SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Sabtu, 03 Juli 2010

L's Diary: Eps.101 - Pengkhianat yang Lain

wooper gifEpisode 101: Pengkhianat yang Lain

”Flame!!!” Aku berteriak keras seraya bergerak cepat mendorong tubuh Flame. Bola es itu pun gagal mengenai Flame, namun berhasil mengenai tubuhku. Seketika itu juga aku merasakan sakit di dadaku serta perasaan dingin yang menyengat. Aku pun terjatuh ke tanah.
”L!” Flame langsung bangkit menghampiriku. ”L, kau tidak apa-apa?”
”Bola es tadi... dingin sekali,” jawabku sambil meringis kesakitan.
Raut wajah Flame berubah marah. Dia lalu melihat ke seluruh penjuru gua. Dilihatnya seekor Pokemon biru bertubuh bulat dengan perut berwarna putih.
“Obalie?” ujarnya terkejut. “Tak mungkin Obalie ada di tempat seperti ini.”
”Kau memang benar,” tiba-tiba terdengar sebuah suara dari sudut gua. Sesosok tubuh tampak berjalan terpincang-pincang ke arah Flame dan L. ”Obalie memang hanya ditemukan di gua lepas pantai. Obalie ini adalah milikku.”
”Siapa kau sebenarnya?” tanya Flame menyadari kehadiran sosok itu.
Sosok itu semakin mendekat dan kini terlihat dengan jelas oleh Flame dan L. Sosok itu adalah seorang wanita berpakaian grunt Tim Aqua. Rambut wanita itu berwarna biru kehijau-hijauan.
”Tim Aqua?” ujarku menyadari sosok itu.
”Kau kan... Melon?” Flame ternganga melihat grunt Tim Aqua tersebut.
”Iya, aku Melona Bluesea, senang bertemu denganmu lagi,” jawab grunt Tim Aqua yang tak lain adalah Melon itu.
”Flame, apa kau mengenalnya?” tanyaku heran mengetahui Flame mengenal wanita itu.
Flame mengangguk. “Iya, aku mengenalnya. Namanya Melona Bluesea, biasa dipanggil Melon. Dia yang membantuku melarikan diri saat diculik oleh Tim Aqua.”


”Aku minta maaf Flame, kupikir kalian adalah Tim Aqua yang sedang mengejarku,” sesal Melon.
”Tidak apa-apa, wajar bagimu berpikir begitu,” balas Flame. Dia lalu melihat ke kaki Melon yang terpincang. ”Kau terluka? Sebenarnya apa yang terjadi?”
”Aku mengkhianati Tim Aqua, dan sekarang mereka mengejarku.”
”Kau sangat bernyali ya? Begitu berani mengkhianati Tim Aqua,” ujarku berkomentar. Rasa dingin dan sakit di dadaku berangsur menghilang. ”Kudengar mereka tak segan-segan menggunakan kekerasan.”
”Kau benar, tapi... ” ucapan Melon terputus saat melihat wajahku. ”Hei, sepertinya aku pernah melihatmu. Kau ini... L?”
Aku terkejut mendengarnya. Bagaimana grunt Tim Aqua yang belum pernah kulihat sama sekali ini bisa mengenaliku? Kupikir hanya Aaron, Shelly, dan Archie yang mengenalku. Rupanya ada seorang lagi dari mereka. Tapi, kenapa aku juga merasa pernah bertemu dengan gadis ini?
”Darimana kau tahu namaku? Apa Flame bercerita padamu?” tanyaku penasaran. “Atau kau pernah melihatku?”
“Aku memang pernah menceritakan L padamu Melon, tapi apa kalian pernah bertemu sebelum ini? Bagaimana bisa kau mengenali L begitu saja?” tanya Flame heran.
Melon terdiam. Sepertinya ada sesuatu yang disembunyikannya. Dia lalu berkata, ”Ah, tidak... aku hanya menebak. Kalian kan satu tim.”
”Ho... begitu rupanya.” Aneh sekali aku ini, hal seperti itu saja aku tak mengerti. ”Lalu apa alasanmu mengkhianati mereka? Apa kau ini mata-mata?” tanyaku. Aku pun langsung teringat pada Volta. ”Atau kau mau menjebak kami?”
”L, aku percaya padanya. Bagaimanapun dia telah menyelamatkanku,” bela Flame mendengar pertanyaanku pada Melon. Dia lalu membantuku berdiri.
“Tak masalah Flame, bagaimanapun aku musuh kalian, kalian patut curiga,” jawab Melon membenarkan pertanyaanku. “Tapi aku sama sekali tak berniat menjebak ataupun melukai kalian. Saat ini aku sedang melarikan diri dari kejaran rekan-rekanku. Sepertinya mereka marah besar.”
”Memangnya apa yang telah kau lakukan sehingga mereka patut marah besar?” tanyaku semakin penasaran.
Melon lalu mengeluarkan sebuah bola berwarna biru yang berkilat. Bola itu mirip dengan Orb merah yang dicuri oleh Volta. Apakah itu... jangan-jangan...
”Orb biru!” Flame tersentak kaget. ”Kau mengambil Orb biru?”
Melon mengangguk. ”Segera setelah aku mendengar Tim Aqua berhasil mendapatkan Orb Merah, aku langsung bergerak untuk mencuri bola ini. Dengan begitu akan sulit bagi Tim Aqua untuk mendapatkan Kyogre.”
”Kau ini... sebenarnya siapa?” tanyaku makin tak mengerti. ”Kenapa bisa kau, anggota Tim Aqua tidak menginginkan mendapatkan Kyogre?”
Melon tersenyum mendengar perkataanku. Dia lalu berkata, ”Dari awal aku memang tak tertarik untuk menangkap Kyogre. Bukan itu tujuanku bergabung dengan Tim Aqua.”
”Lalu?”
”Tujuanku bergabung dengan Tim Aqua adalah...” Melon meneruskan, wajahnya berubah penuh kebencian, ”.... adalah untuk bisa menghancurkan mereka, sebagaimana yang mereka lakukan saat menghancurkan kotaku!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...