SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Selasa, 01 November 2011

L's Diary: Eps.306 - Pertaruhan yang Terulang

SERVADA CHRONICLES: BATTLE SEASON
BAB XLV: PERTARUNGAN PERTARUHAN

PhotobucketEpisode 306. Pertaruhan yang Terulang

“Aku menantangmu... Pin-Eye!” kataku lantang. “Kalau aku bisa mengalahkanmu, kau harus melupakan keinginanmu untuk menikah denganku dan berhenti mengganggu Melona,” kataku tegas.
“Lalu bagaimana kalau aku menang?” tantang Pin-Eye.
“Kalau kau yang menang...” aku terdiam. Aku tak percaya melakukan ini, menjadikan hidupku sebagai taruhan, akan tetapi aku tak punya pilihan lain. “Kalau kau yang menang... aku akan menikah denganmu.”
Pin-Eye tersenyum. Dia tampak senang sekali. “Baiklah Lunar, aku setuju,” katanya sambil mengangguk. “Sepertinya itu jadi taruhan yang adil.”
“Lunar, kau tak perlu memaksa dirimu,” kata Melona yang ternyata masih tersadar. “Kau tak bisa melakukan hal ini... pernikahan adalah hal yang suci, bukan barang taruhan...”
“Maafkan aku Nona Melona, tapi aku tak punya cara lain,” jawabku. “Pin-Eye begitu keras kepala, kupikir hanya ini saja yang bisa kulakukan. Lagipula ini tak sepadan bila dibandingkan dengan pengorbananmu selama ini. Kau bahkan menciumku dan melakukan ini semua... itu demi diriku. Kenapa aku tidak bisa melakukan hal yang sama untuk membantumu? Bagaimanapun ini adalah masalahku, aku takkan ingin melibatkanmu lagi... aku tak mau melihatmu terluka lagi karena diriku...”
“Lu... Lunar...” kata Melona lemah. “Kalau begitu... berjuanglah...”
Aku mengangguk dan memegang bahu Melona lembut. “Aku pasti menang dan akan segera membawamu pergi dari sini... percayalah...” Aku tersenyum dan Melona membalas dengan senyum pula... sebuah senyum yang begitu tulus.
“Sudah selesai mengucapkan perpisahan pada kekasihmu itu?” kata Pin-Eye dengan tangan dilipat di depan dada. “Kuizinkan kau melakukannya karena setelah ini kupastikan kau akan meninggalkannya karena kau akan menikah denganku, kita hidup bahagia dan memiliki anak-anak yang akan menjadi ninja yang hebat. Begitukan Lunar sayang...”
“Tidak, itu bukan harapanku, itu adalah harapanmu semata,” tolakku keras. “Kalau kau ingin tahu apa yang kuinginkan maka akan kukatakan... yang kuinginkan adalah bersama-sama Melona mengurus penginapan Bluesea!”
“Lunar, benarkah yang kau katakan?” tanya Melona lemah.
“Apapun selain menikah dengan Pin-Eye,” jawabku kacau. Entah apa yang kukatakan, aku juga tidak tahu. Masalah Pin-Eye ini benar-benar membuatku bingung.
“Kalau begitu tak ada alasan lain untuk menunda pertarungan ini,” kata Pin-Eye tampak kesal. “Kita mulai saja dan aku memilih... Kage!”

Kage? Aku tak percaya ini... Aku... Aku melawan Pokemonku sendiri? Maksudku walaupun kini Kage bukan milikku, tapi aku masih menganggapnya sebagai Pokemonku sendiri... Aku tak menyangka akan bertarung melawannya...
“Kenapa? Apa kau terkejut?” tanya Pin-Eye menangkap keterkejutanku. “Apa kau terkejut mengetahui Pokemon apa yang akan kau hadapi? Pokemon yang dulu pernah bersamamu, yang dulu pernah kau latih... kini menjadi lawanmu? Apa kau takut dengan hasil pelatihanmu dulu menjadi bumerang bagi dirimu sendiri?”
“Tidak... aku tidak takut,” jawabku menutupi rasa takutku. Ups, aku keceplosan membatin takut. Well, aku memang takut, maksudku Kage alias Shadow, Ninjask itu pernah berada dalam pelatihanku dan merupakan salah satu andalanku dulu, kini kekuatan yang kuajarkan itu berbalik akan digunakan untuk menyerang diriku. Pin-Eye benar, ini seperti bumerang...
“Kalau begitu tunggu apalagi?” tanya Pin-Eye tak sabar. “Lekas tentukan Pokemon yang akan kau gunakan dan mari kita lanjutkan pertarungan kita yang sempat tertunda itu.”
“Baiklah, untuk melawanmu aku akan menggunakan Sandslash milikku, Guardian,” kataku memberikan keputusan. “Moodnya sedang bagus karena berhasil mengalahkan Ambipomnya Erou, jadi kupikir Dian adalah pilihan yang tepat. Lagipula...”
“Lagipula apa?”
Aku tersenyum misterius dan kemudian ketunjukkan telunjuk kananku ke arah Kage. “Lagipula Sandslash adalah lawan utama Kage... mereka memiliki riwayat permusuhan dalam tim ku dulu...” jelasku. “Ini akan jadi pertarungan mereka... sama seperti saat mereka bertarung pertama kali dulu... saat Sandshrew memenangkannya!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...