggilan itu yang membuatmu terlihat bodoh,” ejek Flame. ”Sekarang lanjutkan ceritamu. Kau punya tahta, tapi kenapa kau pergi meninggalkan rumahmu seperti yang dikatakan oleh lelaki kurang ajar itu?”

”Sebenarnya....” raut wajah Badut berubah sedih saat mengatakan hal itu. ”Sebenarnya aku tidak pergi.... sebenarnya aku diusir...”

”Diusir?” aku dan Flame terhenyak mendengar ucapan Badut. ”Kenapa?”

”Perebutan tahta, itulah.... kalian pasti tahu kan?”

Aku terdiam, Flame ikut terdiam. Kini aku mengerti apa yang membuat Badut pergi dari rumah dan bergabung dengan Tim Magma. Rupanya di dalam keluarga mafia pun ada perebutan warisan... eh, aku salah... hal tersebut pastilah ada.

”Tapi kata lelaki kurang ajar itu kaulah pewaris Voltalesque, lalu apa yang akan kau lakukan?” tanya Flame berapi-api. Aku merasa geli sendiri mendengar Flame menggunakan kata ’lelaki kurang ajar’ untuk menggambarkan Nanta.

”Kalau soal itu aku tak tahu, tapi bisa saja Nanta berbohong untuk membujukku kembali. Jelas-jelas saat ini dialah yang memegang semua bisnis keluarga Volta. Dia mungkin hanya ingin memanfaatkanku.”

”Paling tidak kau mendapatkan Pokemonmu kembali,” hiburku.

”Ya, tak kusangka Magbyku sudah berbuah menjadi Magmar. Dengan begini kurasa aku takkan mudah terkalahkan lagi...”

Oh, ya? Kuharap suatu hari nanti aku akan kembali bertarung denganmu Badut dan akan kubuktikan kalau aku lebih kuat darimu. Pada pertarungan pertama denganku pun kau jelas-jelas telah kalah telak, padahal kau yang menantangku.

Badut telah selesai bercerita, tetapi masih ada satu hal yang mengganggu pikiranku.

”Oh, ya Badut....mengenai hal itu...”

”Apa?”

”Kau pernah...” aku hendak meneruskan kalimatku saat tiba-tiba Magmavon, alat komunikasi yang kami gunakan untuk berhubungan dengan sesama anggota lainnya berbunyi. Aku pun segera mengangkatnya.

”Batalkan misi! Segera kembali ke markas!” terdengar suara panik di sebenrang sana. Itu suara Tabitha! Tapi ada apa?

”Ada apa Tabitha?” tanyaku penasaran.

“Gunung Chimney....telah dikepung oleh ranger!”

Apa? Gunung Chimney dikepung oleh ranger? Seketika kami bertiga yang mendengarnya tersentak kaget.

”Ti...tidak mungkin....! Apa Nanta telah...” Badut tampak panik. ”Ini karena kau selalu berpikiran yang tidak-tidak, L!”

”Hei, kenapa kau salahkan aku? Aku hanya menduga saja...” belaku tak terima dengan tuduhan bodoh seperti itu.

Tiba-tiba Magmavon milik Badut berbunyi. Sebenarnya benda itu sama seperti Pokenav, hanya saja fungsinya telah dirubah sedikit dan dimodifikasi.

Badut melihat nomor sang penelepon dan kemudian mengangkatnya. ”Apa kau mengingkari janjimu Nanta?” tanya Badut tampak marah. Rupanya Nantalah yang menghubungi Magmavon milik Badut.

”Maaf Volta, aku tak bermaksud mengingkari janji... tapi anak buahku yang bernama Verda yang menghubungi ranger setelah kalian menculikku. Aku lupa kalau aku berpesan padanya untuk menghubungi ranger dan mengatakan semua hal yang akan kami bicarakan bila aku tertangkap atau diculik oleh musuh. Aku tak tahu kalau....”

Tut! Badut langsung menutup sambungan telepon Magmavonnya tanpa memberikan kesempatan pada Nanta untuk melanjutkan perkataannya. Sepertinya dia sangat marah. Dia kemudian mengendalikan helikopter dengan kecepatan tinggi.

”L...” ujarnya tanpa mengalihkan pandangannya dari kemudi, ”....lain kali tak kuizinkan kau memikirkan hal seperti itu lagi....”



Bab VII - Misi Mafia dari Johto --- selesai.



Keterangan Alih Bahasa:


Semburan Api - Flamethrower

Pukulan Api - Fire Punch

Pukulan Petir - Thunder Punch

Kilatan Cahaya - Flash

Pukulan Penghancur Batu Bata - Brick Break

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...