SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Rabu, 19 Mei 2010

L's Diary: Eps. 76 - Pencarian Gua Dasar Laut

SERVADA CHRONICLES: MAGMA SEASON


Bab XII: Pertarungan Besar Gua Dasar Laut


wooper gifEpisode 76: Pencarian Gua Dasar Laut


”Kami rasa kami telah menemukan Groudon,” kata Tabitha melalui Magmavon. ”Dengarkan baik-baik...”

Aku, Flame dan Badut kemudian berkumpul untuk mendengarkan instruksi Tabitha melalui Magmavon yang kupegang.

”Groudon,” sambung Tabitha, ”diperkirakan ada di suatu tempat tak jauh dari pantai Lilycove. Kami mendeteksi pergerakan vulkanis di dasar laut tak jauh dari kota Lilycove. Ilmuwan kami sangat yakin bahwa Groudon ada disana.”

”Lalu apa yang harus kami lakukan?” tanyaku tak sabar.

”Pergilah ke pelabuhan Lilycove, disana ada sebuah pod kapal selam kecil. Gunakan itu untuk pergi ke dasar laut tempat yang diperkirakan merupakan keberadaan Groudon. Kami rasa disana ada sebuah gua bawah laut. Yang perlu kalian lakukan adalah pergi ke sana dan pastikan Groudon tetap berada disana sampai kami semua datang,” jawab Tabitha panjang.

”Kalian akan datang?”

”Ya, kami akan datang menyusul kesana. Bagaimanapun kalian bertiga sendiri takkan sanggup menanganinya,” jawab Tabitha. ”Saat ini kami sedang berada di barat laut Hoenn dan membutuhkan waktu lama untuk bisa mencapai lokasi. Ingat, yang perlu kalian lakukan hanyalah menjaga agar Groudon tetap di tempatnya sampai kami datang. Kami mengkhawatirkan keberadaan lawan kita. Kita tinggal selangkah lagi mendapatkan Groudon, kuharap kalian semua mau bekerja sama.”

Kami bertiga mengangguk bersamaan. ”Baik, kami mengerti dan siap membantu.”

”Baiklah, kalau begitu aku akan mengirimkan koordinat lokasinya. Segera pergi setelah menerima koordinat ini. Briefing selesai. Laksanakan!”

”Siap laksanakan!” kami menjawab bersamaan dan bersamaan dengan itu pula panggilan dari Tabitha diputus. Tak lama setelah itu sebuah koordinat terkirim ke Magamavon.

”Koordinatnya!” seru Flame tampak girang. ”Tunggu apa lagi? Ayo kita cepat pergi kesana!” Flame langsung berlari meninggalkan kami.

”Hei, kau mau kemana?” teriakku memanggil.

“Apalagi? Tentu saja ke pelabuhan Lilycove,” jawab Flame polos.

“Apa kau mau pergi kesana dengan pakaian seperti itu?” teriakku lagi.

Flame menghentikan langkahnya, melihat pada dirinya yang masih memakai pakaian renang dan kemudian menggaruk kepalanya. ”Oops, aku lupa!”

”Paling tidak kita kembali ke motel untuk berganti pakaian dan berkemas-kemas. Liburan ini sudah selesai,” tutur Badut. Aku dan Flame mengangguk mengiyakan.

Kami kembali ke motel dan mulai berkemas-kemas. Kuharap aku bisa menikmati liburanku lebih lama lagi, tetapi tugas tetaplah tugas. Lagipula sepertinya tugas ini sangat penting mengingat Tabitha sangat yakin bahwa Groudon telah ditemukan. Baiklah, inilah saat penentuan dimana aku akan berhasil menemukan Groudon dan memenuhi keinginanku!

”Kau siap?” tanya Flame padaku yang telah selesai berkemas. Sekarang kami bertiga telah memakai seragam Tim Magma kembali.

”Demi Groudon, aku akan selalu siap,” jawabku meyakinkan. ”Sekarang ayo kita pergi ke pelabuhan.”

Setelah check out dari motel, kami berdua langsung menuju ke pelabuhan. Kami menuju tempat yang dikatakan oleh Tabitha dan menemukan sebuah pod kapal selam kecil yang terikat pada tiang pelabuhan. Kami menunjukkan lencana Tim Magma pada panel identifikasi dan pintu kapal selam kecil itu pun terbuka. Kami segera saja masuk ke dalam kapal selam itu.

Kapal selam itu berukuran kecil dengan kapasitas maksmial lima orang yang bisa memasukinya. Aku tak menyangka kalau Tim Magma memiliki kapal selam seperti ini yang terapat di pelabuhan Lilycove dengan aman. Tentu saja hanya lencana Tim Magma yang bisa membuka dan mengendalikannya sehingga hanya anggota Tim Magma sajalah yang bisa menggunakannya.

”Aku yang mengemudi,” kata Badut memimpin. ”L dan Flame, kalian baca radar dan sesuaikan dengan koordinat lokasi yang kita tuju.”

Aku dan Flame mengangguk. Badut mengambil kemudi sementara aku dan Flame melihat pada radar yang ada tak jauh dari kemudi. Kami pun mulai meninggalkan pelabuhan.

Tampaknya Badut sudah terbiasa mengemudikan kapal selam sehingga dia tak kesulitan mengemudikan kapal selam kecil ini. Kapal ini cukup canggih dengan hampir keseluruhannya terbuat dari besi putih padat. Terbayang di kepalaku menjelajahi lautan luas dengan benda ini. Oh, andai aku punya kapal selam seperti ini, aku mungkin takkan membutuhkan rumah lagi.



Kapal selam yang kami naiki menyelam cukup jauh ke dasar laut. Semakin dalam kami menyelam, semakin sepi keadaan lautan. Sangat sedikit Pokemon laut yang kami temui dan di antaranya kebanyakan dari mereka adalah Clamperl, Pokemon berbentuk kerang dan juga Chincou, Pokemon yang memiliki lampu yang menyala terang. Kudengar terdapat banyak gua bawah laut di dalam lautan Hoenn yang sangat luas.



Lama kami menjelajahi dasar laut hingga kemudian radar kapal selam berbunyi keras. Tampaknya lokasi kami sekarang telah sesuai dengan koordinat yang diberikan Tabitha.

”Sepertinya kita sampai,” kata Badut menyimpulkan. ”Tapi kita tidak dimana-mana kecuali di tengah lautan yang gelap seperti ini.”

”Lihat itu!” tunjuk Flame keluar kaca depan kapal. ”Bisakah kau beri penerangan kesana?”

”Aku coba.” Badut tampak mengutak-atik tombol yang ada pada dinding kemudi. Tak lama kemudian keluar sorotan lampu tajam nan menyilaukan dari lampu depan kapal. Sinar itu menyorot pada tempat yang ditunjuk oleh Flame dan kini kami bisa melihat jelas apa yang nampak di depan kami. Kami melihat sebuah gua!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...