

”Kesalahanmu adalah kau menggunakan Pokemon buah-buahan tak berguna itu!” teriak Volta lantang. ”Magmar, pukulan api!”
Magmar melompat cepat dan menghujamkan pukulannya ke arah Tropius. Tropius terlempar jauh dan akhirnya terkapar di atas tanah. Tropius pingsan dan tidak dapat melanjutkan pertarungan. Bukan itu saja, Magmar juga melompat dan memukul jatuh Ninjask.
”Tropius! Ninjask!” teriakku melihat Tropius dan Ninjask terkapar tak berdaya. ”Kurang ajar kau Volta! Jangan panggil aku L kalau aku tidak bisa mengalahkanmu! Keluarlah, Sandslash!” Kulemparkan Poke Ball berisi Sandslash dengan cepat. Sandslash pun muncul dan telah siap bertarung. ”Sandslash, galian!”
Sandslash langsung menggali tanah dan hilang di dalam tanah. Tiba-tiba di tanah di bawah Magmar meledak dan muncul Sandslash yang langsung menghajarnya. Kini balik Magmar yang terpental jauh. Di luar dugaan, Magmar masih bisa bertahan.
”Kau lihat sendiri kan, Pokemonku lebih tangguh dari yang kau kira,” ledek Volta.
”Kau terlalu cepat mengambil kesimpulan, Sandslash pukulan penghancur batu!”
”Magmar, pukulan api!”
Aku dan Volta sama-sama memberikan perintah. Pukulan penghancur batu dari Sandslash pun beradu dengan pukulan api dari Magmar. Keduanya saling menahan tangan masing-masing yang saling beradu, berusaha mempertahankan diri agar tidak terjatuh. Pertarungan pukulan elemen itu kemudian dimenangkan oleh Sandslash saat Magmar jatuh terperosok ke tanah.
Volta mendengus kesal melihat Pokemonnya jatuh. Dia lalu mengembalikan Magmar ke dalam bola sementara tangannya yang lain mengeluarkan sebuah Poke Ball. Dilemparkannya Poke Ball itu ke udara dan keluarlah Pokemon yang selama ini menjadi andalannya, Electabuzz.
”Sekarang aku mulai serius, L.... atau mulai sekarang kau akan kupanggil dengan Lunar, sebagaimana kau memanggilku dengan nama asli.”
Sandslash telah memasang kuda-kuda serangan, demikian pula dengan Electabuzz. Ini adalah pertarungan kedua mereka setelah pertarungan perkenalan di regu G dulu.
”Volta, aku takkan main-main,” sahutku.
”Lunar, kali ini kupastikan kau akan kalah!” teriak Volta keras. ”Electabuzz, penghancur bata!”

Electabuzz melompat menerjang ke arah Sandslash dia melakukan pukulan karate tepat di atas kepala Sandslash. Sandslash bereaksi cepat. Dia pernah mengalami hal ini sebelumnya, karena itulah dia kemudian menahan pukulan tersebut dengan kedua tangannya. Sandslash mungkin dapat menahan pukulan itu, namun kemampuan statik Electabuzz mempengaruhinya dan membuat Sandslash terjatuh. Saat itulah dengan cepat Electabuzz kembali bergerak.
”Electabuzz, pukulan terfokus!” perintah Volta melihat keadaan Sandslash. Electabuzz kemudian tampak berdiri tenang sambil mengamati Sandslash dengan tajam.
Pukulan terfokus adalah serangan yang terjadi dalam dua giliran. Pada giliran pertama, Pokemon yang menggunakannya akan meningkatkan fokus konsentrasi dan akan melayangkan pukulan dengan akurasi penuh pada lawannya. Kekuatan pukulan ini sangat kuat dan bisa langsung menjatuhakan lawan. Sandslash dalam bahaya sekarang.
”Sandslash, gunakan sayatan! Hentikan konsentrasi Electabuzz!” teriakku panik. Namun percuma, efek statik tadi berhasil melumpuhkan Sandslash. Memang dalam status lumpuh akibat statik Pokemon masih bisa bergerak, namun peluangnya cukup sedikit. Kuharap Sandslash mendapatkan peluang itu, namun ternyata aku salah. Sandslash masih tak bisa bergerak.
”Berharaplah lain kali, Lunar!” ledek Volta. ”Terimalah pukulan terfokus ini!”
Secara mendadak Electabuzz melompat cepat ke arah Sandslash dan melayangkan pukulan yang begitu keras kepada Sandslash. Sandslash tak berkutik dan kemudian terpental ke belakang dan menabrakku keras. Aku pun terjatuh ke tanah.
”Sandslash...” bisikku pelan melihat keadaan Sandslash yang pingsan tak berdaya. Harusnya aku memiliki keuntungan karena Sandslash imun terhadap serangan bertipe listrik, namun ternyata Electabuzz menggunakan serangan bertipe petarung.
”Kau lihat sendiri kan?” kata Volta mengejekku. ”Sekarang aku yang memenangkan pertarungan ini. Cukup singkat bukan? Lunar, kau ini hanya pecundang!”
Aku terdiam. Aku tak bisa berkata-kata lagi. Volta benar. Aku hanya pecundang. Aku telah kalah, tak kusangka aku akan kalah secepat ini. Aku... aku benar-benar seorang pelatih Pokemon yang payah. Tapi aku takkan menyerah. Aku telah berjanji akan membawa kembali Volta. Aku telah berjanji akan merebut kembali Orb merah yang telah direbutnya. Kalaupun semua Pokemonku telah kalah, tapi aku masih memiliki diriku. Aku masih memiliki kesempatan untuk menghentikan Volta dengan kemampuanku sendiri.
Aku bangkit berdiri. Kukembalikan semua Pokemonku yang telah pingsan ke dalam bola mereka dan kemudian memandang Volta dengan tatapan tajam.
”Kenapa kau? Masih belum puas rupanya?” tanya Volta melihatku berdiri. “Kau sudah kehabisan Pokemon, sementara aku masih memiliki Electabuzz. Kau pikir bisa menghentikan aku?”
“Semua Pokemonku memang sudah pingsan...” sahutku pelan. ”... tapi aku masih punya tubuhku!”
Bersamaan dengan itu aku berlari ke arah Volta berniat menangkapnya secara langsung. Volta yang tak menyadari hal tersebut tampak terkejut. Aku cukup cepat berlari hingga Electabuzz terlambat menyadarinya. Dengan cepat pula aku telah menerjang Volta. Kami berdua terjatuh, tapi aku berhasil menguncinya.
”Aku telah menangkapmu Volta, kau tak bisa kemana-mana...” ujarku meyakinkan. ”Bahkan Electabuzz takkan bisa membantumu.”
”Oh, ya?” sahut Volta seraya mendelik ke arahku. ”Bagaimana kalau kau coba yang ini....
Aktifkan kemampuan.... Statik!”
Tiba-tiba saja tubuh Volta mengeluarkan kilatan-kilatan listrik yang langsung menjalar ke tubuhku. Aku merasakan sengatan listrik dan entah mengapa kemudian aku merasa sangat lemah dan tak bisa menggerakkan tubuhku. Aku merasa lumpuh.
“Ap...apa yang kau lakukan padaku?” tanyaku terkejut.
Tubuhku kemudian terjatuh begitu saja ke tanah sehingga Volta bisa membebaskan dirinya dari kuncianku. Dia kemudian berdiri dan menatapku tajam seraya berkata, ”Lunar... persahabatan kita.... selesai disini...”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda sopan, Sandslash pun segan...