SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Rabu, 18 Agustus 2010

L's Diary: Eps.125 - Telur Pokemon

wooper gifEpisode 125: Telur Pokemon

Setelah mengobati Tropius di Pokemon Center Mauville, aku pun berniat pulang kembali ke Verdanturf. Kiriman Nest Ball telah aku berikan pada kakek dan nenek Baik Hati. Mereka kemudian memberikan sebutir telur kepadaku sebagai ucapan terima kasih karena telah menolong mereka. Aku menolaknya karena memang aku tak berbuat banyak, Sammonlah yang menangkap penjahat itu. Tetapi kakek dan nenek itu terus memaksa sehingga mau tak mau aku pun menerimanya. Seumur-umur baru pertama kali ini aku mendapatkan telur Pokemon dari orang lain. Aku penasaran, akan menjadi Pokemon apa bila telur itu menetas.

Tak butuh waktu lama sampai Tropius kembali sehat dan aku bisa menggunakannya untuk terbang pulang. Tak ada yang istimewa di rumah, kakakku seperti biasa merawat Chansey dan juga Delcatty miliknya. Dia seorang pekerja yang rajin.
”Sudah selesai pekerjaanmu?” tanyanya ketika aku memasuki rumah. Aku mengangguk pelan. ”Hei! Seru kak Lydia kemudian. Dia tampak mengamati wajahku. ”Kenapa wajahmu? Apa kamu harus berantem?”
”Wajahku?” aku tak mengerti dengan maksud kak Lydia. Aku lalu mengambil sebuah cermin dan melihat beberapa lebam di wajahku. Oh, rupanya wajahku lebam-lebam akibat terjatuh saat mengejar Burglar Jack tadi. ”Tidak, aku tidak berantem,” ralatku cepat. ”Tadi aku mengejar penjahat yang berniat mencuri Pokemon di DayCare, dan penjahat itu menjatuhkanku bersama Tropius.”
”Ow, itu pasti sakit, kamu harus memeriksakan diri ke rumah sakit,” sahut kakakku terlihat khawatir. ”Kamu tidak setiap hari mengalami hal seperti itu kan?”
”Bukan masalah, hanya butuh sedikit kompres air dingin dan lebam-lebam ini akan segera lenyap,” kataku berusaha tak membuatnya khawatir. ”Aku kan memang hampir setiap hari seperti ini.”
Itulah kenyataannya. Beberapa hari ini, setiap kali aku mengantarkan Nest Ball, badanku hampir selalu terkena lebam. Ada saja kejadian tidak menyenangkan yang terjadi padaku setiap kali mengantar Nest Ball. Aku pernah dituduh menggoda pacar orang sehingga aku digebukin olehnya, pernah juga dituduh mencuri boneka Pokemon dan aku dikejar massa yang sempat juga membuatku babak belur, beruntung ada polisi baik hati bernama Jono yang menyelamatkan aku. Mereka kemudian meminta maaf, tapi tentu saja itu terlambat karena badanku sudah sakit semua. Itulah mengapa Noah memperingatkanku saat aku akan mengantarkan Nest Ball ke DayCare. Aku tak tahu kenapa aku selalu sial seperti ini.
”Oh ya Kak, aku dapat telur Pokemon,” kataku sambil mengeluarkan sebutir telur dari dalam tas dan menunjukkannya pada kak Lydia. ”Kakek dan nenek Baik Hati memberikannya padaku sebagai ucapan terima kasih karena telah menolong mereka. Ini aku berikan pada kakak untuk merawatnya hingga menetas. Pokemonnya boleh buat kakak kok, aku tidak tertarik.”
Kak Lydia menggeleng. ”Tidak Lunar, hadiah dari orang lain tidak boleh kamu berikan pada orang lain juga. Kamu harus merawatnya sendiri, Kakak tidak mau merawatnya. Lagipula Kakak sudah memiliki beberapa Pokemon untuk dirawat. Bukankah itu telur Pokemon pertamamu? Harusnya kamu senang bisa mendapatkannya. Kamu harus merawatnya dengan baik.”
”Wah, aku akan tidak sabar menunggunya,” sahutku kecewa. ”Tapi tidak apa-apa kalau Kakak tidak mau, aku juga tidak bisa memaksa. Baiklah, kalau begitu aku pinjam penghangat ruangan, biar kuletakkan di kamarku agar cepat menetas.”
”Tentu, kamu bisa mengambilnya di kamar Kakak. Oh, ya... semoga saja Pokemon yang ada di dalam telur itu memiliki kemampuan tubuh api atau Flame Body sehingga dia bisa cepat menetas. Selain itu kemampuan perisai magma atau Magma Armor juga bisa menetaskannya dengan cepat.”
Kemampuan tubuh api? Kenapa aku merasa familiar dengan kata itu?
Aku pun masuk ke kamarku setelah sebelumnya mengambil penghangat ruangan di kamar kak Lydia. Kuletakkan telur Pokemon di salah satu sudut ruangan. Kupandangi telur itu sebentar, penasaran seperti apa Pokemon yang akan keluar dari dalamnya. Apakah Pokemon itu memiliki kemampuan tubuh api atau perisai magma seperti yang dikatakan kak Lydia sehingga akan cepat menetas? Entahlah, aku tak mau memikirkannya sekarang.


Aku langsung merebahkan diri di atas tempat tidur dan itulah kebiasaanku setiap memasuki kamar. Seharian ini begitu melelahkan, aku ingin cepat tidur dan besok bisa bangun pagi untuk menonton Death Note yang ditayangkan di televisi pagi-pagi buta. Tak butuh waktu lama bagi tubuhku untuk menyesuaikan diri dengan tempat tidur hingga kemudian benar-benar terlelap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...