SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Rabu, 04 Maret 2020

Eps. 518: Groudon Terjatuh


Episode 518: Groudon Terjatuh

“Dan kali ini, akulah yang akan jadi pemenangnya! GreenTail, MENGAMUK!!!”
Belum sempat RedClaw membalas serangan, Rayquaza kembali menyerang. GreenTail, begitu nama Rayquaza tersebut, menghantam RedClaw dengan membabi buta. Membuat RedClaw hanya bisa menahan serangan mengamuk tersebut dengan tubuhnya yang keras.
“RedClaw, jangan hanya bertahan, sekarang balik serang… LEDAKAN API!” perintahku membalas.
Groudon membuka mulutnya lebar, kali ini mengeluarkan kobaran api begitu besar ke arah GreenTail yang masih dalam posisi mengamuk. Seakan tak berdampak apa-apa, Pokemon itu kembali menghantam RedClaw untuk kesekiankalinya. Groudon kembali terdorong mundur.
“RedClaw, semburan api!” perintahku menghadapi hantaman Rayquaza bertubi-tubi. 


Groudon menyemburkan api ke arah GreenTail, namun lagi-lagi serangan api itu tak sedikit pun melukainya. Malahan RedClaw jatuh terhempas ketika Rayquaza itu melayangkan hantaman terakhirnya. Suara berdentum keras pun kembali terdengar saat Pokemon legenda yang dahulu kuburu itu jatuh ke tanah.
“RedClaw!!!” teriakku panik. Aku berlari menghampirinya.
Volta tersenyum. Dia tampak senang melihat Groudon terjatuh. “Terjatuh untuk keduakalinya… ternyata Rayquazaku memang lebih unggul,” ejek Volta. “Sudahlah, tak perlu diteruskan, Rayquaza sudah jelas memenangkan pertarungan ini. Maka lebih baik segera serahkan Red Orb kepadaku, agar aku bisa mengendalikannya.”
Aku tak menjawab. Terlalu dini untuk menyerah. Groudon akan baik-baik saja, dia adalah Pokemon terkuat yang pernah kukendalikan…. takkan kubiarkan seseorang merebutnya begitu saja. 
“RedClaw…” panggilku berbisik. RedClaw menjawab lewat lirikan matanya ke arahku, lantas melihat ke arah Rayquaza.
Aku baik-baik saja…. jangan khawatirkan aku…” katanya melalui telepati. “Lanjutkan perintahmu… Pertarungan ini harus kita menangkan.
“Ba… baiklah….” sahutku tergagap. Aku harus segera memikirkan serangan yang tepat untuk menjatuhkan Rayquaza. Ini hal yang sulit, mengingat yang dihadapi RedClaw adalah Pokemon bertipe terbang. Artinya, serangan tipe tanah yang menjadi serangan utama Groudon tak bisa digunakan. Padahal serangan terkuat Groudon adalah serangan tipe tanah.
Serangan tipe tanah takkan mengenai Rayquaza yang melayang di udara. Sementara, sebagai Pokemon tipe naga, Rayquaza memiliki banyak ketahanan terhadap serangan lain yang dimiliki Groudon. Di satu sisi, Rayquaza melakukan serangan-serangan yang sesuai dengan tipe-tipe elemennya, menjadikan dayanya berlipat lebih besar. Dengan kondisi demikian, apakah aku bisa memenangkan pertarungan ini?
Kamu ragu rupanya…” kata RedClaw kemudian. Aku terdiam, lantas RedClaw kembali bicara, “Di mana keyakinanmu, Lunar. Di mana rasa percaya dirimu.”
Keyakinan… percaya diri….
“Apa kehilangan kakimu itu, membuatmu ragu dan takut pada Rayquaza di depan itu?”
Ragu… takut….
“Apa yang mau kau katakan sebenarnya, RedClaw?” tanyaku kemudian.
“Aku hanya mau bilang bahwa aku memilihmu, karena keyakinan dan percaya dirimu saat memburuku dahulu. Tidakkah kamu ingat semua itu….
Mendengar itu, ingatannya langsung kembali ke masa-masa perburuan Groudon. Baik bersama Tim Magma dan juga bersama Parmin. Masa-masa itu…. masa-masa ketika aku masih begitu bersemangat berpetualang bersama Pokemon-Pokemonku demi mengejar ambisiku… ambisiku mendapatkan Groudon.
Nah, sekarang kamu ingat?
Aku mengangguk mantap. “Ya, aku ingat jelas… aku ingat semuanya…. aku ingat bahwa aku takkan menyerah!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...