SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Jumat, 06 September 2019

Eps. 470: Pertarungan Kematian

Episode 470: Pertarungan Kematian

“Flint, master tipe Api... siap meladenimu!” teriak Flint lantang. “Pertarungan kematian atau apapun itu, selama aku bisa mengalahkan orang jahat sepertimu, tidak masalah!”
Demi mendengar itu, Cameron mendengus. “Baiklah, sepertinya sudah disepakati. Aku tak mau kamu menyesalinya nanti,” sebut sosok besar itu. “Untuk itu, berikan aku kehormatan untuk menggali lubang kuburanmu…. Keluarlah Rhyperior!”
Sedetik kemudian lantai Battle Dome bergetar seperti gempa. Flint terkesiap. Ada sesuatu yang bergerak di bawah Battle Dome. Sesuatu yang tampaknya besar dan berat. Hingga kemudian lantai di seberangnya, di depan Cameron berdiri retak dan meledak, memunculkan sosok besar di sana. Pokemon bercula, yang berdiri dengan dua kakinya, bertubuh cokelat dengan bebatuan jingga menempel di atasnya.
“Rhyperior ya… Sepertinya bakal susah,” ujar Flint menyadari lawan di depannya. Namun kemudian dia tersenyum menyeringai. “Tidak, tidak boleh ada keraguan… pertarungan ini akan kumenangkan, karena aku adalah trainer yang berapi-api! Majulah… Infernape!”


Flint melayangkan lengannya ke udara, melemparkan PokeBall yang sedari tadi digenggamnya erat. PokeBall itu jatuh ke lantai, terbuka, dan memunculkan Pokemon yang juga berdiri dengan kedua kakinya menyerupai manusia. Pokemon berbentuk kera, dengan kobaran api di tubuhnya. 



“Pertarungan yang adil bukan,” kata Cameron. “Rhyperior-ku yang bertipe batu lemah terhadap serangan bertipe petarung dari Infernape. Tapi Infernape-mu juga lemah terhadap serangan tipe tanah yang dimiliki Rhyperior,” sambung Cameron penuh semangat.
“Itulah kenapa aku pikir ini akan jadi pertarungan menarik,” sahut Flint. “Apalagi dalam pertarungan kematian, ini membuatku semakin berapi-api.” Flint juga tampak bersemangat. “Baiklah, tak usah berbasa-basi lagi, akan kuselesaikan ini dengan cepat dan segera menyelamatkan Flame!”
“Rhyperior, Gempa Bumi!”
“Infernape, Serangan Jarak Dekat!”
Infernape bergerak cepat menerjang Rhyperior. Dengan cepat Pokemon kera itu menghujani Rhyperior dengan pukulan. Membuat Pokemon itu terjatuh. Namun Rhyperior tampak bangkit dan menghujamkan pukulannya ke lantai, menggetarkannya begitu keras hingga menghempaskan Infernape yang ada di sana.
Bersamaan jatuhnya Infernape, Flint merasakan sakit yang sangat di dadanya. Dia terhuyung mundur, seakan tak mampu menguasai tubuhnya. Melihat itu, Cameron tersenyum jahat. “Bagaimana Kribo? Inilah risikonya. Inilah konsekuensinya!”
Flint terdiam. Dia bersandar pada dinding di belakangnya, menenangkan diri hingga akhirnya mampu berdiri dengan tegak. Tangannya masih memegangi dadanya. Dia paham apa yang terjadi. Rasa sakit di dadanya itu adalah efek dari pertarungan kematian. Efek mematikan yang ikut dirasakan seorang pelatih Pokemon bila Pokemonnya tersakiti dalam pertarungan. Artinya, sang pelatih juga ikut merasakan sakit yang diderita Pokemonnya!
Flint menyeringai. Dia tampak berusaha tenang. “Tidak apa-apa,” ujarnya kemudian. “Tidak apa-apa aku merasakan sakit ini. Karena ini artinya, aku menghargai apa yang dilakukan Pokemonku. Ini artinya, aku dan Pokemonku, akan berjuang sekuat tenaga untuk memenangkan pertarungan ini, sekalipun nyawa kami taruhannya!”
“Huh, sudah putus asa rupanya,” sergah Cameron. “Oke-oke, kalau begitu aku akan mulai serius. Biar kamu rasakan bagaimana kerasnya pertarungan kematian itu! Rhyperior, Lari Mengebor!”
Rhyperior berlari cepat ke arah Infernape yang baru berdiri dari lantai. Cula di kepalanya berputar keras, seakan siap menghantam Infernape di depannya. Melihat itu Flint tahu dia harus mengambil langkah cepat.“Infernape, Pukulan Cepat!” perintahnya.
Bukannya takut terhadap cula berputar Rhyperior, Infernape malah berlari menyambut Pokemon itu. Dengan cepat dilayangkannya pukulan ke arah Rhyperior yang  mendarat tepat di dada Pokemon itu. Namun cula Rhyperior juga menghantam kepala Infernape dengan sangat keras dan menyakitkan. Kedua Pokemon itu lantas sama-sama berputar, terhempas dan jatuh di lantai.
“ARRRGGHHH!!” Darah terlihat menyemburat ke lantai Battle Dome. Tapi bukan dari Infernape… darah itu dari Flint.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...