
Kembali ke Lunar’s Diary...
Kalau bukan karena desakan kakakku, aku mungkin tidak berada disini sekarang, berjemur di pantai Slateport yang indah bersama nona Ester dan si bodoh Parmin. Bukannya aku tidak suka, tapi aku sudah terlalu antusias dengan pencarian Groudon hingga kupikir tak ada waktu yang boleh disia-siakan untuk mencarinya. Meski begitu aku tak menyesali liburan ini. Disini aku bisa melihat wajah manis nona Ester terus-menerus. Kami bermain di pantai bersama Pokemon-Pokemon kami, dan juga dengan si Parmin yang memilih mencari bebatuan berkilau bersama Poliwhirlnya di bibir pantai. Nona Ester sendiri hampir selalu memberikan senyumnya padaku, membuatku merasa sangat bahagia. Apalagi yang lebih membahagiakan dari melihat kekasih kita bahagia?

”Sepertinya kalian adalah sepasang kekasih yang sedang berbahagia,” tiba-tiba terdengar suara laki-laki saat nona Ester sedang mencubit lenganku karena keisenganku mengamati cewek-cewek seksi berbikini. Kami berdua kemudian menoleh dan mendapati seorang laki-laki berambut cokelat dengan kaos bergaris yang menenteng sebuah kamera. Wajah lelaki itu sepertinya kukenal. Oh iya! Diakan fotografer yang waktu itu ada di pantai Lilycove! Tumben aku bisa langsung mengingatnya...
”Anda kan...”
”Ah, kita bertemu lagi,” potong fotografer itu sebelum aku sempat menyelesaikan perkataanku. Dia lalu menjabat tanganku erat. ”Tepat sekali, aku Todd Snap, seorang fotografer Pokemon. Kita bertemu di pantai Lilycove, saat itu kau sedang bersama dua temanmu, seorang gadis berambut merah dan lelaki berambut pirang. Benar kan?”

”Seperti yang kau lihat, mengamati indahnya pemandangan pantai Slateport dan tentu saja berburu foto-foto Pokemon yang menarik.”
”Berburu foto Pokemon atau berburu foto cewek berbikini?” ledekku iseng. ”Sudah, mengaku sajalah... itukan yang kau cari disini?”
”Ti...tidak kok... aku hanya.... hey, siapa gadis manis ini? Terakhir aku bertemu dengamu, kau bersama dengan gadis berambut merah, sekarang kau bersama si hitam manis ini...” Todd langsung mengalihkan topik pembicaraan.
”Namaku Spectra, seperti yang sudah kau tebak tadi, aku memang kekasih Lunar,” jawab nona Ester memperkenalkan diri.
”Senang bertemu dengan Anda nona Spectra. Kenalkan namaku Todd, aku adalah fotografer Pokemon yang handal,” sahut Todd menjabat tangan nona Ester. ”Lunar sangat beruntung memiliki kekasih secantik Anda...”
”Ah, kau pandai memuji,” ujar nona Ester tersipu malu. Kulihat pipinya bersemu merah karenanya.
”Hei...hei...” selaku cemburu.
”Sebagai hadiah untuk merayakan pertemuanku kembali dengan Lunar, bagaimana kalau aku memotret kalian berdua,” tawar Todd kemudian. ”Kalian terlihat sangat serasi dan hal itu sangat sayang dilewatkan untuk direkam ke dalam sebuah potret. Apa kalian setuju dan mau kupotret?”
”Tentu saja kami mau, iyakan sayangku Lunar?” tanya nona Ester mengerlingkan matanya padaku sambil tersenyum. Aku hanya mengangguk mengiyakan.
”Baiklah, kalau begitu kalian mendekatlah, dan bawa serta Pokemon kalian, aku ingin memotret ekspresi kalian bersama Pokemon,” ujar Todd seperti biasa... memberi komando. ”Aha, kau punya Obalie, aku ingin Obalie bertengger di bahumu, itu pasti sangat fotogenik,” lanjut Todd saat menyadari Polar sedang bermain-main di sekitarku.
”Baiklah, seperti yang kau minta,” jawabku. Aku lalu mengangkat Polar dan mendudukkannya di bahu kananku.
”Bagaimana dengan nona Spectra? Apa Anda memiliki Pokemon untuk berfoto bersama?” tanya Todd beralih pada nona Ester.
”Tentu saja, tak perlu bertanya soal itu,” jawab nona Ester. Mendadak Banette muncul dari belakang tubuhnya dan langsung bertengger di bahu kirinya.
”Oh, tidak.... apa kau tak punya Pokemon lain selain yang bertipe hantu?” tanyaku ketakutan.
”Sayangnya Lunar, aku ini spesialis Pokemon hantu,” jawab nona Ester santai. ”Baiklah Todd, tunggu apalagi? Segera potret kami berdua.”
”Sip, tentu saja,” sahut Todd. ”Tapi Lunar, tak bisakah kau sedikit mendekat pada Spectra? Bukankah kalian ini sepasang kekasih? Berposelah yang mesra layaknya sepasang kekasih.”
”I... iya sih, kami memang sepasang kekasih... tetapi...”
”Ayolah Lunar, hanya sebentar saja,” potong nona Ester. ”Tak bisakah kau melupakan rasa takutmu sejenak dan menikmati liburan ini denganku?”
”Umm... baiklah...” jawabku pasrah. Aku lalu mendekatkan tubuhku pada tubuh nona Ester dan kemudian merangkulkan tanganku di bahunya. Diam-diam kusadari Banette melirik ke arahku dan langsung membuatku bergidik.
”Baiklah, kalian berdua tersenyumlah,” ujar Todd memberi instruksi. Dia lalu bersiap memotret kami. ”Dalam hitungan ketiga... satu, dua...tiga... say cheese!”
Sudah hitungan ketiga tetapi kamera Todd belum juga mengeluarkan cahaya. Apa dia tak jadi memotret kami?
”Lunar...” bisik nona Ester. Aku menoleh dan melihatnya melotot ke arahku. Tiba-tiba dia berteriak keras... ”TERSENYUMLAH!”
”I...iya...” jawabku tergagap mendengar teriakannya yang cukup memekakkan telingaku. Aku pun melihat ke kamera, memaksakan sebuah senyum dan...
CLICK!
Potret kami berdua berlibur di pantai pun selesai diambil dan tanpa pernah kuduga, potret ini akan menjadi potretku bersama nona Ester yang pertama... sekaligus yang terakhir...

BAB XXVI Selesai....
Keterangan alih bahasa:
Balai kontes – Contest Hall
Syal Biru – Blue Scarf
Tarian Hujan – Rain Dance
Racun – Toxic
Anti Racun – Antidote
Tembakan Es – Ice Beam
Pikiran Tenang – Calm Mind
Saikik - Psychic
Angin Perak – Silver Wind
Aroma Wangi – Sweet Scent
Angin Puyuh – Whirlwind
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda sopan, Sandslash pun segan...