SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Sabtu, 01 Januari 2011

L's Diary: Eps.195 - Berita Buruk

wooper gifEpisode 195: Berita Buruk

--Not in my diary—

Di sebuah rumah sakit yang jauh....

Seorang lelaki berambut putih keperakan tampak berjalan terburu-buru di koridor rumah sakit. Wajahnya menampakkan sebuah kecemasan. Langkahnya terhenti di depan sebuah kamar yang kemudian dimasukinya. Di dalam kamar itu tampak berkumpul dua orang laki-laki dan seorang wanita mengelilingi tempat tidur.

”Steven, akhirnya kau datang,” sambut lelaki tua berpakaian seperti kapten pelaut saat lelaki berambut putih keperakan yang tak lain adalah Steven itu masuk ke dalam kamar.
”Bagaimana keadaannya?” tanya Steven khawatir.
”Kondisinya sangat memprihatinkan,” jawab wanita berambut putih krem panjang.
”Kau bisa melihatnya sendiri,” ujar lelaki lain yang berambut punk, ”siapkan dirimu.”
Perlahan ketiga orang itu menyingkir dari tempat tidur sehingga Steven bisa melihat seseorang yang terbaring di atasnya. Kini Steven bisa melihat jelas sesosok tubuh terbalut perban dan gips di depannya.
”Es.. Ester....” Steven tercekat melihatnya. Dia tak bisa mengenali Spectra karena seluruh wajah wanita itu tertutup perban. Ternyata yang terbaring di tempat tidur adalah Spectra.
”Keadaannya sangat menyedihkan, tulang rusuk dan tulang punggungnya patah, lambungnya terluka parah, kaki dan tangannya retak, syaraf-syarafnya putus, sementara kepalanya mengalami trauma hebat akibat hantaman yang sangat keras.”
”Si... siapa yang melakukan hal ini?” tanya Steven terlihat sangat sedih.
”Kami tak tahu pasti siapa pelakunya, tapi pastilah seseorang yang sangat kuat. Kami menemukan tubuhnya dari telepati yang dikirimkan oleh Ester sebelum dia tak sadarkan diri. Beruntung dia sempat mengirimkan pesan melalui telepati itu, atau mungkin dia tidak akan pernah kami temukan,” jelas lelaki berpakaian pelaut.
”Siapapun yang melakukannya, dia adalah orang biadab yang tak perperikemanusiaan,” sambung wanita berambut putih krem. ”Ester sampai sekarat seperti ini, benar-benar tidak bisa dimaafkan.”
Steven terdiam. Dia duduk di samping Ester dan memandangnya sedih. ”Ester, aku tak menyangka hal ini terjadi padamu... semoga kau cepat sadar, kami semua menunggumu dan aku... mencintaimu...”

*

Kembali ke diariku... L’s Diary

Aku terbangun di tengah malam. Tiba-tiba kurasakan sakit yang luar biasa di dadaku. Entah mengapa aku merasakan sesuatu yang buruk telah terjadi. Aku bermimpi buruk, tapi aku tak bisa mengingatnya. Aku mencoba mengingat-ingat mimpiku dan yang bisa kuingat hanya... suara nona Ester yang meminta tolong!
Kuambil PokeNav dan langsung menekan nomor nona Ester, tapi tak ada jawaban. Lalu kubuka buku agendaku dan memandangi fotoku bersamanya di kota Slateport yang diambil oleh Todd. Kupandangi foto itu lekat-lekat. Aku tak tahu apa yang terjadi, perasaan aneh ini selalu saja menggangguku sejak berpisah dengannya di pasar Slateport. Ya Tuhan, tolong jaga nona Ester untukku...

*

Keesokan harinya aku pergi ke Pokemon Center bersama Parmin. Aku berniat mengabarkan pencarian kami pada profesor melalui videophone yang ada di Pokemon Center. Berkomunikasi melalui videophone lebih mudah dibandingkan melalui PokeNav karena melalui videophone kita bisa langsung melihat lawan bicara kita, seolah kita langsung bertatap muka dengannya.
”Selamat pagi Profesor,” sapaku ramah.
”Selamat pagi Lunar,” jawab profesor Hurr. Kulihat dia sedang asyik menyantap roti sarapan paginya. ”Bagaimana penyelidikanmu?”
”Kami sudah menyelidiki dan tidak menemukan gua Terra, tetapi kami bertemu dengan orang yang melihat gua tersebut.”
”Apa katanya?”
”Dia hanya mengatakan tentang kemunculan gua itu, seperti yang Profesor katakan. Yang menarik adalah saat itu cuaca terasa sangat panas dan saat gua itu lenyap, cuaca berubah menjadi hujan deras. Aku pikir ada sesuatu dibalik perubahan cuaca yang aneh ini.”
”Itu seperti dugaanku,” jawab Profesor. ”Aku menyelidiki perubahan cuaca di institut cuaca dan menemukan...”
KRING! KRING!
Perkataan profesor terputus saat PokeNavku berbunyi keras sekali. Aku lupa kalau aku menggunakan profil keras pada PokeNav sehingga suaranya begitu keras sampai orang-orang di dalam Pokemon Center melihat ke arahku.
”Maaf Profesor, ada telepon dari Steven,” jawabku sambil melihat pada nama yang tertera di layar PokeNav yang ternyata adalah Steven.
”Oke, angkatlah terlebih dulu, siapa tahu penting.”

”Baik.” Kubuka PokeNav dan Steven langsung menyapaku.
”Selamat pagi Lunar, ada sesuatu yang harus kusampaikan padamu,” ujar Steven di PokeNav.
”Katakan saja Steven, sepertinya sesuatu yang penting,” sahutku penasaran.
”Ya, ini tentang Ester,” lanjut Steven terdengar lesu.
”Nona Ester? Ada apa dengan nona Ester?” tanyaku khawatir.
”Sayangnya, ini berita buruk,” jawab Steven. ”Ester... dia... dia... sekarat...”
Sedetik kemudian PokeNav terlepas dari genggamanku, jatuh ke lantai dan pecah berantakan....


BAB XXVIII Selesai....

Keterangan alih bahasa:

Cakar Bayangan – Shadow Claw
Pukulan Bayangan – Shadow Punch
Bola Bayangan – Shadow Ball
Tembakan Es – Ice Beam
Terbang – Fly
Gempa Bumi – Earthquake

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...