SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Senin, 03 Mei 2010

L's Diary: Eps. 71 - Liburan Dimulai

wooper gifEpisode 71: Liburan Dimulai


Kami bertiga sudah tiba di kota Lilycove menggunakan helikopter. Tak ada yang berubah dari kota ini sejak pertarungan kami dengan Nanta Paciolo. Dan selama dalam liburan ini, kami bertiga akan menginap di motel Cove Lily, motel yang sama tempat kami menyergap Nanta. Kami memesan tiga kamar di lantai atas untuk masing-masing dari kami. Rencananya kami akan berlibur di kota Lilycove ini selama seminggu.

Saat ini aku tengah melamun di jendela kamarku, menikmati pemandangan kota Lilycove yang indah. Kulihat hamparan laut nun jauh disana serta hamparan langit biru. Aku teringat mengenai legenda yang ada di provinsi Hoenn mengenai Pokemon super purba yang hidup beratus-ratus tahun yang lalu. Ada tiga Pokemon dalam legenda Hoenn, namun aku hanya tahu dua saja yaitu Groudon sang Pokemon benua dan musuh abadinya, Kyogre sang pokemon samudra. Aku tak tahu apa Pokemon yang ketiga, tapi sepertinya Pokemon itu menguasai udara atau langit, mengingat Groudon adalah penguasa daratan sementara Kyogre adalah penguasa lautan.

”L, kamu mau sampai kapan melamun di kamar?” tiba-tiba terdengar suara Flame. Aku menoleh dan memang itu Flame dengan Flareon di sampingnya.

”Tak bisakah kau mengetuk pintu sebelum masuk?” sahutku dengan nada sinis. Jujur saja aku masih sedikit marah dengan perlakuannya waktu itu.

”Kau masih marah ya padaku?” tanya Flame kemudian. “Sudahlah, lupakan masalah itu. Kita disini sedang berlibur, jangan sia-siakan kesempatan yang diberikan oleh paman. Lagipula aku tak mungkin memberikan ciuman pertamaku begitu saja kepada laki-laki. Aku hanya ingin memberikan ciuman pertamaku pada lelaki yang aku cintai. Maafkan aku ya L?”

Aku terdiam. Ya, aku memang sudah mengakui kalau aku salah. Aku memang tak boleh memaksa Flame melakukan apa yang tidak dia inginkan, meskipun itu adalah sebuah janji. Baiklah, aku memang harus melupakan masalah itu dan menikmati liburanku.

”Aku yang seharusnya meminta maaf,” jawabku kemudian. ”Aku tak boleh memaksamu melakukan apa yang tidak kau inginkan. Aku benar-benar jahat, tak sepantasnya aku meminta hal seperti itu darimu, walaupun itu sebuah taruhan.”

Flame tersenyum. ”Baiklah, kita sudah saling memaafkan. Kalau begitu kau pasti tak mau membuat Badut menunggu hingga menghitam karena sinar matahari di pantai bukan? Kupikir dia lupa membawa tabir surya.”

Aku tersenyum dan kemudian mengangguk. ”Baiklah, mari kita pergi!”


Aku akhirnya menuruti keinginan Flame dan pergi ke pantai. Tampak disana Badut dan Electabuzz telah menunggu sambil berjemur di pantai. Badut terlihat memakai kaos basket oranye bernomor empat.

”Kalian lama sekali sih?” protes Badut. ”Liburan ini untuk kita semua, bukan hanya untuk aku saja. Aku tak enak kalau menghabiskan liburan ini berdua saja dengan Electabuzz.”

”Iya, aku juga tak terima kalau kau sendiri yang menikmati liburan ini,” sahutku. Aku mengeluarkan semua pokeball dan melemparkannya satu persatu. Sandslash, Ninjask dan Tropius langsung keluar dengan wajah riang. ”Mereka semua juga ingin berlibur!”

”Hei, jangan lupakan aku,” ujar Flame kemudian. Dia kemudian melepaskan pakaian yang dipakainya dengan cepat seperti pesulap. Bersamaan dengan itu dia juga melemparkan pokeballnya. Tampak Flareon, Mightyena dan Crobat hadir di sekelilingnya. Aku terkejut saat dia menarik cepat pakaiannya. Rupanya dia telah mengenakan pakaian renang berwarna hijau dibalik bajunya. ”Tarra! Flame Evers dan pokemonnya siap berlibur!” usai mengatakan itu dia langsung berlari menuju laut.

Aku dan Badut hanya terdiam memandangnya dengan takjub. Flame tampak cantik dan seksi dalam balutan pakaian renang itu. Ada tulisan ”Ever” pada bagian dada sebelah kiri di pakaian renang itu. Kupikir itu adalah nama belakang Flame.

BLETAK! Tiba-tiba sebuah pukulan mendarat di kepalaku. Rupanya Badut yang memukul. ”Dasar ngeres!” umpatnya.

”Hei, aku kan tidak melakukan apa-apa?” protesku. Namun Badut tak menghiraukan. Dia malah mengeluarkan Kadabra dan juga Magmar. Setelah itu dia kembali berjemur dengan santainya.

Aku menghela nafas dan ikut berbaring. Aku sendiri memakai kaos hitam dengan tulisan ”Friend” di atasnya. Kalau Badut dan Flame menikmati liburannya, kenapa aku tidak?

Aku duduk di atas pasir sambil mengamati Pokemon-Pokemon yang bermain di pantai, dan sesekali mengamati Flame bermain bersama anak-anak kecil. Flame tampak senang sekali, sepertinya dia sangat menikmati liburannya kali ini.

Lama aku mengamati pemandangan pantai kota Lilicove yang indah, tiba-tiba kulihat Flame melambaikan tangan ke arahku dan Badut. Sepertinya dia memanggil kami.

”Badut, Flame memanggil kita tuh,” kataku pada Badut yang tengah asyik berbaring.

”Ada apa sih?” tanyanya sembari bangkit dari tidurnya.

”Entahlah,” jawabku tak mengerti. ”Tapi tampaknya dia ingin mengenalkan kita pada lelaki dengan kamera itu.” Aku mengira begitu karena tampak Flame sedang berbincang dengan seorang lelaki berkaos merah garis-garis dan bercelana jeans.

Karena penasaran, kami berdua pun berdiri dan berjalan ke arah Flame.

”Kenapa kalian lama sekali?” protes Flame setelah kami sampai di tempatnya.

”Ada apa sih? Kau mengganggu istirahatku saja,” keluh Badut kesal.

“Maaf mengganggumu Badut, L. Kuperkenalkan kalian pada Todd Snap, dia fotografer Pokemon,” ujar Flame sambil menunjuk lelaki berkaos merah yang dimaksud itu. “Aku memintanya untuk memotret kita bertiga.”



“Memotret kita bertiga? Apa maksudmu?” tanyaku tak mengerti.

”L, kita kan sudah lama bersama dalam regu ini, aku ingin mengabadikan kebersamaan kita dalam sebuah potret,” terang Flame.

”Hei, aku tak suka dipotret,” protes Badut.

”Ayolah, kali ini saja,” ujar Flame memohon. ”Aku ingin memiliki kenangan akan perjalanan kita selama ini.”

”Oh, baiklah...” Badut mengalah.

Flame tersenyum. ”Kalau begitu kau sudah bisa mulai memotret Todd.”

”Baiklah,” jawab lelaki bernama Todd. ”Bisakah kalian berkumpul bertiga?” pinta Todd. Kami bertiga kemudian saling mendekat. Todd terdiam. Dia mengamati kami dengan seksama. Sepertinya ada yang dia pikirkan. ”Aku ingin Badut ada di tengah, L ada di sebelah kiri, dan kau Flame, kau ada di sebelah kanan.”

”Memangnya kenapa?” tanya Badut sewot. Tampaknya dia ingin segera mengakhiri sesi foto bersama ini.

”Sudahlah, lakukan saja,” sahut Flame. ”Todd ini profesional, dia pasti tahu apa yang dia lakukan.”

”Oh, baiklah...”

Kami kemudian membentuk formasi seperti yang diperintahkan Todd. Aku di sebelah kanan, Badut di tengah, dan Flame di sebelah kiri.

”Oke, siap-siap ya.... ” Todd memberi komando. ”Satu…dua....” tiba-tiba saja Badut merangkul bahuku dan Flame. Secara reflek tangan kiriku merangkul tubuhnya. Aku tersenyum simpul, Badut nyengir kuda, dan Flame tersenyum manis. ”....Tiga!”

CLICK!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...