PERINGATAN!!!
BAB INI MENGANDUNG MATERI KEKERASAN YANG TIDAK BAIK UNTUK ANAK DI BAWAH 13 TAHUN!!!
Episode 192: Panggilan
--Not in my diary--
”HENTIKAN!” teriak Spectra. ”Dusclops, tembakan es!”
Dusclops menembakkan sinar putih membekukan ke arah Biru Maut. Biru Maut menyadarinya, menghentikan pukulannya pada Banette dan tiba-tiba meluncur terbang ke angkasa. Tembakan es Dusclops pun meleset.
”Apa?!”
”Sebagai Elite Four, kau pasti tahu apa yang dilakukan oleh Biru Maut. Tapi tak ada salahnya kalau aku mengingatkan. Biru Maut melakukan jurus terbang, terbang ke atas pada giliran pertama dan menyerang dari atas pada giliran kedua yang itu artinya... sekarang!” Mendadak Biru Maut meluncur cepat dari langit dan menghantam Dusclops hingga terkapar di tanah. ”Biru Maut, lakukan hal yang sama pada Dusclops, pukulan bayangan!”
Biru Maut langsung menghantamkan pukulan bayangan berkali-kali pada Dusclops seperti yang dilakukannya pada Banette. Spectra begitu terperanjat melihatnya. Dia belum pernah melihat sosok sekeji itu.
”Tak heran kalau kau bukan manusia... kau benar-benar iblis!”
”Aku dijuluki malaikat pencabut nyawa bukan tanpa alasan, dan sekarang kau tahu alasannya,” jawab sosok misterius sambil terkekeh.
Spectra terdiam, tak ada gunanya memohon untuk menghentikan pembantaian itu karena sosok di depannya tidak memiliki hati. Keringat dingin mulai membasahi tubuhnya. Sosok misterius yang dihadapinya adalah sosok yang bukan manusia, dia sosok yang tak memiliki perasaan, dan yang lebih membuat Spectra merinding... sosok itu begitu kuat!
Biru Maut menghentikan pukulannya pada Dusclops yang sudah tidak berdaya. Mungkin saja Dusclops sudah tidak bernyawa akibat serangan brutal tersebut. Spectra tak kuasa mencegahnya. Kini yang harus dilakukannya adalah mengeluarkan kekuatan terhebatnya demi menghentikan sosok kejam bukan manusia yang saat ini ada di depannya.
”Bagaimana nona Spectra? Biru Mautku lebih kuat dari Pokemon milikmu bukan?” ejek sosok misterius. ”Ini membuktikan kalau akulah spesialis Pokemon hantu terhebat di dunia, tak ada yang bisa menghentikanku.”
”Jangan senang dulu, aku masih belum menyerah,” sahut Spectra berusaha keras menyembunyikan ketakutannya. Setakut apapun dirinya, dia tidak akan menunjukkannya pada lawan karena hal tersebut hanya akan melemahkannya. Dia harus berusaha menunjukkan keberanian dan semangat untuk bisa mengalahkan sosok menakutkan itu.
”Kalaupun kau menyerah sekarang, itu percuma saja,” jawab sosok misterius. ”Aku sama sekali tidak memilki niat untuk mengampunimu. Setelah penolakanmu tadi, yang aku inginkan saat ini adalah menghabisimu, membantaimu hingga tak tersisa!”
”Kita lihat saja, apa kau bisa melakukan hal itu.... karena aku yang akan lebih dulu menghentikanmu sebelum kau sempat melakukannya!”
Usai mengatakan hal itu Spectra langsung terdiam. Matanya terpejam lembut dan dia menempelkan kedua telapak tangan tepat di depan hidungnya, tampak sedang melakukan konsentrasi.
Perlahan-lahan tubuh Spectra terangkat ke udara, diikuti dengan munculnya sinar terang yang menyelimuti tubuhnya. Spectra melayang di udara dan dia melayang untuk beberapa saat sampai kemudian tiba-tiba...
”Namaku Spectra! Dengan perjanjian leluhur, aku memanggil kalian!” teriak Spectra keras. Matanya terbuka dan wajahnya menampakkan ekspresi kemarahan. Tangannya lalu bergerak dari depan hidungnya dan merenggang ke depan lurus, memunculkan sinar-sinar lain di sekitar tubuhnya. ”Kemampuan manusia Pokemon.... Perjanjian leluhur! Keluarkah Sableye, aku memanggil kalian!”
Mendadak suasana menjadi lebih senyap dari sebelumnya dan kilatan-kilatan cahaya muncul di sekitar Spectra, perlahan lenyap dan kini muncul banyak Pokemon menyerupai manusia cebol berwarna keunguan dengan mata seperti berlian. Pokemon itu ada begitu banyak mengelilingi Spectra yang tiba-tiba terjatuh di atas tanah. Kini tubuh wanita itu basah dengan keringat yang lebih banyak dari sebelumnya, seolah dia baru saja berlari sangat jauh. Wajahnya menunjukkan rasa lelah yang sangat, sementara berkali-kali nafasnya terengah-engah naik turun tak beraturan.
”Jadi kau menguasai kemampuan perjanjian luhur? Benar-benar di luar dugaan, kau benar-benar menarik,” komentar sosok misterius melihat yang terjadi di depannya. ”Tidak semua pelatih Pokemon bisa melakukan hal itu, hanya mereka yang berbakat dan memiliki ikatan dengan masa lalu yang bisa melakukannnya. Aku tak menyangka kau salah satu dari mereka.”
Spectra masih terengah-engah. Apa yang baru saja dilakukannya tadi benar-benar menguras seluruh tenaganya. Sebenarnya dia tidak ingin melakukan hal itu karena apa yang dilakukannya sangat beresiko dan membutuhkan tenaga begitu banyak. Tapi dia terpaksa melakukannya karena dia berpikir inilah cara terbaik untuk mengalahkan sosok kejam yang ada di depannya.
”Aku.... aku akan bisa... akan bisa mengalahkanmu.... dengan kemampuanku ini!” ancam Spectra di antara nafasnya yang tak beraturan. ”Dengan seratus Sableye, kau tidak akan punya kesempatan. Sableye, kepung dia!”
BAB INI MENGANDUNG MATERI KEKERASAN YANG TIDAK BAIK UNTUK ANAK DI BAWAH 13 TAHUN!!!

--Not in my diary--
”HENTIKAN!” teriak Spectra. ”Dusclops, tembakan es!”
Dusclops menembakkan sinar putih membekukan ke arah Biru Maut. Biru Maut menyadarinya, menghentikan pukulannya pada Banette dan tiba-tiba meluncur terbang ke angkasa. Tembakan es Dusclops pun meleset.

”Sebagai Elite Four, kau pasti tahu apa yang dilakukan oleh Biru Maut. Tapi tak ada salahnya kalau aku mengingatkan. Biru Maut melakukan jurus terbang, terbang ke atas pada giliran pertama dan menyerang dari atas pada giliran kedua yang itu artinya... sekarang!” Mendadak Biru Maut meluncur cepat dari langit dan menghantam Dusclops hingga terkapar di tanah. ”Biru Maut, lakukan hal yang sama pada Dusclops, pukulan bayangan!”
Biru Maut langsung menghantamkan pukulan bayangan berkali-kali pada Dusclops seperti yang dilakukannya pada Banette. Spectra begitu terperanjat melihatnya. Dia belum pernah melihat sosok sekeji itu.
”Tak heran kalau kau bukan manusia... kau benar-benar iblis!”
”Aku dijuluki malaikat pencabut nyawa bukan tanpa alasan, dan sekarang kau tahu alasannya,” jawab sosok misterius sambil terkekeh.
Spectra terdiam, tak ada gunanya memohon untuk menghentikan pembantaian itu karena sosok di depannya tidak memiliki hati. Keringat dingin mulai membasahi tubuhnya. Sosok misterius yang dihadapinya adalah sosok yang bukan manusia, dia sosok yang tak memiliki perasaan, dan yang lebih membuat Spectra merinding... sosok itu begitu kuat!
Biru Maut menghentikan pukulannya pada Dusclops yang sudah tidak berdaya. Mungkin saja Dusclops sudah tidak bernyawa akibat serangan brutal tersebut. Spectra tak kuasa mencegahnya. Kini yang harus dilakukannya adalah mengeluarkan kekuatan terhebatnya demi menghentikan sosok kejam bukan manusia yang saat ini ada di depannya.
”Bagaimana nona Spectra? Biru Mautku lebih kuat dari Pokemon milikmu bukan?” ejek sosok misterius. ”Ini membuktikan kalau akulah spesialis Pokemon hantu terhebat di dunia, tak ada yang bisa menghentikanku.”
”Jangan senang dulu, aku masih belum menyerah,” sahut Spectra berusaha keras menyembunyikan ketakutannya. Setakut apapun dirinya, dia tidak akan menunjukkannya pada lawan karena hal tersebut hanya akan melemahkannya. Dia harus berusaha menunjukkan keberanian dan semangat untuk bisa mengalahkan sosok menakutkan itu.
”Kalaupun kau menyerah sekarang, itu percuma saja,” jawab sosok misterius. ”Aku sama sekali tidak memilki niat untuk mengampunimu. Setelah penolakanmu tadi, yang aku inginkan saat ini adalah menghabisimu, membantaimu hingga tak tersisa!”
”Kita lihat saja, apa kau bisa melakukan hal itu.... karena aku yang akan lebih dulu menghentikanmu sebelum kau sempat melakukannya!”
Usai mengatakan hal itu Spectra langsung terdiam. Matanya terpejam lembut dan dia menempelkan kedua telapak tangan tepat di depan hidungnya, tampak sedang melakukan konsentrasi.
Perlahan-lahan tubuh Spectra terangkat ke udara, diikuti dengan munculnya sinar terang yang menyelimuti tubuhnya. Spectra melayang di udara dan dia melayang untuk beberapa saat sampai kemudian tiba-tiba...
”Namaku Spectra! Dengan perjanjian leluhur, aku memanggil kalian!” teriak Spectra keras. Matanya terbuka dan wajahnya menampakkan ekspresi kemarahan. Tangannya lalu bergerak dari depan hidungnya dan merenggang ke depan lurus, memunculkan sinar-sinar lain di sekitar tubuhnya. ”Kemampuan manusia Pokemon.... Perjanjian leluhur! Keluarkah Sableye, aku memanggil kalian!”
Mendadak suasana menjadi lebih senyap dari sebelumnya dan kilatan-kilatan cahaya muncul di sekitar Spectra, perlahan lenyap dan kini muncul banyak Pokemon menyerupai manusia cebol berwarna keunguan dengan mata seperti berlian. Pokemon itu ada begitu banyak mengelilingi Spectra yang tiba-tiba terjatuh di atas tanah. Kini tubuh wanita itu basah dengan keringat yang lebih banyak dari sebelumnya, seolah dia baru saja berlari sangat jauh. Wajahnya menunjukkan rasa lelah yang sangat, sementara berkali-kali nafasnya terengah-engah naik turun tak beraturan.

Spectra masih terengah-engah. Apa yang baru saja dilakukannya tadi benar-benar menguras seluruh tenaganya. Sebenarnya dia tidak ingin melakukan hal itu karena apa yang dilakukannya sangat beresiko dan membutuhkan tenaga begitu banyak. Tapi dia terpaksa melakukannya karena dia berpikir inilah cara terbaik untuk mengalahkan sosok kejam yang ada di depannya.
”Aku.... aku akan bisa... akan bisa mengalahkanmu.... dengan kemampuanku ini!” ancam Spectra di antara nafasnya yang tak beraturan. ”Dengan seratus Sableye, kau tidak akan punya kesempatan. Sableye, kepung dia!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda sopan, Sandslash pun segan...