Episode 513: Nanta dan Para Ranger
Nanta berjalan mondar-mandir di ruangannya. Dia tampak bingung setelah melihat Yajyu dan Majyu, dua sosok bayarannya tersebut telah dikalahkan oleh dua orang yang tak disangka-sangka. Bagaimana mungkin Phantom Si Bajak Laut bisa ikut campur masalahnya? Padahal sebelumnya Yajyu dan Majyu telah berhasil menjatuhkan para ranger, termasuk Ranger Berani Mati.
“Phantom sialan! Terkutuk kalian orang-orang air!” umpatnya kesal. “Kenapa pula mereka bisa mengalahkan Yajyu dan Majyu yang begitu kuat…. KURANG AJAR!”
PYARR!
Nanta mengamuk, membuang semua benda-benda yang ada di depannya dalam satu kali sibakan. Ketika dia melihat dari balik jendela, para ranger yang tersisa mulai berjalan menuju Battle Tower tempatnya berada. Lelaki berambut pirang itu lantas melihat anak buahnya yang berjaga di pintu dan langsung berseru.
“Perintahkan grunt yang tersisa untuk menahan para ranger yang masuk. Gunakan segala cara agar mereka tak bisa mencapai tempat i….”
BRUAKKK!
Belum sempat Nanta melanjutkan kalimatnya, kaca luar Battle Tower tempatnya berdiri pecah berantakan. Seorang ranger masuk ke dalamnya, diikuti dua ranger lainnya yang masing-masing menunggang Pokemon burung.
“Semuanya selesai di sini, Nanta Paciolo,” kata ranger berambut hijau yang memimpin, yang tak lain adalah Max Bladebarrel. “Sekarang menyerahlah tanpa perlawanan, dan katakan di mana si bajingan yang telah mencuri Rayquaza itu.”
Nanta bukannya takut, melainkan malah tersenyum menyeringai melihat kedatangan para ranger tersebut. “Kupikir kau tadi sudah mati, Lucky Ranger. Huh, ternyata kau memang beruntung seperti julukanmu,” sebut Nanta. “Tetapi sayang, yang kau cari tidak ada di sini. Dia di tempat yang lain.”
“Apa katamu?” sergah Max terlihat kesal sembari meringis menahan sakit. Rupanya dia belum sembuh benar dari serangan Majyu.
“Well, daripada kedatangan kalian susah payah ke sini jadi sia-sia… bagaimana kalau kita bertarung Pokemon?” Nanta lalu menyilangkan kedua tangan di depan dadanya, memunculkan dua PokeBall dari genggaman tangannya.
*
Sementara itu di tempat lain yang dimaksud Nanta...
Di sebuah pulau kecil tak berpenghuni, sebuah kilatan cahaya muncul, disusul Lunar yang memegang Alakazam. Pokemon itu lalu kembali hilang, meninggalkan Lunar begitu saja. Lunar lalu memandang sekelilingnya, menyadari pulau itu adalah tempat yang sama di mana kaki kirinya hancur dihantam ekor Rayquaza.
“Akhirnya kau datang juga… Lunar Servada,” terdengar suara Volta dari kejauhan, membuat mata Lunar langsung bergerak mencari asal suara. Volta berdiri di seberangnya, cukup jauh, dengan Flame berada tak jauh darinya, di dalam kerangkeng.
“Flame!” teriak Lunar. “Kurang ajar kau Volta! Cepat lepaskan Flame!” serunya marah.
Volta tersenyum, lalu berkata,” Tentu Lunar… tetapi setelah aku mendapatkan Groudon darimu!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda sopan, Sandslash pun segan...