SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Rabu, 01 Desember 2010

L's Diary: Eps.158 - Penyusup

SERVADA CHRONICLES: HUNTER SEASON
BAB XIII TIM VOLTASE

wooper gifEpisode 158: Penyusup

”Apa ini ada hubungannya dengan Devon Corporation?” terka Steven.
”Memangnya ada apa dengan Devon Corporation?” tanyaku penasaran. Saat ini aku, Steven, dan nona Ester masih berada di tengah kota Rustboro dengan para ninja mengelilingi kami semua.
”Devon Corporation pernah menjadi incaran Tim Aqua karena teknologi yang dimiliki. Meskipun Tim Aqua sudah hancur saat pertarungan besar di kota Sootopolis, aku khawatir masih ada tim penjahat lain yang mengincar teknologi dari perusahaan ayahku ini.”
”Kalau begitu itu urusan kalian,” sahut Jiken. ”Kami para ninja pantang untuk ikut campur masalah orang lain.”
”Itu benar, cukup kami tahu kalau ini hanya adu domba saja yang memanfaatkan kekuatan kelompok kami berdua, selepas itu bukan urusan kami,” tambah Har-Glen. ”Kami akan segera pergi dari kota ini, kalian tak perlu berurusan dengan kami lagi.”
”Kami pun akan pergi,” sahut Jiken. ”Semoga kalian beruntung menyelesaikan masalah kalian....”
”Hei, kalian tak bisa begitu saja...”
Belum sampat aku meneruskan ucapan, para ninja itu mendadak menghilang dengan cepat dan yang tampak kemudian bayangan-bayangan cepat bergerak meninggalkan kota.
”Sial, dasar para pengecut!” umpatku melihat gerakan para ninja itu.
”L, sudahlah... mereka benar. Mereka punya prinsip, kita tidak bisa memaksa mereka,” sahut Steven menenangkanku. ”Sekarang kita harus bertarung dengan kekuatan kita sendiri. Ester, L, aku mohon bantuan kalian.”
”Tentu saja Steven sayang,” nona Ester mengangguk sambil menyunggingkan senyum. Aku yang cemburu melihatnya langsung menariknya menjauh.
”Nona Ester, aku belum selesai denganmu,” ujarku judes.
”Eh, iya... Lunar...”
”Apa yang kau lakukan disini?” tanyaku kemudian.
”Aku mengkhawatirkanmu Lunar,” jawab nona Ester. ”Aku melihat berita runtuhnya terowongan Rusturf dan saat aku menghubungi kakakmu, katanya kau ada di kota Rustboro.”
”Kakak?”
”Ya, kakakmu bilang pihak rumah sakit menghubunginya untuk mengabarkan kalau kau ada di rumah sakit. Katanya ada seorang wanita yang mengantarkanmu ke rumah sakit, namun sambungan telepon terputus secara tiba-tiba. Aku khawatir dan langsung menuju kesini.”
Seorang wanita mengantarkanku? Siapa? Aku sama sekali tak ingat. Yang terakhir kali aku ingat hanya aku pingsan di dalam terowongan dan terbangun di rumah sakit yang sepi. Hmm, siapa wanita yang telah menyelamatkanku?
”Oke, lalu apa hubungannya kau dan Steven? Aku lihat kau begitu akrab dengannya,” ujarku mengalihkan topik. Terus terang aku tak suka melihat keakraban nona Ester dengan Steven.
”Kau cemburu ya?” goda nona Ester mengerlingkan matanya.
”Cemburu? Siapa juga yang cemburu... ” sanggahku angkuh. ”Aku hanya... kau tahu... tidak suka melihatmu dekat dengan Steven...”
”Itu namanya cemburu, sayangku Lunar...” jawab nona Ester sambil tersenyum manis. Oh sial! Aku tak tahan dengan senyumannya!
”APA?” tiba-tiba kudengar Steven berteriak. Aku dan nona Ester secara reflek melihat ke arahnya. Kulihat dia memegang PokeNav dan tampak sedang berbicara dengan seseorang.
”Ada apa Stevie sayang?” tanya nona Ester dengan panggilan sayang. Cih, siapa yang tidak akan cemburu kalau kekasih kita memanggil orang lain dengan sebutan Sayang?
”Ya Steven, ada apa?”
”Roxanne menelepon, katanya ada seseorang menyusup ke dalam Devon Corporation dan melumpuhkan seorang peneliti,” jawab Steven cemas. ”Baiklah, sepertinya apa yang kita takutkan menjadi kenyataan. Ayo kita bergegas kesana.”


Kami bertiga kemudian bergegas menuju ke gedung tertinggi di kota itu. Roxanne menyambut kami di depan pintu masuk gedung.
”Roxanne, ceritakan apa yang terjadi?” tanya Steven.
”Orang itu berpakaian seperti badut, dia berhasil melumpuhkan penjaga dengan gelombang petir. Menurut tuan Weasley, peneliti di ruang data, orang itu mengambil data-data Rayquaza.”
”Seperti badut?” aku terkejut. Kedengarannya tak asing bagiku. ”Bagaimana cara dia kabur?”
”Aku dan beberapa penjaga berhasil mengepungnya, namun dia menggunakan Kadabra untuk melakukan teleportasi. Dia kabur menggunakan teleportasi,” jawab Roxanne.
Teleportasi? Kadabra? Entah kenapa aku merasa mengenal orang ini...
”L, apa kau ada ide mengenai orang ini?” tanya Steven melihat sikapku.
”Entahlah, tapi kupikir dia belum pergi jauh,” jawabku. ”Kadabra hanya akan membawanya pada jarak yang dekat... kupikir dia masih ada di kota ini...”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...