SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Senin, 01 Maret 2010

L's Diary: Eps. 44 - Reuni Keluarga Mafia

wooper gifEpisode 44: Reuni Keluarga Mafia


”Volta? Tak salah lagi...kau Volta bukan?” Nanta Paciolo kembali mengulangi pertanyaannya sementara Badut tetap diam tak menjawab.

“Badut, kenapa kau diam saja? Apa yang dimaksud orang ini?” tanyaku heran sekaligus penasaran. Sudah aku simpan rasa penasaranku semenjak tadi.

”Oke, baiklah. Aku bicara!” akhirnya Badut mengeluarkan suara juga. ”Padahal aku sudah susah payah menutup matamu agar kau tak mengenaliku, Nanta...”

Apa? Badut mengenal orang ini? Ada apa sebenarnya?



”Hohoho... suaramu itu khas sekali, Volta. Atau boleh kupanggil dengan nama lengkap, tuan Allejandro Volta, sang pewaris tahta Voltalesque.”

Apa? Apa aku tak salah dengar dengan yang dikatakan Nanta barusan? Dia mengatakan kalau Badut adalah seseorang bernama Volta sang pewaris tahta Voltalesque?

”Nanta, lupakan perselisihan kita. Aku meringkusmu seperti ini hanya untuk mencegahmu membocorkan rahasia Tim Magma kepada ranger. Kuharap kau bisa berkerja sama dengan kami,” ujar Badut, atau boleh aku sebut Volta. Sekarang aku tahu maksud dari sikap aneh Badut saat rapat tugas ini.

”Jadi kau adalah anggota Tim Magma?” Nanta tampak terkejut. ”Tak kusangka pelarianmu membawamu sampai ke Hoenn dan bergabung dengan Tim Magma. Kudengar terakhir kau bergabung dengan Tim Roket, dasar anak pembangkang!”

”Diam kau! Kau tak tahu apa-apa.”

”Kau masih sama saja seperti dulu, kau keras kepala... aku ingat terakhir kita bermain saat masih kecil dulu. Kakek selalu sayang padamu.”

”Bohong! Kakek tak pernah sayang padaku!”

”Oh, ya? Kalau begitu kenapa namamu ada dalam urutan pertama dalam daftar pewarisnya?”

”Apa kau bilang? Apa kau bercanda?”

”Aku tak pernah bercanda, Volta...”

”Tapi...”

”Bisakah kita tunda sejenak reuni keluarganya?” selaku tak tahan dengan pertengkaran keluarga ini. ”Bisakah kita kembali pada masalah awal kita tadi?”

”Oh, iya... soal pertemuanmu dengan ranger,” Badut sudah kembali ke ’jalan yang benar’ rupanya. ”Kuharap kau tak membicarakan apapun mengenai Tim Magma. Bila kau tetap bersikeras, kami bisa nekat.”

”Ho, kau mengancamku?” Nanta balik menantang. ”Kami berniat membangun cable car yang akan membentang melintasi gunung Chimney. Tentu saja keberadaan kalian adalah pengganggu bagi kami. Oleh karena itu tak ada jalan lain selain meminta ranger untuk mengusir kalian dari sana.”

”Kurang ajar! Tak bisakah kalian membangun kabel-kabelan itu di tempat lain? Gunung Chimney adalah markas kami, denyut hidup kami, Tim Magma!” Badut mulai marah.

”Lalu apa yang akan kau lakukan Volta? Kau mau menculikku atau membunuhku? Oh, ya... kau sudah menculikku sekarang... lalu apalagi, kau mau membunuhku?”

Badut terdiam. Aku ikut terdiam. Aku pikir Badut lebih ahli untuk menyelesaikan masalah ini melihat Nanta ternyata adalah keluarga dari Badut dan di luar dugaan Badut adalah Volta sang pewaris tahta Voltalesque. Tapi ngomong-ngomong, Voltalesque itu siapa ya? Kok aku seperti pernah mendengar nama itu sebelumnya?

“Ho... aku lupa kalau sesama keluarga tak boleh saling membunuh... jadi... bagaimana kalau kita selesaikan dengan pertarungan Pokemon?” tawar Nanta.

“Baiklah, siapa yang menang dia yang akan memegang kendali,” sambut Badut antusias. Sepertinya dia menerima tawaran Nanta mentah-mentah tanpa menanyakannya dulu padaku. Seperti biasanya, dia terlalu percaya diri.

”Badut, apa kau yakin bisa mengalahkannya?” tanyaku ragu.

”Mau bagaimana lagi? Bagaimanapun dia itu keluargaku, hanya ini pilihan yang bisa aku lakukan.”

”Kalau begitu biar aku yang menangani hal ini, dia kan bukan siapa-siapa aku,” tawarku.

”Tidak! Takkan kubiarkan kau melawannya,” tolak Badut cepat. ”Ini dendam keluarga.”

”Hei, tak ingatkah kau kalau kita tak boleh mencampuradukkan masalah keluarga dengan tugas kita?”

”L, yang boleh menghadapi Nanta saat ini hanya aku, kau tak kuizinkan!”

”Tapi Badut...”

”Biarkan dia L,” tiba-tiba suara Flame memotong perkataanku. Kami menoleh dan Flame sudah bersama kami sekarang. ”Biarkan dia menyelesaikan ini dengan adil.”

”Wow, rupanya cewek cantik penjual balon itu temanmu. Temanmu itu cantik juga Volta... bodinya sip... seksi... indah sekali.... maukah kau memperkenalkannya denganku?” Nanta memandang Flame yang masih memakai kostum Flareon penuh kagum tak berkedip. ”Tadi aku belum sempat mengajaknya berkenalan karena tiba-tiba dia pergi, mungkin mau menemui kalian. Pantas dia bersikap manis di depan kami semua.” Nanta kemudian memandang ke arah Flame. ”Hai cewek, bisa kita lanjutkan obrolan yang sempat terputus di hotel tadi? Mungkin setelah ini kita bisa pergi makan malam bersama..... asal tahu saja, aku ini jomblo lho... ”

Flame terdiam tak menjawab. Tampaknya dia kesal mendapat perlakuan seperti itu.

”Tapi tolong jangan bawa Pokemon merahmu itu.... dia nakal, dia menggigitku tadi...” tambah Nanta.

”Tak kuizinkan kau mendekatinya, dasar mata keranjang!” bentakku kasar. Entah kenapa tiba-tiba aku bereaksi seperti itu. Badut tersenyum melihat reaksiku.

”Ini urusan kita berdua Nanta, jangan libatkan kedua temanku itu.” Badut tampak serius dengan ucapannya. Dia kemudian mengeluarkan sebuah pokeball, siap untuk bertarung. Tentu saja aku yakin dia akan menggunakan Electabuzz.

”Oke, cewek cantik itu bisa menunggu... tapi denganmu aku tak bisa menunggu, Volta!” Nanta pun tampaknya mulai serius. ”Keluarkan Pokemonmu!”

”Keluarlah Electabuzz!”

”Aku memakai Magmarku ini!”

Nanta dan Badut telah bersiap bertarung. Nanta menggunakan Magmar yang telah membebaskannya tadi sementara Badut menggunakan Electabuzz andalannya. Pertarungan antar keluarga Volta akan segera dimulai. Siapakah yang lebih kuat? Magmar milik Nanta atau Electabuzz milik Volta alias Badut?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...