SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Rabu, 04 Maret 2020

Eps. 515: Memunculkan Legenda


SERVADA CHRONICLES: BATTLE SEASON - RAID SESSION
BAB 76: GROUDON VS RAYQUAZA PART I

Episode 515: Memunculkan Legenda

Kembali ke diariku….

Aku berdiri di pulau yang sama di mana aku kehilangan kaki kiriku. Di seberangku, lelaki yang sama yang telah menghancurkan kaki kiriku. Lelaki yang pernah kuanggap sebagai sahabat. Sebelumnya aku terlalu bodoh untuk menahan diri, tetapi kali ini aku tidak akan menahan-nahan lagi. Kali ini aku akan menyelesaikan semuanya, aku akan mengakhiri semuanya.
“VOLTA! Kali ini aku akan menghabisimu… aku akan menghabisimu sampai tak tersisa!” teriakku penuh emosi. Pandanganku lantas melihat ke arah Flame yang berada di dalam kerangkeng. Dia terlihat terduduk membujur tak sadarkan diri. “Flame!” teriakku cemas.


“Tak usah khawatir, Lunar,” kata Volta kemudian. “Dia baik-baik saja. Dia hanya kelelahan karena terus menangis. Aku takkan tega untuk menyakitinya, percayalah….”
“BIADAB! Apa kau pikir membuatnya menangis itu bukan menyakitinya?” sergahku terbakar amarah. “Sekarang bebaskan dia… Flame tidak ada hubungannya dengan pertarungan kita!”
“Tidak,” jabwa Volta cepat. “Dia akan tetap di sini, untuk melihat bahwa aku lebih kuat darimu, Lunar. Dia akan tetap di sini sebagai jaminan, bahwa aku akan mendapatkan Groudon dari tanganmu.”
“Dasar tak tahu diuntung! Tega-teganya kau jadikan Flame sebagai jaminan! Kau benar-benar sudah dibutakan dengan ambisi, Volta!”
“Apa belum cukup kakiku kau hancurkan?” sambungku dengan mata berapi-api.
“Cukup Lunar, aku tak mau bertele-tele dengan basa-basi bodohmu. Aku di sini, kau di sini… untuk Groudon. Jadi sekarang apa yang akan kau lakukan, menyerahkan Groudon dengan baik-baik, atau harus kurebut dengan paksa?” ujar Volta. “Yang pasti aku takkan berbuat macam-macam pada Flame. Aku membawanya jauh dari Battle Ftontier, agar si mesum itu tidak bisa menyentuhnya.
“Ho… jadi kau masih melindunginya? Begitu? Ironis sekali. Kau benar-benar ironis Volta!”
“BACOT! Lebih baik kuambil monster itu darimu sekarang!” sentak Volta. Dia lantas mengeluarkan bole berwarna hijau dari dalam dadanya, mengangkatnya ke atas hingga membuat bola itu bersinar kehijauan. “Dengan nama besar Voltalesque…. aku memanggilmu…. GreenTail…. Rayquaza!”
Mendadak muncul sinar temaram hijau yang begitu menyilaukan. Sesuatu yang besar dan panjang muncul di balik sinar tersebut. Itu Pokemon…. Pokemon naga hijau yang sebelumnya telah menghancurkan kakiku…. Pokemon langit tinggi… Rayquaza.
“GROAAAA!” terdengar suara keras Rayquaza memekakkan telinga. Pokemon itu membuka rahangnya lebar seraya menatap ke arahku, seolah siap melahapku bulat-bulat. 
Ini adalah kali kedua aku berhadapan dengannya, tetapi perasaan takut itu masih saja ada menghinggapiku. Tidak, kali ini aku tidak akan lari… kali aku akan bertahan. Aku ini aku akan menghentikannya!
Apa kamu sudah siap, Lunar?” terdengar sebuah suara dari lengan kiriku, disusul rasa panas yang sangat di sana. “Karena aku sudah siap dari tadi… aku sudah tidak sabar…” sambung suara itu yang tak lain adalah RedClaw, Groudon yang bersemayam dalam tubuhku. 
Aku terdiam. Aku sebenarnya tak mau ini terjadi. Tetapi, sepertinya aku tidak punya pilihan lain. Pokemon legenda hanya bisa dihadapi oleh Pokemon legenda, maka dari itu…..
Aku tersenyum. Kupegang erat lengan kiriku yang terasa panas, meremasnya kuat, hingga sesuatu muncul dalam genggamanku. Bola berwarna merah, Orb Merah.
“Baiklah, mari kita lakukan,” kataku mengangkat bola itu ke atas. “Atas nama keluarga Servada… aku memanggilmu… RedClaw… Groudon!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...