SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Senin, 02 Desember 2019

Eps. 491: Sosok Pembantai Ranger

BAB 72: YAJYU DAN MAJYU
Episode 491: Sosok Pembantai Ranger

-- Di Battle Frontier –

Ledakan terjadi di mana-mana. Para Pokemon Ranger yang tadinya unggul, satu per satu terlempar, terpelanting, terjatuh ke tanah. Kekuatan yang begitu besar tengah mengadang mereka, seakan membalik keunggulan yang sebelumnya telah diraih para ranger atas Kelompok Paci.
“Apa… apa itu?” tanya Arbud terperangah melihat begitu banyak rekannya yang terlempar melewatinya.
“Entah kenapa aku merasakan hawa yang sangat mengerikan,” sahut Luna.
Sementara Max Bladebarrel yang berada di samping mereka terdiam. Dia tercekat memandang ke depan, dengan menggigit bibir bawahnya. “Arbud, Luna, sebaiknya kalian pergi sekarang,” katanya kepada dua ranger muda tersebut kemudian.
“Kenapa? Kami ingin membantu,” jawab Luna heran.
“Benar sekali Kak …”
“Apa kalian tidak lihat apa yang terjadi?” Max memotong ucapan Arbud dengan cepat. Kedua ranger itu langsung terdiam. Max menarik napas panjang lalu menjelaskan, “Yang ada di depan kita saat ini bukan tandingan ranger biasa. Mereka tandingan Ranger Berani Mati.”
“Ranger Berani Mati? Kami siap untuk…”
“Ikuti kata Kak Max, Arbud,” kali ini ganti Luna yang memotong ucapan Arbud. “Bukan itu maksud Ranger Berani Mati. Itu adalah kelas tertinggi dalam peringkat ranger. Artinya, hanya ranger terpilih yang bisa melakoni tugas ini.”
“Luna benar, atau tepatnya kurang benar,” ujar Max. “Karena Ranger Berani Mati bukan hanya terpilih, tapi juga mengajukan diri untuk….”
SWOOOSSHHHH!
Tiba-tiba angin kencang bertiup melewati ketiga ranger tersebut. Kepulan-kepulan asap yang sedari tadi menutupi ketiganya dari mengetahui secara pasti apa yang terjadi di depan lantas lenyap seperti menguap begitu saja ke udara. Kini, Arbud dan Luna tahu pasti sosok apa yang telah menyerang para ranger dengan sangat brutal.
Ada dua sosok yang berjalan menuju mereka bertiga. Sosok Entah kenapa Arbud tercekat melihat dua sosok berpakaian serba hitam tersebut. Hal yang sama juga dirasakan Luna. Entah mengapa mereka merasa bahwa kedua sosok tersebut… bukanlah manusia…

*

Di Pulau Ilusi

Merlin dan Melona berdiri di tepi pantai. Keduanya tampak menunggu sesuatu, hingga kemudian Lunar keluar dari pondok dan berjalan menyongsong kedua orang tersebut.
“Apa kau sudah siap?” tanya Melona ketika Lunar sudah ada di depannya. 



Lunar mengangguk. “Sangat siap, untuk membuat perhitungan,” jawabnya mantap. Dia lalu terdiam menatap pakaian yang dikenakan Melona. Pasalnya pakaian yang dikenakan gadis itu bukan pakaian yang biasa dia kenakan. “Hei, pakaian apa itu?” tanya Lunar heran.
“Ini seragam Tim Aqua yang sudah dimodifikasi untuk Pokemon generasi keenam,” jawab Melona sambil sedikit bergaya.
“Generasi keenam? Wow… sekarang sudah generasi keenam?” Lunar tampak terkejut.
“Malahan sekarang sudah ada generasi kedelapan, Pokemon Sword and Shield,” lanjut Melona.
“Apa?” Lunar semakin terkejut. “Lama sekali ya… tapi season ini belum juga selesai…”
“Makanya cepat selesaikan, para pembaca sudah pada bosan menunggu tuh!” cibir Melona.
“Iya-iya…”
“Well Lunar,” ujar Merlin bersuara, “Bagaimana kakimu? Apa kamu sudah terbiasa?” tanyanya melihat kaki kiri Lunar.
Lunar tersenyum. Dia lantas mengangguk pelan. “Ya… aku mulai terbiasa. Dan sekarang mereka tidak bisa lagi memanggilnya Si Pincang… karena aku adalah Kaki Besi.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...