


Sekarang aku, nona Ester, dan Parmin sudah berada di dalam balai kontes atau Contest Hall, bangunan besar tempat diselenggarakannya kontes Pokemon. Balai ini begitu ramai dan banyak penonton yang datang untuk menyaksikan. Kami sendiri duduk di bangku paling depan dan sebentar lagi kontes Pokemon kota Slateport akan segera dimulai.
”Selamat datang para penonton, penggemar kontes Pokemon di balai kontes kota Slateport,” sapa MC kontes, seorang wanita berambut cokelat sebahu. ”Sebelum kontes ini dimulai, akan ada pertarungan ekshibisi antara dua koordinator tangguh, Lydia Servada atau si Angin Perak dari kota Verdanturf melawan koordinator misterius dari region nun jauh disana, L.”
L? Apa maksudnya ini? Kenapa nama orang itu L? Nama itu mirip sekali dengan nama insialku. Aku jadi penasaran dengan koordinator bernama L tersebut.
”Kak L, namanya sama dengan namamu,” ujar Parmin.
”I...iya, aku juga kaget,” sahutku.
”Sepertinya akan menarik nih,” timpal nona Ester.
”Sekarang kita panggil, koordinator dari kota Verdanturf, dijuluki si Angin Perak, sambutlah... Lydia Servada!”
Pintu panggung kontes perlahan terbuka dan kakakku muncul dengan pakaian khasnya, pakaian berwarna hijau besar lengkap dengan bandana berwarna senada di kepalanya.

Pintu panggung di seberang pintu kak Lydia terbuka dan kemudian muncul seorang wanita berambut putih dengan syal putih panjang menutupi lehernya. Wanita itu memakai cadar yang juga berwarna putih menutupi wajahnya. Yang bisa kulihat hanya sepasang matanya yang memiliki sorot tajam.
”Si L itu sangat misterius ya?” komentar nona Ester melihat penampilan koordinator misterius yang menjadi lawan kak Lydia. Aku mengangguk setuju dengan komentar nona Ester. Koordinator adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti kontes Pokemon.
Aku tak tahu kenapa, tetapi aku merasakan sesuatu yang aneh saat melihat wanita misterius yang menjadi lawan kak Lydia. Sepertinya aku pernah mengenalnya, sepertinya wanita itu begitu dekat denganku... perasaan apa ini?
*
Lydia’s Diary
Bagian ini dilihat dari sudut pandang Lydia Servada...
Aku berdiri dengan gugup di atas panggung kontes. Sudah lama aku tidak mengikuti kontes Pokemon, jadi aku sedikit gugup apalagi lawan di depanku sangat aneh. Sosok wanita bernama L itu entah mengapa seperti aku kenal. Aku merasa begitu dekat dengannya, aneh sekali.
”Akhirnya aku bertemu dengan Angin Perak dari kota Verdanturf, suatu kehormatan bagiku,” ujar wanita itu dengan suara bergetar tetapi terdengar sangat tegas.
”Siapa namamu? Pasti L itu bukan namamu yang sebenarnya,” tanyaku penasaran.
Wanita bernama L tidak menjawab, dia hanya mendengus. Wajahnya tertutup cadar putih, membuatku sulit untuk mengenalinya hanya dari sepasang matanya yang tajam. Tapi kenapa rasanya tatapan itu begitu hangat dan damai?
”Aku akan memberikan namaku, kalau kamu bisa mengalahkanku,” jawab wanita bernama L. ”Cukup adilkan?”
”Kalau begitu, aku akan berusaha mengalahkanmu,” sahutku mencoba menutupi ketakutanku. Terus terang aku merasakan ketakutan, seolah-olah wanita itu mengeluarkan aura yang sangat menyeramkan.
”Pemirsa kontes yang terhormat, kita akan segera memulai pertarungan ekshibisi ini. Langsung saja, pertarungan ekshibisi kontes Pokemon kota Slateport.... dimulai!”
Vivian Meridien, MC kontes ini pun memberikan aba-aba memulai dan sekarang saatnya pertunjukan!

”Tunjukkan kepandaianmu... Chimecho!” Wanita bernama L melemparkan PokeBall dan muncullah Pokemon menyerupai lonceng berwarna putih merah. Bersamaan dengan keluarnya Chimecho, muncul sinar violet yang bergerak meliputi Chimecho dan menyebar ke seluruh balai kontes.
”Wow! Menakjubkan! Pelangi yang diciptakan Surskit milik Lydia mendadak lenyap tergantikan oleh sinar violet dari L. Poin pun imbang pada kemunculan keduanya... ini akan menjadi pertarungan yang sangat menarik!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda sopan, Sandslash pun segan...