Servada Chronicles Battle Season: Raid Session
BAB LXVIII PERTARUNGAN KEMATIAN PART I
Episode 467
Ashiaaap! Flint dan Guy Bekerja Sama
-- Di Battle Dome, bukan dalam sudut pandang Lunar --
Flint mencoba bangkit dari lantai. Dia berhasil berlutut, seraya memandangi sekitarnya. Ada begitu banyak orang terbaring. Lelaki itu tak yakin dengan keselamatan orang-orang itu. Namun kilatan statis yang beberapa kali muncul dari tubuh mereka cukup membuatnya lega. Orang-orang ini, para penonton Frontier Festival hanya lumpuh (paralyzed) akibat serangan Voltorb.
Ya, gelombang petir (thunder wave) dari seratusan Voltorb telah menguningkan seisi Battle Dome tanpa diduga. Semua penonton yang terpapar langsung jatuh tak berdaya ke lantai. Paralyzed atau lumpuh, itu efek yang ditimbulkan gelombang petir. Rupa-rupanya, kelompok mafia dari Johto, Kelompok Paci menjadi dalang dari serangan tak terduga ini.
Flint tak ingat sudah berapa lama dia terbaring tak sadarkan diri. Karena tak lama setelah gelombang itu mengenainya, menyetrumnya secara halus namun begitu terasa di jaringan-jaringan ototnya, dia tak sadarkan diri. Dan ketika terbangun saat ini, dia tak tahu apa yang telah terjadi selanjutnya.
“Merunduklah.” Samar-samar pria berambut kribo merah itu mendengar suara. Dia memandang ke kanan dan kiri mencari asal suara. Hingga mendapati bukan hanya dirinya yang telah siuman. Seorang pria berambut acak-acakan tampak terbaring terlentang dengan wajah mendongak menatapnya. Itu Guy.
“Guy?” sahut Flint menyadari siapa lelaki itu. Guy menggerakkan kepalanya ke kiri, seakan memberi isyarat kepada Flint. Elite Four dari Sinnoh itu lantas menoleh. Dua orang berjas hitam ala MIB tampak berjalan seraya melihat sekeliling.
Flint lantas bergerak cepat, kembali berbaring di lantai. Secara perlahan dia merangkak dengan memperhatikan gerak-gerik kedua orang berjas hitam. Dua orang itu pastilah anggota kelompok Paci.
“Mereka memastikan orang-orang di sini masih pingsan. Kalau ada yang terbangun, akan ditangkap dan dilumpuhkan lagi,” bisik Guy dari kejauhan. “Aku memperhatikannya dari tadi.”
Flint terdiam. Dia kini paham situasinya. Perlahan dia merangkak mendekati Guy. “Kenapa tidak kita serang saja mereka?” tanyanya lirih.
“Kalau bisa, dari tadi sudah kuserang. Cek Pokemonmu.” Flint terhenyak. Dia merogoh sakunya dan... tidak ada satu pun PokeBall! “Yeah, mereka melucuti semua Pokemon kita, mereka tak bodoh,” jelas Guy.
“Kita harus mencari ide lain,” ujar Flint tampak berpikir. Dia lalu melihat ke arah Guy. “Apa kamu lihat senjata kedua orang itu?” tanyanya kemudian.
“Mereka memiliki Voltorb,” jawab Guy singkat.
“Baiklah, kalau begitu kita pakai cara lama. Bagaimana?” tanya Flint.
Guy mengangguk seakan paham dengan rencana yang akan dilakukan Flint. “Tapi kamu harus cepat.”
“Tenang saja,” Flint tersenyum. “Biar aku yang eksekusi. Kamu jadi umpannya.”
“Ashiaaap!” jawab Guy menirukanucapan Atta Halilintar yang lagi ngetren.
Flint dan Guy lantas saling menjaga jarak dan menunggu kedua penjaga berjalan mendekati mereka. Cukup lama hingga kedua orang berjas dan kacamata hitam itu melangkahkan kaki sampai ke lokasi mereka. Flint dan Guy tampak tak sabar. Hingga akhirnya dua penjaga telah tiba cukup dekat untuk disergap. Saat itulah Guy beraksi.
“Hei, lihat! Ada yang bangun di sana!” seru salah seorang penjaga yang menyadari Guy mencoba bangkit berdiri.
“Asemik! Cepat keluarkan Voltorb!” perintah penjaga yang lain.
“Beres! Tak butuh semenit. Keluarlah, Voltorb!” pengaja pertama melemparkan PokeBall, memunculkan PokeBall lainnya.... bukan, itu Voltorb, Pokemon bola yang berbentuk menyerupai PokeBall dengan warna merah putih ala bendera Indonesia dan Polandia.
“Voltorb, gelombang petir!” seru penjaga pertama segera setelah Pokemon listrik itu muncul. Namun seketika seseorang bergerak cepat. Belum sempat Voltorb meluncurkan gelombangnya, sebuah tendangan keras menghantam wajah Pokemon itu. Itu Flint... dia menendang Voltorb!
“Apa yang....” belum sempat penjaga itu meneruskan kekagetannya, Voltorb yang tadi dia keluarkan sudah lebih dahulu menghantam wajahnya keras.
BZZZZT!!!! BLAZZTT!!!
Kilatan kuning menyeruak menyinari tubuh penjaga itu yang dalam hitungan detik langsung terjatuh. Pengaja lainnya pun terkesiap dan langsung berlari. “Dasar zubat! Kurang a....”
Belum sempat penjaga lain bereaksi ketika Guy sudah berada tepat di belakangnya, menahan tubuhnya, menguncinya, dan menjatuhkannya. Pingsan.
“Udah? Udah?” tanya Flint dengan gaya iklan garingnya Grace Natalie di televisi, memastikan penjaga tak sadarkan diri. Guy tersenyum, mengangguk dan menjawab:
“Ashiaaap!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda sopan, Sandslash pun segan...