SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Minggu, 01 April 2012

L's Diary: Eps.381 - Pandangan Masa Depan

PhotobucketEpisode 381. Pandangan Masa Depan

Tiba-tiba badai pasir muncul di arena... serangan Espeon pun menjadi meleset!” komentar Flame melihat badai pasir yang menyelimuti arena. Pasir-pasir itu menjadi semakin banyak saja mengelilingi Guardian dan Espeon, membuat pandangan menjadi tidak jelas.
“Aku tidak menyangka Sandslash akan mengeluarkan badai pasir,” komentar salah seorang penonton.
“Tapi kelihatannya badai itu tidak berasal dari Sandslash...” sahut yang lainnya.
Aku hanya bisa mengangguk kecil mendengar komentar terakhir. Badai itu memang bukan berasal dari Guardian, melainkan berasal dari diriku... entahlah, aku bingung dengan kemampuan ini, ditambah lagi dengan ikat pinggangku yang kini bisa berputar.
“Kau beruntung kak Lunar, badai pasir membuat hindaran Sandslash bertambah sehingga serangan Espeon meleset,” kata Lavender menyadari situasinya. “Tapi kali ini tidak akan meleset, Espeon pandangan masa depan!”
Espeon tampak mengeluarkan sinar dari kristal di dahinya, tapi tidak terjadi apa-apa.
“Hah! Meleset lagi? Sepertinya aku begitu beruntung,” ledekku saat serangan Espeon tidak berimbas sedikit pun.
“Serangan itu memang buat jaga-jaga saja,” sahut Lavender cepat. “Ini serangan sesungguhnya, Espeon... sinar sihir... Psybeam!”
“Guardian, tarian pedang!”
Espeon menembakkan sinar anehnya untuk kesekian kalinya, yang kali ini kembali meleset. Sementara itu Guardian bergerak menari-nari sambil menghunuskan kedua cakarnya. Tarian pedang, tarian bersemangat yang akan meningkatkan serangan penggunanya. Dengan tarian pedang, maka cukup satu kali sayatan saja untuk menjatuhkan Espeon. Maka...
“Guardian, sayatan!”
Guardian berlari cepat menembus badai pasir yang menyelimutinya. Espeon yang pandangannya terhalang badai pasir tidak menduga serangan itu. Pokemon dengan ekor bercabang itu pun tidak dapat menghindari serangan Guardian... membuatnya terhempas ke tanah dengan menyakitkan. Akan tetapi di saat yang sama setelah Guardian menyarangkan sayatannya, tiba-tiba sebuah sinar misterius muncul dan menghantam Pokemon terakhirku itu. Guardian jatuh berguling-guling ke tanah sambil mengerang kesakitan.
“Pandangan masa depan atau future sight, adalah serangan yang baru muncul pada giliran berikutnya,” jelas Lavender saat Guardian terjatuh. “Itu bukannya tidak berimbas sama sekali.”
Kini baik Guardian maupun Espeon, kedua Pokemon itu tampak terbaring lemah di tanah. Keduanya kesakitan dan berusaha untuk bangkit meneruskan pertarungan, tapi tampaknya keduanya kesulitan untuk bangkit.
Lihatlah apa yang terjadi di arena saat ini,” seru Flame mengomentari kondisi terkini di arena. “Sandslash dan Espeon, keduanya sama-sama terkena serangan kritis. Meski begitu keduanya tampak berusaha bertahan untuk bangkit. Ini benar-benar luar biasa! Siapa yang akan memenangkan pertarungan ini bergantung pada kemampuan Pokemon masing-masing.... Siapa yang memiliki ketahanan lebih baiklah yang akan menang!
Suasana berubah hening. Para penonton tampak memandang ke arena dengan tidak berkedip. Mereka tak sabar mengetahui Pokemon mana yang akan mampu bangkit berdiri untuk pertama kalinya. Sandslash... ataukah Espeon.
“Sandslash! Sandslash! Sandslash!” teriak penonton pendukungku memberikan semangat pada Guardian untuk bisa berdiri.
“Espeon! Espeon! Espeon!” sebaliknya, penonton pendukung Lavender meneriakkan hal yang sama untuk Espeon. Kemampuan Lavender yang memang hebat pada turnamen ini tak ayal mendatangkan basis pendukung untuknya. Kupikir Henry yang mengkoordinasikan para pendukung Lavender itu.
Sandslash... atau Espeon... ini semakin menegangkan saja!” seru Flame seolah mengerti apa yang dirasakan oleh para penonton.
Sementara kedua Pokemon kami tengah berjuang di arena. Keduanya berusaha bangkit berdiri menjawab rasa penasaran para penonton. Tapi tampaknya energi keduanya sama-sama telah habis... sehingga beberapa kali mereka jatuh saat mencoba bangkit. Meski begitu keduanya terus berusaha dengan gigih untuk bisa berdiri... dan itu semua mereka lakukan demi...
“Guardian... bangkitlah...” bisikku lirih.
“Espeon... tunjukkan kemampuan terbaikmu... tunjukkan apa yang telah kita lewati selama ini...” ujar Lavender.
Ya, demi kami berdua... demi para trainernya, kedua Pokemon itu berusaha keras walaupun kemampuan mereka telah mencapai batasnya. Aku... aku benar-benar terharu... Tanpa terasa air mata menetes di pipiku, pun demikian yang terjadi pada Lavender. Kulihat setetes air mata di pipinya.
BRUKKK!
Seekor Pokemon akhirnya jatuh dan menutup matanya, sementara Pokemon lainnya berhasil berdiri tegak di tengah badai pasir yang perlahan mulai menghilang. Pokemon yang berhasil berdiri adalah... Sandslash.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...