SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Kamis, 16 Desember 2010

L's Diary: Eps.171 - Tuan Briney

SERVADA CHRONICLES: HUNTER SEASON

BAB XXV : HURR DISK DAN LENCANA KESEIMBANGAN

wooper gifEpisode 171. Tuan Briney

Akhirnya aku dan Parmin keluar juga dari hutan Petalburg yang gelap. Di luar hutan kami melihat pemandangan yang sangat indah, dengan pesisir pantai dan lautan yang maha luas menghampar di depan kami. Udaranya pun terasa sejuk, aku benar-benar menikmati pemandangan ini.
Kulihat sebuah rumah kecil di tepian laut. Aku mengetahuinya sebagai rumah Tuan Briney. Saat masih muda, Tuan Briney adalah seorang pelaut yang telah menjelajahi lautan luas. Kini di masa tuanya Tuan Briney menetap di rumah kecilnya yang ada di pinggir laut. Aku banyak membaca cerita tentang dia dari majalah Overseas, majalah favoritku dulu.
”Sekarang kita kemana Kak?” tanya Parmin.
Aku menunjuk rumah Tuan Briney dan menjawab. ”Kesana!”
Aku dan Parmin melangkah menuju rumah Tuan Briney. Rumah itu begitu kecil dan sederhana, tampak sangat sederhana. Aku pun mengetuk pintu rumah dengan pelan. Samar-samar kudengar suara langkah menuju ke pintu dan pintu pun terbuka.
”Ho, ada tamu rupanya,” kulihat seorang tua dengan kepala botak dan janggut putihnya menyambut kami. Dialah Tuan Briney. ”Silakan masuk anak muda.”
Aku dan Parmin masuk ke dalam rumah. Sama seperti yang terlihat dari luar, bagian dalam rumah itu juga terlihat sangat sederhana, dengan sebuah televisi ada di sudut ruangan.
”Silakan duduk, anak muda,” ujar Tuan Briney ramah. Kami berdua pun duduk, diikuti dengan perginya Tuan Briney ke bagian lain rumah itu. Dia lalu muncul kembali sambil membawa dua cangkir minuman dan menghidangkannya untuk kami. ”Ada keperluan apa kalian berdua mengunjungi kakek tua ini?”


”Begini Tuan Bri...”
”Panggil saja aku kakek,” potong Tuan Briney. ”Panggilan Tuan hanya akan menciptakan jarak di antara kita. Lagipula aku suka dipanggil kakek, membuatku lebih akrab dengan anak-anak muda seperti kalian, aku merasa bicara dengan cucuku, sangat menyenangkan.”
Oh, Tuan Briney banyak maunya juga rupanya... tapi okelah, menyenangkan orang tua tidak ada salahnya bukan?
”Baik, kakek Briney,” ujarku menuruti keinginan Tuan, eh... kakek Briney. ”Namaku Lunar Servada, dan ini temanku, si Parmin.”
”Lunar Servada, nama yang familiar,” sahut kakek Briney. ”Aku merasa pernah mendengarnya, tunggu sebentar.” Kakek Briney terdiam dan dia tampak sedang berpikir, mengingat-ingat sesuatu. ”Aha! Aku pernah bertemu seorang wanita bernama Lydia Servada, apa kau ada hubungannya dengan dia?”
Aku mengangguk. ”Iya, aku adiknya. Jadi kakek mengenal kakakku?”
”Hohoho... aku sangat mengenalnya. Dia seorang peternak Pokemon yang baik, aku sering menitipkan Peeko disana.”
”Peeko?”
Tiba-tiba seekor Pokemon burung berwarna putih dengan sayap bergaris biru muncul dan terbang mengitari ruangan. Pokemon yang kukenal sebagai Wingull itu kemudian mendarat di bahu kakek Briney.
”Seperti yang kau lihat, ini adalah Peeko, Wingull milikku yang sering dirawat oleh kakakmu. Bagaimana kabar kakakmu? Bagaimana peternakannya?”
”Sebenarnya Servada Ranch sedang mengalami kesulitan keuangan, kakak berniat menutupnya,” jawabku sedih. Memang itu yang terjadi di peternakan kami. Kakak sudah tidak memiliki dana lagi untuk peternakannya, walaupun kakakku terus berusaha untuk mempertahankannya.
”Oh, aku ikut sedih, peternakan kalian adalah peternakan yang bagus, kuharap kakakmu tidak menutupnya,” ujar kakek Briney bersimpati.
”Aku juga berharap demikian.”
”Baiklah, apa kedatangan kalian ada hubungannya dengan peternakan itu?” tanya kakek Briney.
”Tidak, ini tidak ada hubungannya dengan peternakan kami,” jawabku teringat pada tujuan awal mengunjungi kakek Briney. ”Kami kesini untuk keperluan lain. Profesor Hurr memintaku untuk menemuinya di rumah ini. Apakah profesor Hurr ada disini?”
”Oh, jadi kalian yang ditunggu oleh kakakku?” sahut kakek Briney. Jadi kakek Briney adalah adik profesor Hurr. ”Dia sedang tidak ada di rumah sekarang, kupikir kakakku sedang berada di bukit pinggir laut yang ada di dekat sini. Pergilah menemuinya, sepertinya ada sesuatu yang penting yang hendak disampaikan pada kalian.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...