SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Rabu, 01 Desember 2010

L's Diary: Eps.165 - Kekalahan Pertarungan Gym

SERVADA CHRONICLES: HUNTER SEASON
BAB XXIV HUTAN PETALBURG

wooper gifEpisode 165: Kekalahan Pertarungan Gym

Aku berada di dalam gym kota Rustboro. Saat ini aku tengah berhadapan dengan Roxanne, ketua gym atau gym leader kota ini. Ya, aku menantang Roxanne untuk mendapatkan lencana kelimaku!
”Peraturannya, setiap trainer menggunakan dua Pokemon. Trainer yang Pokemonnya berdiri terakhir dinyatakan sebagai pemenang,” ujar Steven menjelaskan aturan main pertarungan gym. Pada pertarungan ini Steven didaulat menjadi wasit. ”Baiklah, pertarungan dimulai!”
”Lunar, aku ingin melihat seberapa hebat kau dalam pertarungan gym,” Roxanne berkata padaku. ”Kata Steven kau hebat dalam pertarungan Pokemon, aku sudah sangat ingin melihatnya. Keluarkan kekuatan terbaikmu!”
”Baik, kau yang minta,” sahutku bersemangat. ”Keluarlah.. Guardian!”
Aku melemparkan PokeBall bersamaan dengan Roxanne melemparkannya PokeBall miliknya. Guardian, Sandslash andalanku muncul sementara Roxanne mengeluarkan Geodude. What? Geodude? Aku menantang gym ini hanya untuk bertarung dengan Geodude? Yang benar saja!
”Dian, gunakan galian!” teriak memberi perintah. Dian lalu menggali tanah. Geodude tampak bingung melihat Dian lenyap. ”Sekarang, hajar dia!” Dian lalu muncul dari tanah tempat Geodude berada dan langsung menghempaskannya jatuh.
”Kau hebat L,” puji Roxanne. ”Tak kusangka kau bisa menjatuhkan Geodude hanya dengan sekali serang saja.”
Heh? Apa aku salah dengar? Geodude itu Pokemon yang paling gampang dikalahkan, apalagi dengan serangan super efektif seperti galian. Perempuan ini benar-benar ketua gym atau bukan sih?
”Sekarang terimalah Pokemon keduaku... keluarlah Nosepass!” Roxanne melemparkan PokeBall keduanya dengan sangat kuat. Muncullah Pokemon yang dia panggil Nosepass, Pokemon berbentuk batu berwajah yang memiliki hidung merah, sekilas mirip dengan patung dalam peradaban kuno.

”Ayo kak L, kau pasti bisa!” teriak Parmin menyemangatiku di bangku penonton. Hei, aku sedang unggul... tak perlu kau menyemangatiku seperti itu. Selain Parmin, nona Ester dan Steven juga ada disana. Tapi bukannya menyaksikanku bertanding atau menyemangati seperti Parmin, dia malah asyik berbincang dengan Steven. Aku benci mengakui ini tapi... aku cemburu.
”Kak L, awas!” teriak Parmin tiba-tiba. Apa? Aku menoleh dan mendapati Dian tersungkur di depanku. Rupanya Nosepass baru saja melayangkan pukulan esnya yang mematikan. Ah, ini gara-gara nona Ester, aku jadi tidak bisa berkonsentrasi dan melupakan pertarunganku.
”Dian, kembalilah!” aku mengembalikan Dian ke dalam Pokeball dan mengeluarkan Pokeball lainnya. ”Aku memilihmu, Polar!” kulemparkan bola monster itu dan muncullah Polar, Obalie pemberian Melon.
”Nosepass, meriam pengejut!” tiba-tiba Roxanne langsung memberikan perintah pada Nosepass dan Pokemon kepala batu itu langsung mengeluarkan tembakan berwarna kekuning-kuningan ke arah Polar. Tembakan itu tepat mengenainya dan Polar pun pingsan tak sadarkan diri. Apa? Aku... aku kalah?
”Obalie tidak dapat melanjutkan pertarungan... pemenangnya adalah Roxanne!” seru Steven melihat Polar terjatuh.
Sial! Ini gara-gara... Nona Ester!

*
Tanpa aku tahu... inilah yang dibicarakan oleh nona Ester dan Steven saat aku bertarung melawan Roxanne...

”Bagaimana penyelidikanmu, Ester?” tanya Steven pada Spectra.
”Semuanya berjalan perlahan. Aku mulai bisa mengetahui pergerakan mereka,” jawab Spectra. ”Kupikir sebentar lagi kami akan bisa menghentikan ulah mereka.”
”Itu bagus, tapi aku mengkhawatirkanmu,” sahut Steven.
”Mengkhawatirkanku? Kenapa?”
Steven terdiam. Dia menatap pada arena pertarungan dimana Lunar tengah bertarung melawan Roxanne. ”Kelompok yang kalian hadapi adalah kelompok penjahat yang sangat kejam. Aku mungkin belum pernah menghadapi mereka, tapi entah mengapa aku merasa mereka bukan kelompok penjahat seperti yang kita hadapi di kota Sootopolis, mereka lebih hebat. Mereka bisa melakukan apa saja yang belum bisa kita tebak, dan aku takut sesuatu yang buruk terjadi padamu.”
Spectra tersenyum. ”Tenanglah Steven sayang, kau seperti tak mengenalku saja,” jawab Spectra. ”Aku ini trainer yang tangguh, tak mudah mengalahkanku...”
”Ya, aku percaya padamu, tapi aku juga mengkhawatirkanmu. Aku tak mau sesuatu yang buruk terjadi padamu.”
”Kenapa kau begitu mengkhawatirkanku?” tanya Spectra heran.
”Karena aku... karena aku men...”
”APA? Kak L kalah?” tiba-tiba Parmin berteriak, membuat ucapan Steven terputus dan dia langsung berdiri.
”Obalie tidak dapat melanjutkan pertarungan... pemenangnya adalah Roxanne!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...