“Sepertinya kamu memang…. 24 karat…”
Majyu kembali bangkit. Dia berjalan pelan hingga sejajar dengan Yajyu di seberangnya. Keduanya menatap Sammon dengan menyeringai.
Sammon tercekat, dia tak menyangka kedua orang ini masih dalam kondisi baik-baik saja setelah semua serangan yang dilakukan Pokemonnya. Kalau keduanya memang manusia biasa, semestinya sudah terluka parah. Kini Sammon yakin benar bahwa Yajyu dan Majyu, keduanya bukanlah manusia. Keduanya adalah Sintesa, sesuatu yang sangat asing di telinganya.
“Sepertinya kamu sudah menyadari bahwa melawan kami adalah kesia-siaan,” kata Yajyu seakan membaca sorot mata Sammon. “Kami bisa meladenimu seharian, sebanyak apapun Pokemon yang kamu keluarkan. Tapi lebih baik kami peringatkan dulu, lebih baik kamu berhenti,” sambungnya.
“Aku akan berhenti kalau kalian berhenti menghancurkan tempat ini dan segera pergi. Karena aku di sini untuk membantu para ranger merebut kembali Battle Frontier,” sahut Sammon. “Mengembalikan kedamaian sebagai semestinya.”
“Huh, idealis sekali emas yang satu ini, benar-benar 24 karat kualitasnya,” kata Majyu terkekeh. “Kalau begitu kamu tak memberikan kami pilihan lain. Karena kami dibayar memang untuk menghancurkan, dalam hal ini pulau ini… akan menjadi milik Kelompok Paci.”
“Dibayar? Memangnya dibayar berapa kalian sampai tega berbuat kerusakan?” sergah Sammon.
“Kami tidak dibayar dengan materi, karena kami tidak membutuhkannya,” jawab Yajyu. Dia lantas merentangkan kedua tangannya, seakan menunjukkan sekitarnya. “Tapi inilah bayaran kami, kerusakan dan juga penderitaan yang kami timbulkan.”
“Apa katamu?” Sammon semakin terkejut. “Kalian melakukan ini untuk kerusakan dan penderitaan? Kalian ini benar-benar… biadab!”
“Katakan apa yang kamu inginkan, tetapi inilah tugas kami. Maaf, Emas dari Mauville.”
Yajyu lantas menengadahkan kedua tangannya ke atas kepala, memunculkan bola hitam yang semakin lama semakin membesar. Yang dilakukannya seperti saat Son Goku dalam serial Dragon Ball hendak mengeluarkan Genki Dama. Namun bedanya, bola yang dihasilkan Yajyu berwarna hitam pekat.
Melihat hal itu Sammon menyadari bahaya di depannya. Bola-bola kecil yang sedari tadi dihalaunya saja sudah begitu ampuh menghasilkan ledakan, apalagi kalau ukurannya besar. Dia tak punya pilihan selain kembali memerintahkan Pokemon-Pokemonnya untuk menahan serangan itu. Tetapi bila terus-menerus bertahan, Pokemonnya akan kelelahan. Di satu sisi, baik Yajyu maupun Majyu, masih tetap kokoh berdiri sebanyak apapun serangan yang dilancarkannya.
“Kami akhiri sekarang, rasakan,” ujar Yajyu dengan nada datar, seraya melemparkan bola raksasa di tangannya ke arah Sammon.
“Blaziken, Sceptile, tahan bola hitam itu!” perintah Sammon cepat. Kedua Pokemonnya itu pun langsung bergerak, mengeluarkan jurusnya masing-masing untuk menghalau bola hitam raksasa tersebut. Namun keduanya tampak kewalahan, tampak tak kuat menahannya lebih lama lagi. Perlahan keduanya terdorong mundur ke belakang.
“Mereka takkan bertahan lebih lama lagi,” sebut Sammon menyadari kondisi dua Pokemonnya itu. Dia lantas mengeluarkan Pokeball lagi, melemparkannya ke udara. “Bantu mereka, Swampert!”
Swampert, Pokemon biru besar dengan sirip di kepalanya muncul, menjadi Pokemon ketiga Sammon dalam pertarungan ini. Pokemon itu langsung bergerak cepat menyusul Sceptile dan Blaziken, menahan bola hitam tersebut.
“Pokemon yang lain ya…. percuma saja…”
Seketika sinar keluar dari ketiga Pokemon tersebut, menghancurkan bola hitam raksasa. Ledakan besar pun tak terelakkan terjadi.
DHUUUAAARRRR!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda sopan, Sandslash pun segan...