
PERINGATAN!!!
EPISODE INI MENGANDUNG MATERI KEKERASAN YANG TIDAK BAIK UNTUK ANAK DI BAWAH 13 TAHUN!!!
--Not in my diary--
”Tentu saja aku tahu, karena yang membunuhnya adalah..... AKU!”
Spectra terkejut. Dia tidak percaya dengan yang baru saja didengarnya. ”Kau... kau bercanda bukan? Tidak mungkin... Nenek Agatha adalah pelatih yang kuat!”
”Kau tidak percaya? Atau kau mulai ketakutan?”
”Kurang ajar! Aku... aku tidak akan memaafkanmu!” Spectra berteriak keras. Dia begitu marah mendengar bahwa nenek Agatha yang menjadi idolanya sejak kecil tewas dibunuh oleh sosok misterius di depannya. Dia tak bisa menahan diri lagi dan dengan cepat tangannya sudah bergerak melemparkan PokeBall yang sudah dipersiapkan sedari tadi. ”Keluarlah Banette!” Banette andalan dan kesayangan Spectra muncul, menampakkan wajah garangnya. Sesaat kemudian sebuah informasi terkirim ke pikiran Spectra, membuat dahi Spectra berkerut, sangat terkejut. ”Ti... tidak mungkin.... kau... kau bukan...”
”Jadi Pokemon hantu andalanmu adalah Banette? Menarik sekali. Melihat dari reaksimu aku tahu apa yang mengganggu pikiranmu. Banette memiliki kemampuan yang bisa mengetahui benda-benda yang dibawa oleh Pokemon atau orang lain tanpa melihatnya langsung, Frisk. Kupikir Banette sudah mengatakannya padamu, apa saja yang ada di tubuhku, jadi sudah sepantasnya kau menyerah sebelum semuanya terlambat. Bergabunglah denganku, aku akan sangat senang menerimamu.”
”Aku tidak percaya ini... aku tidak percaya... bagaimana mungkin kau... kau bukan... kau bukan manusia!” Spectra mulai menunjukkan ekspresi takutnya. Dia adalah wanita yang sangat berani, belum pernah dia merasakan ketakutan sebesar sekarang. Sosok misterius itu benar-benar membuatnya merinding tak tertahankan.
”Jadi, apa kau berubah pikiran karenanya?”
Spectra terdiam. Dia berusaha menenangkan dirinya sendiri. Sulit menerima kenyataan yang ada di depannya saat ini, tetapi dia tidak punya pilihan. Saat ini hanya satu hal yang bisa dilakukannya yaitu melawan sosok berjubah hitam yang ada di depannya, apapun yang terjadi!
”Aku adalah Elite Four,” ujar Spectra kemudian. ”Seorang Elite Four pantang untuk mencabut ucapannya. Aku sudah mengatakan kalau aku akan menghentikan semua kejahatanmu dan hal itu akan aku lakukan... apapun resikonya!”
”Kalau kau masih keras kepala dan itu maumu, apa boleh buat, aku terpaksa melenyapkanmu juga... sebagaimana yang kulakukan pada si tua Agatha. Kau boleh menyerang kapanpun kau mau, aku akan dengan sabar meladenimu.”
”Jangan banyak bicara menjelang kejatuhanmu, karena itu mungkin yang terakhir yang bisa kau katakan! Banette, cakar bayangan! Lumpuhkan dia!”

”Apa yang terjadi? Apa yang kau lakukan?” Spectra terkejut melihat yang terjadi di depannya saat Banette berada di genggaman Pokemon misterius itu.
”Kuperkenalkan kau pada salah satu Pokemon yang merupakan andalanku. Dia yang terkuat di antara yang lain, dan dengan dia aku menghabisi semua lawan-lawanku. Panggil saja dia raksasa kematian.... Biru Maut!”
”Raksasa kematian?”
”Akan kuperlihatkan bagaimana balasan yang pantas untuk siapa saja yang berani menentangku... spesialis Pokemon hantu terkuat di dunia!”
”Biru Maut, habisi Banette sekarang juga!” perintah sosok misterius kali ini dengan suara bergetar berlipat ganda dari sebelumnya. Pokemon biru muda yang dipanggilnya Biru Maut lalu mencengkeram, mengangkat tubuh Banette tinggi-tinggi. Banette tampak ketakutan dan kesakitan, berusaha melepaskan diri dari cengkeraman Biru Maut. Spectra yang melihatnya tampak panik.

Pokemon mumi yang dipanggil Dusclops lalu mengeluarkan bola hitam yang meluncur cepat ke arah Biru Maut. Biru Maut terlebih dulu menyadarinya dan Pokemon itu menggerakkan tangannya yang mencengkeram Banette dengan cepat, menjadikan Banette sebagai tameng serangan dari Dusclops. Bola bayangan dari Dusclops pun mengenai Banette dan Banette pun pingsan di genggaman Biru Maut.
”Tidak!” teriak Spectra.
”Sungguh ironis, seranganmu justru mengenai Pokemonmu sendiri... kau pasti akan sangat menyesal... hahahahaha.... ”
”Ku...kurang ajar!”
”Akan kulengkapi penyesalanmu karena telah menolak tawaranku yang menggiurkan.... akan kubunuh Banette! Biru Maut, habisi boneka konyol itu sekarang!”
Biru Maut kembali mengangkat tubuh Banette tinggi, kali ini langsung menghempaskannya ke tanah. ”Pukulan bayangan!” Biru Maut lalu menghantamkan dua pukulan beruntun dengan tangan kanan dan kirinya berkali-kali pada Banette yang terbaring lemah di tanah. Pukulan itu sangat kuat hingga memunculkan lubang besar di tanah. Entah apa yang terjadi pada Banette, tetapi hal itu adalah sesuatu yang tak termaafkan, menghajar Pokemon yang sudah tidak berdaya.
”TIDAKKK!” teriak Spectra histeris, membuat gerombolan Murkrow kembali keluar dari pepohonan dan terbang ke udara. Spectra tak bisa membendung air matanya dan kini dia menangis. ”Ku... kumohon... hentikan... hentikan... HENTIKAN!!!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda sopan, Sandslash pun segan...