SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Minggu, 17 Mei 2020

Eps. 527: Kembali ke Verdanturf


SERVADA CHRONICLES: BATTLE SEASON
BAB 78: BAB TERAKHIR SANG PEMBURU

Episode 527: Kembali ke Verdanturf

Aku berjalan melangkahkan kakiku. Diikuti Guardian, Sandslash Pokemon andalanku. Kutelusuri jalanan yang dahulu kulewati ketika pertama kali memulai perjalanan menjadi pelatih Pokemon. Tetapi kali ini sebaliknya, aku berjalan kembali, kembali ke kota sebelum semua perjalanan ini bermula.
Ya, kuputuskan untuk kembali, kuputuskan untuk pulang. Setelah tiga tahun lamanya aku berpetualang. Ini merupakan perjalanan yang begitu panjang. Aku tak meyangka ada begitu banyak pengalaman dan cerita yang telah telah terjadi selama tiga tahun ini…. bahkan sampai menghabiskan 500 episode yang butuh bertahun-tahun menyelesaikannya…

Dan semua itu berakhir di Battle Frontier… semua itu diakhiri dalam pertarungan Pokemon legendaris yang bahkan sekalipun tidak pernah kubayangkan sebelumnya. Pertemuan dengan tim magma, perburuan Groudon, hingga kemudian… pertempuran di Battle Frontier…. Semuanya…. semuanya benar-benar sebuah perjalanan panjang.
Langkahku terhenti di depan pagar sebuah rumah sederhana. Di atas pagar itu terdapat papan nama, dengan ukiran kayu sederhana yang lapuk ditumbuhi lumut. Servada Ranch…. Peternakan Pokemon milik Keluarga Servada.
“Lunar? Itu benar kamu Lunar?” Dalam keheninganku menatap papan nama itu, seseorang menyapaku. Aku menoleh, mendapati sosok yang tak asing. Itu Noah. “Kamu kembali Lunar? Wow… benar-benar luar biasa, apa yang terjadi di Battle Frontier. Semua di kota ini melihatnya!”
“Ya,” anggukku seraya menyunggingkan senyum tipis. “Seperti yang kalian lihat di televisi. Apa kabar Noah?”
“Tak pernah sebaik ini Lunar… tak pernah sebaik ini!” jawab Noah tiba-tiba begitu antuasias. “Kamu tahu kenapa? Itu karena aksimu yang luar biasa di Battle Frontier!”
“Oh ya? Aku terkejut,” sahutku mencoba tertarik. “Jangan bilang kalau kamu menjadikanku bahan promosi untuk PokeMart?”
Noah mengangguk. “Tentu saja, kubilang kalau Si Pincang dari Verdanturf dahulu bekerja menjadi kurir di PokeMart. Kamu tahu, itu cukup menarik banyak pelanggan.”
“Sudah kuduga… Syukurlah kalau begitu. Kupikir aku perlu dapat royalti untuk itu,” godaku kemudian.
“Tenang saja, apapun untuk sang penyelamat Hoenn…” kata Noah seraya menundukkan tubuhnya dan menggerakkan tangan kanannya ke bawah.
“Itu terlalu berlebihan. Aku cuma pelatih Pokemon biasa….”
“Jangan merendah Lunar! Kamu mengendalikan Groudon… itu bukan pelatih biasa, itu pelatih luar biasa!”
Ah iya, Groudon. RedClaw, itu namanya. Pokemon yang menjadi motivasiku untuk keluar dari rumah dan melakukan perjalanan. Pokemon yang membawaku bertemu banyak orang, mengalami pengalaman yang beberapa kali nyaris membuatku kehilangan nyawa….
Aku memang masih hidup sekarang, tetapi…. tetapi orang-orang yang kusayang…. mereka….
“Aku lelah, aku ingin masuk ke dalam rumah,” kataku kemudian. Mendengar itu Noah lantas merogoh sakunya, mengambil sesuatu dari dalamnya dan menyerahkannya padaku. Kunci rumah.
“Jadi kakakku masih belum pulang?” tanyaku menerima kunci itu dari Noah.
Noah mengangguk. “Ya, kakakmu sepertinya akan lama di Castelia. Kudengar dia menemukan seseorang di sana.”
“Well, sepertinya kamu tidak usah mengharapkannya lagi Noah, carilah perempuan lain.”
“Ya, aku tahu…” Noah terdengar sedih. Lalu melihat ke arahku, memegang bahuku. “Kamu juga Lunar… aku ikut sedih dengan yang terjadi padamu. Semoga kamu juga menemukan yang terbaik.” Dia menghela napas, kemudian melanjutkan ucapannya, “Baiklah, aku pulang dahulu. Datang saja ke tempatku kalau kamu butuh sesuatu.
Aku mengangguk. “Terima kasih Noah.”
Kulihat Noah pergi hingga hilang dari pandanganku. Perkataannya tadi….
Kubuka pagar, menuju pintu dan membukanya. Masuk ke dalam rumah, lantas langsung menutup pintunya. Seketika aku jatuh terduduk… dan menangis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...