Episode 523: Pria Keras Kepala
Pertarungan kolosal antara dua Pokemon legenda cuaca akhirnya mencapai puncaknya. Pertarungan yang sebenarnya tak kusangka-sangka. Ini bukan sekadar pertarungan antar Pokemon biasa. Melainkan juga pertarungan antar trainer, yang sudah saling bersaing sejak lama….
“Ugh…” Volta tampak bergerak. Setelah sebelumnya terjerembab ke tanah dalam adu serangan terakhir antara Groudon dan Rayquaza. Bukan hanya Volta, tetapi aku pula. Lalu, bagaimana hasilnya?
“Sudah berakhir,” kataku sembari menopang badan dengan kedua tangan, bangkit dari tanah. “Pertarungan kita sudah berakhir Volta!”
“Ugh…” Volta terlihat kesulitan berdiri. Namun lelaki pirang itu begitu berkeras, hingga akhirnya dia bisa berdiri dengan sempurna. “Hah, berakhir katamu? Belum, belum berakhir. Selama aku belum….. HUEEEKKK!”
Ucapan Volta terhenti seketika ketika cairan merah kental keluar dari mulutnya, meluber ke tanah. Tanah yang sudah merah kecokelatan kini jadi semakin merah saja. Berikutnya, Volta terjatuh berlutut ke atasnya.
“Sudahlah Volta, hentikanlah kegilaanmu. Menyerahlah pada pihak berwajib,” ujarku entah kenapa merasa sedih saat melihatnya seperti itu.
“DIAM! Aku tak butuh belas kasihanmu,” sentaknya mendongakkan wajah menatap sinis ke arahku. “Sudah kubilang kalau aku, Allejandro Volta Voltalesque tidak akan kalah dari Lunar Servada. Tidak sampai kapanpun!”
“Ya… menarik. Pada akhirnya kamu kalah juga,” sahutku datar. “Sudahlah hentikan semua…”
“Belum Lunar…. belum!” potongnya keras. Dia lantas melihat sekeliling, mendapati Rayquaza, Pokemon legenda yang begitu dibanggakannya itu terkapar tak jauh darinya. Pun dengan Groudon di sisiku, yang masih tak sadarkan diri. Ya, pertarungan kami berakhir imbang, tak ada yang menang dalam duel legendaris ini.
“Lihatlah…. lihat baik-baik… semua legenda sudah terjatuh. Maka tinggal aku saja yang akan menangkap mereka. Dan yang kubutuhkan saat ini adalah menjatuhkanmu,” kata Volta kemudian.
“Aku siap…. kapanpun kamu siap,” jawabku tak gentar. Aku tahu, Volta belum menyerah. Dia pasti merencanakan hal yang lain untuk bisa mendapatkan Groudon. Dan dugaanku, dia pasti akan menyerangku secara langsung, sama seperti sebelumnya saat dia melumpuhkanku dengan kemampuan statisnya.
Tapi kali ini aku bukan tanpa persiapan. Aku sudah bisa mengendalikan kemampuan sungai pasir, setidaknya itulah yang kuyakini. Maka aku siap untuk melawan kemampuan statis itu, dengan apapun yang kumiliki.
BZZZT!
Tiba-tiba aku Alakazam muncul di samping Volta. Sambil menyeringai ke arahku, dia memegang tubuh Alakazam, untuk berikutnya lenyap. Aku langsung terkesiap. Aku lupa kalau dia masih punya Alakazam. Apa dia kabur? Tanyaku dalam hati sambil memandang berkeliling.
“Aku di sini, Lunar,” terdengar suara Volta yang langsung menarik pandanganku ke arah datangnya. Aku tercekat. Dia di sana, Volta di sana…. tapi dia tidak sendiri. Ada seseorang di depannya, bukan, ada seseorang yang tengah disanderanya!
“Lunar….” suara itu…. suara perempuan itu…. Flame!
“Aku langsung ke intinya Lunar,” kata Volta dengan napas terengah-engah. Alakazam masih di sampingnya, kali ini mengarahkan kedua tangannya pada Flame. “Serahkan Orb Merah…. atau…. aku tak segan-segan melukai Flame!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda sopan, Sandslash pun segan...