Episode 511: Hawa Dingin
“Itu rantai penangkap Sintesa dari dimensi lain!”
Yajyu tersentak. Seketika poninya terangkat, menunjukkan matanya yang terbelalak merah. Sosok itu terlihat begitu terkejut demi mendengar perkataan Merlin.
“Majyu!” teriaknya ke arah Majyu. “Manusia!”
Teriakan itu mengagetkan Majyu yang tengah bertarung dengan Vaporeon Melona. dia langsung melihat ke arah Yajyu yang jatuh tersungkur dengan rantai besar membelitnya.
“Manusia!” Majyu ikut berteriak. Dia lantas melompat ke arah Majyu, namun gelombang air yang sangat deras menghantamnya, mencegah perempuan berambut hitam panjang tak beraturan itu mencapai rekannya. Itu Melona, menunggangi Vaporeon miliknya.
“Pertempuranmu di sini,” sergah Melona.
“Minggir!” Majyu menyibakkan tangan kanannya, melepaskan bola bayangan ke arah Melona. Namun Vaporeon lebih dahulu bergerak melindungi pelatihnya tersebut. Melona selamat, tetapi Vaporeon terlempar pingsan.
Bukannya lanjut menyerang Melona, Majyu malah kembali melompat menuju Yajyu. Melihat hal itu, Melona menyadari rencana sang paman mulai berjalan. Maka tugasnya adalah menghentikan Majyu sebisa mungkin.
“Polar, sekarang giliranmu!” seru Melona melemparkan PokeBallnya yang lain, memunculkan seekor Walrein.
“Polar, sekarang giliranmu!” seru Melona melemparkan PokeBallnya yang lain, memunculkan seekor Walrein.
Melona melihat Majyu yang tak fokus pada keberadaan dirinya setelah Yajyu memanggil. Artinya, dia bisa leluasa menyerang Majyu, bahkan bila itu harus menusuk dari belakang. Namun mengingat daya tahan Majyu yang tak terbatas, serangan biasa akan percuma. Dia harus menggunakan serangan mematikan yang dimiliki Polar.
Tetapi serangan mematikan itu memiliki akurasi yang rendah. Melona butuh lebih dari sekadar keberuntungan untuk bisa menjatuhkan serangan ini. Tetapi semua peluang harus dicoba, bagaimanapun hasilnya.
“Sheer Cold: Hawa dingin ekstrim!”
Akhirnya bibir Melona bergerak, lidahnya mengucapkan jurus mematikan tersebut. Polar lantas mengikutinya dengan patuh, menempelkan tubuhnya ke tanah, membekukan sekitarnya. Tanah di depan Polar bergerak membeku menuju Majyu, membekukan tanah di bawah tokoh antagonis itu, membuatnya langsung terhenti.
“Apa ini…”
Pembekuan tanah yang diinjak Majyu menjalar naik ke tubuh perempuan itu. Membekukan kakinya, membuat langkahnya terhenti tak bisa bergerak. Pembekuan terus naik ke bagian atas tubuh Majyu.
“Sheer Cold….” sebut Majyu begitu menyadari yang terjadi. Matanya lantas melihat ke arah Melona dengan tajam, namun tetap kosong. “Perempuan sialan…. mati kau sekarang!”
Majyu mengangkat tangannya ke arah Melona, mengeluarkan sinar hitam dari telapaknya. Melona terkesiap, Majyu kembali akan melemparkan bola bayangan, dia harus mengamankan Polar.
“Polar menyingkir!” teriaknya cepat.
Namun apa yang dikeluarkan Majyu ternyata bukan bola bayangan. Melainkan sesuatu yang lain, sesuatu yang memiliki daya hisap yang kuat. Sinar hitam itu membesar, berputar, menyerupai lubang hitam. Melona terlambat menyadarinya, ketika lubang di tangan Majyu itu perlahan menarik dirinya mendekat. Dan ketika tersadar, Melona sudah berada tepat di depan Majyu… ketika semuanya berubah menjadi gelap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda sopan, Sandslash pun segan...