SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Rabu, 01 Desember 2010

L's Diary: Eps.170 - Pemimpin X-Nin

wooper gifEpisode 170: Pemimpin X-Nin

”Darko? Benarkah kau Darko Monsta?” tanyaku pada sosok berikat kepala warna merah itu. Seekor Pokemon bertubuh cokelat dengan tangan bersabit yang berdiri di sampingnya membuatku yakin kalau dia benar-benar Darko.
Lelaki itu mengangguk dan menjawab, ”Ya, L... Aku Darko, mantan ketua regu M, lawanmu dalam ujian regu elit.”
”Aku... aku tak menyangka bisa bertemu denganmu disini,” sahutku senang. ”Bagaimana kabarmu dan apa yang kau lakukan?”
”Aku baik-baik saja L, ya seperti yang kau lihat, sekarang aku tinggal di hutan ini, membentuk sebuah klan ninja, dan tiga bocah ini adalah anak buahku.”
”Klan ninja?”
Darko mengangguk. ”Ya, selepas Maxie mengeluarkanku dari Tim Magma, aku memutuskan kembali ke kota asalku, Rustboro. Semuanya berjalan biasa-biasa saja hingga kemudian terjadi kebakaran hebat di hutan ini, hutan Petalburg. Kebakaran yang terjadi di hutan ini begitu misterius, karena itulah aku memutuskan untuk menyelidiki penyebab dari kebakaran tersebut dan aku membentuk klan ninjaku, X-Nin disini untuk melindungi hutan ini.”
Klan ninja untuk melindungi hutan? Jadi begitu ya... pantas saja trio Termenung tadi mengatakan kalau mereka adalah pelindung hutan ini.
”Apa anak buahku membuat masalah padamu?” tanyanya kemudian.
”Ya, mereka mencuri lencanaku dan hendak menjualnya di pasar gelap. Aku tak yakin apa mereka benar-benar anak buahmu, atau memang kau yang sengaja menyuruh mereka untuk melakukan hal kotor seperti ini?”
”Aku hanya pergi sebentar saja, tak kuduga anak-anak ini berbuat jahat pada orang lain.” Darko menoleh ke arah Ter, Me, dan Nung dengan tatapan tajam. Sepertinya dia sangat marah pada ketiga anak buahnya tersebut. ”Apa yang kukatakan pada kalian? Apa aku menyuruh kalian menyerang orang yang tak bersalah?”
”Maafkan kami Tuan Darko, kami tak bermaksud jahat...” jawab Ter pelan.
”Sudahlah Darko, lupakan saja,” kataku mencoba menenangkan Darko. ”Lagipula lencana dan Pokemonku sudah kudapatkan kembali. Mereka juga sudah mendapatkan pelajaran dari kami.”
”Baiklah Ter, Me, dan Nung.... kali ini kalian aku maafkan,” ujar Darko pada tiga anak buahnya tersebut. ”Tapi kalau sekali lagi aku mengetahui perbuatan tercela seperti ini, aku takkan memaafkan kalian. Mencuri lencana dan Pokemon dari orang lain adalah perbuatan yang tidak bisa dimaafkan!”
Eh, aku jadi merasa tersindir nih dengan ucapan Darko. Salah satu lencana milikku kan hasil curian, walaupun bukan aku yang mencurinya. Seseorang yang mengaku admin Tim Rocket Hoenn memberikannya di kota...umm... kota apa ya? Kok aku jadi lupa gini...

*

Setelah pertemuan dengan Darko, aku dan Parmin melanjutkan perjalanan melewati hutan Petalburg. Parmin tampak senang berjalan denganku lagi, dia bercerita macam-macam hal di sepanjang perjalanan. Sebenarnya aku tak mau berjalan dengannya karena aku lebih suka berpetualang sendiri, terlebih lagi si Parmin cerewetnya minta ampun. Tapi setelah peristiwa di hutan Petalburg, sepertinya aku memang harus memiliki rekan dalam perjalanan, dalam hal ini Parmin. Aku sangat beruntung karena ada seseorang yang menghampiriku untuk menjadi teman seperjalanan, walaupun aku tak tahu bagaimana latar belakang si Parmin, tapi aku yakin Parmin adalah anak yang baik, terlihat dari bagaimana dia menyelamatkanku di hutan Petalburg.

”Kak L mau kemana sebenarnya?” tanya Parmin.
”Aku ingin ke rumah Tuan Briney, disana aku akan bertemu dengan Profesor Hurr.”
”Profesor Hurr? Siapa dia? Dan untuk apa kakak kesana?” tanya Parmin lagi.
”Profesor Hurr adalah seorang profesor yang akan membantuku menangkap Groudon. Aku perlu bertemu dengannya karena dia akan menunjukkan data-data yang dia miliki.”
”Kakak mau menangkap Groudon?” Parmin terhenyak.
Aku mengangguk. ”Ya, tujuan perjalananku ini adalah untuk bisa menangkap Groudon, sambil mengumpulkan lencana liga Pokemon. Hanya trainer yang kuat saja yang mampu mengendalikan Groudon, karena itulah aku ingin menjadi seorang trainer yang kuat. Kau tahu Groudon kan?”
Parmin mengangguk. ”Ya, aku membacanya di buku, Groudon adalah Pokemon legenda Hoenn yang katanya bisa menciptakan daratan.”
”Tepat sekali!”
”Kenapa kakak mau menangkap Groudon? Bukankah itu sangat berbahaya?”
”Memang sangat berbahaya, karena itulah aku ingin menjadi trainer yang kuat. Awalnya aku mengejarnya karena aku ingin menciptakan pulauku sendiri, daratanku sendiri, dan duniaku sendiri. Tetapi sekarang bukan itu yang aku inginkan, bukan itu tujuanku mengejar Groudon.”
”Kalau bukan itu, lalu apa?” tanya Parmin terlihat penasaran.
”Aku melakukannya untuk... sahabatku...” aku menerawang ke atas. Semua ingatan bersama Flame langsung tergambar di benakku. Tunggulah Flame, aku akan datang dan membawakan Groudon untukmu...



BAB XXIV Selesai....

Keterangan alih bahasa:

Galian – Dig
Meriam Pengejut – Zap Cannon
Pukulan Es – Ice Punch
Lencana Batu – Stone Edge
Jaring Laba-laba – Spider Web
Racun - Toxic
Rudal Jarum – Pin Missile
Paruh Pengebor – Drill Peck
Jaring listrik – Electric Net
Pencuri – Thief
Tembakan Senar – String Shot

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...